Cupid Ghost Pikku |
Tittle : Cupid Ghost
Author : @chibimiau
Lenght : Chapter
Genre : Romance & Little bit Comedy
Rating : General
Cast : 1. Anggi (OC / For Request)
2. Cho Kyuhyun As Kyuhyun & Kyohyun
[Anggi POV]
~Sehelai daun maple terbang terbawa angin~
“Hoahhh” Kataku dipintu keluar Incheon
Kurenggangkan seluruh persendian yang hampir merekat karena harus duduk selama 10 jam dipesawat. Udara Korea benar-benar berbeda dari Jakarta. Ini sungguh menakjubkan, aku bisa berdiri di negeri ginseng setelah sekian lama hanya menjadi angan-angan yang mungkin tak bisa kugapai. Dan sekarang lihatlah, aku disini, aku di Korea.
Kumasukkan tangan kedalam saku celana dan mengambil sesuatu yang kulipat. Kusunggingkan senyum melihat kertas yang tadi berada disaku celana.
“Aku di Korea. Aku di Korea. Aku di Korea” Kuangkat tinggi-tinggi kertas yang memberitahukan bahwa aku adalah pemenang undian Holiday to Korea, tanpa memperdulikan orang sekitar yang mulai memandangku aneh
“Aigoo.. koperku tertinggal dibelakang” Kutepuk dahi
Dan saat ku berbalik, BRUKKK… aku tersungkur dilantai dengan isi tas yang tumpah ruah, refleks kumasukkan semua barang-barang yang berantakan kembali kedalam tas, saat semua terlihat rapi dan keseimbangankupun telah kembali, kubangkitkan tubuh dan membungkuk.
“Jeosonghamnida” Kataku kepada seseorang dihadapanku yang mengenakan sweater hitam yang menutupi leher dipadankan dengan kacamata hitam besar dan topi hitam
Dia hanya balas membungkuk tanpa mengucapkan sepatah katapun, aku yang merasakan kondisi kikuk ini berjalan cepat meninggalkan namja itu dan mengambil koper yang kutinggalkan.
“Aneh sekali orang itu” Kutarik koper hijau yang berada dihadapanku sambil melirik kearah namja itu
“Bahkan dompet murahanku pun dia punya juga ckckck” Kugelengkan kepala saat melihat dompet kulit lusuh berwarna coklat yang menyembul keluar di tas jinjing yang dibawanya
“Dompet?!” Aku tercengang dan secepat kilat membongkar kembali isi tas
Sekali lagi kutepuk dahi dan berlari secepat kilat mengejar namja bersweater hitam yang berjarak 20 m didepanku.
“Hey tunggu, kau yang tadi menabrakku. Berhenti” kataku tersengal-sengal
Tapi langkahku terhenti saat dua orang pria berpakaian hitam-hitam berdiri menghadang jalanku. Kuperhatikan kedua sosok dihadapanku dengan nafas naik turun.
“Annyeonghasimnika agasshi. Dapatkah kami melihat ID cardmu?” Tanya mereka
“ID card?!” kataku gugup | “Ne, sepertinya anda bukan warga Korea” | “Ye, I’m not Korean citizen” aku berjalan mundur dan berlari | “Ayo ikut kami ke ruang keamanan” Mereka menarik tas yang membuatku berjalan mundur mengikuti mereka
“ahh.. ahjusshi I have ID card tapi dompetku diambil pria bersweater hitam itu” Aku meraung tak berdaya
***
~Sehelai daun Maple merah terbang mengikuti angin~
“Aku bukan TKI ahjusshi, apalagi seorang TKI illegal. Apa tampangku seperti seorang TKI?!” Gerutuku kepada kepala petugas keamanan dihadapanku
“Lantas kenapa kau tak menunjukkan ID card?!” Suaranya berat | “Sudah kubilang di airport dompetku diambil seorang namja aneh. Ini bila anda tidak percaya” Aku mengeluarkan passport
Dia mengambil buku berwarna hijau lumut yang kusodorkan kearahnya dan nampak melihat detail semua info yang berada disana. Kualihkan tatapanku dari ahjusshi gendut ini dan betapa terkejutnya kulihat namja itu tengah bercengkrama dengan salah satu petugas keamanan dipintu masuk.
“Namja itu” kataku melihat bolak-balik antara laki-laki yang berada dipintu masuk dan laki-laki yang berada dihadapanku
“tapi ini kesempatan, tak mungkin aku akan bertemu lagi dengannya” kutinggalkan ahjusshi petugas keamanan dan berlari mengejar namja itu dengan koper yang mulai sangat menyusahkan
“kemana perginya laki-laki itu?!” Saat aku berhenti ditengah kota dengan kerumunan warga Korea yang membuatku susah mengenali orang itu
Aku hanya bisa membuang nafas panjang. Kenapa jadi begini?! Liburanku. Apa yang harus kulakukan?! Uang, credit card, kupon menginap. Kuacak-acak rambut hitamku yang memang sudah berantakan.
***
Kududuk sendiri dibangku taman saat lembayung menyorot hampir seluruh pepohonan disekitarku. Kutatap kosong tanah didepan dan berkali-kali menghembuskan nafas panjang seakan-akan beban ini tak sanggup kupikul sendiri.
“Eotteokaeyo” kutenggelamkan wajah dibawah kesepuluh jemari tangan
“Apa kau merasa makhluk paling malang didunia hanya karena kehilangan dompet?!” Suara seseorang disebelahku
“Apa kau hanya bisa meratapi nasib dan menyalahkan keadaan dengan situasi yang sama sekali tak berpihak padamu?!” lanjutnya saat ucapan pertamanya tak kugubris
“Apa yang kau tahu tentang kehilangan dompet?! Kaupun bah.....” Aku tercekat melihat sosok disamping kananku
Refleks tubuhku bergeser beberapa senti darinya. Bahkan kata ‘nya’ tak dapat digunakan untuk mendeskripsikan sosok itu. Sosok namja.. namja transparant.
“Apa kau takut melihatku?!” bibir itu bergerak tapi yang kulihat hanya semak yang menjadi background makhluk ini | Aku tak bergeming mendengar ucapannya | “Bahkan untuk makhluk yang membuatmu berada di Korea?!” Senyum sinis itu terlihat jelas dari sebentuk wajah transparant | “Mwo?! Apa tadi yang kau ucapkan?! Makhluk yang membuatmu berada di Korea?! Jadi maksudmu kau yang membuatku menang dalam undian itu?!” Aku membelalakkan mata | “chotda” | “untuk apa?! Untuk membuatku jadi gelandangan di kota ini huh?!” kataku lebih berani sambil memandang makhluk yang berada 20cm didepanku | “Apakah otakmu selalu berisikan pikiran negatif?! Pantas saja keberuntungan enggan berdekatan denganmu”
Whuzzz... Angin sore membelai mesra rambutku dan menghantarkan makhluk disampingku menghilang entah kemana?!. Ku putar bola mata kekanan dan kekiri tapi tak kulihat sosok transparant itu. Makhluk apa tadi itu?!
***
Kulangkahkan kaki dengan gontai menyusuri trotoar yang penuh dengan kaki-kaki lain yang hendak melangkah menuju tujuan masing-masing. Kakiku terhenti keketika melewati sebuah restoran cepat saji dengan display makanan hangat yang mengebul dan minuman dingin yang bahkan embunnya terlihat seksi saat mengalir jatuh kebawah. Kutelan air liur yang mulai membanjiri kerongkongan dan berjalan mendekat kearah kaca restoran itu. Kutempelkan telapak tangan dikaca dan berkali-kali menelan air liur. Whuzzz... terasa angin malam mulai menusuk lubang pori-pori. Tiba-tiba sesuatu menutupi penglihatan aduhai dihadapanku. Kulihat benda itu dan tersenyum.
“Maple leaf. Omo.. neomu yeppeo!!” Kuraih tas yang berada dibahu kanan dan mengeluarkan sebuah buku berwarna merah marun dan meletakkan daun maple itu didalamnya kemudian menutup buku itu kembali
Kreeekkk.. Terdengar bunyi pintu restoran terbuka. Aku memandang seseorang pria yang memasuki restoran itu dan kembali membuang nafas panjang. Kulangkahkan kaki kembali tanpa tahu tujuan yang hendak kusinggahi.
***
“Mogo” perintah seseorang
Kupalingkan wajah kearah datangnya suara itu dan bergeser beberapa centi lagi dari makhluk yang tak pernah kuundang untuk datang. Dia menatapku sinis sambil menurunkan pandangannya dan akupun mengikuti arah pandangannya. Omo...
“Darimana kau dapatkan mie instan itu?” kataku melihat seporsi besar mie instan yang asapnya terlihat mengebul
“Itu tidak penting. Cepat makanlah dan tidur” Perintah makhluk itu
“Disini?” Tanyaku yang berada didepan pelataran toko
“Memang kau punya uang untuk menyewa sebuah hotel?! Bahkan motelpun kau tak sanggup membayar” lagi-lagi perkataan sinis yang dikeluarkannya
Kuraih mie instan yang berada didepan kaki transparant yang terlihat hitam karena tak ada cahaya yang menyorotnya. Kusandarkan punggung yang terasa sangat letih sambil memakan sedikit demi sedikit mie instan yang berada dipeganganku.
“Gomawoyo, tapi akan kubayar mie instan ini bila aku sudah punya uang” kataku kepada makhluk yang sekarang tepat berada disampingku
“Cihh.. bahkan disaat terpurukpun kau masih mementingkan harga diri” Makhluk itu menatapku tajam
“Karna hanya itu yang sekarang kupunya” Kulanjutkan menyeruput mie
Kembali kulihat makhluk transparant yang tengah melihat kedepan, entah apa yang dia lihat. Mungkin sebangsanya. Tapi wajahnya sungguh tak asing tapi aku tidak ingat pernah bertemu dengannya.
“Hei.. Makhluk apa kau ini? Kenapa tadi kau bilang, kau yang membuatku berada disini? Apa maumu terhadapku?” Kusentuh bahunya yang perlahan membuyar dan menyatu kembali saat kuangkat telunjukku dari bahunya
“Mauku terhadapmu?! Kau pikir aku akan menjualmu kepada rumah penyewaan gadis huh?! Bahkan jika aku melakukan itu tak akan ada orang yang akan menyewamu” Senyum sinisnya sangat menjengkelkan
“Lantas kenapa kau membuatku berada disini?” Tanyaku ketus
“Ada saatnya kau akan tahu tapi tidak sekarang, sekarang anggap saya aku dewa keberuntungan yang tak pernah datang dalam hidupmu” matanya lurus kedepan | “Jjinjja?! Kau bercanda” aku tersenyum sinis kepadanya “Ohh.. bila kau adalah dewa keberuntunganku bisakah kau buat aku tidur dihotel, dimotel juga boleh asal ada kasur empuk untuk berbaring” Aku tersenyum lebar | “Uangnya?!” Wajah transparant itu tepat berada dihadapan wajahku
Benar, aku pernah bertemu dengannya tapi dimana?!. Mata itu, bentuk wajah itu sangat kukenali. “Karena aku tidak punya uang makanya aku meminta bantuanmu” Kuletakkan wadah mie instan yang telah habis | “Berarti aku tidak bisa membantumu” Whuzzz... Lagi-lagi makhluk itu menghilang bersama angin.
“Dewa keberuntungan macam apa dia?! Sungguh amatir, akan kuberikan nilai rapor merah padanya” kukepal erat-erat tanganku yang mulai kedinginan.
***
“Gamsahamnida ahjumma” Aku membungkuk didalam sebuah kios bunga
Aku tersenyum puas karena berhasil mendapatkan pekerjaan, walaupun imbalannya tak seberapa tapi aku diperbolehkan tidur didalam kios sehingga tak harus berperang melawan dingin seperti semalam. “Lihatlah, bahkan tanpa makhluk itu aku bisa mendapatkan pekerjaan. Siapa bilang keberuntungan tak pernah menghampiriku” batinku
“Omo” saat kubalikkan tubuh terlihat makhluk transparant itu tengah melihat lurus kearahku dan berjalan setapak demi setapak mendekatiku. Kulirik wajahnya sinis “Lihat, aku tak perlu kau lagi. Keberuntungan ada dipihakku” | “Jeongmal?! Kalau begitu kenapa persyaratan penerimaan pegawai itu harus seorang wanita Indonesia berambut pendek dengan mata bulat yang besar?!” | Aku menatapnya dengan mulut terbuka dan dia tersenyum melihat kelakuanku.
“Ye?” kata ahjumma pemilik kios saat melihat ekspresiku | Kugelengkan kepala “A-aniyo ahjumma, adakah yang bisa kukerjaan sekarang?” kataku sambil terus melihat makhluk ini | “Ne, bisakah kau antarkan bucket bunga itu kealamat yang tertera disana?” katanya menunjuk bucket mawar merah yang berada di pojok ruangan | “Ne” Aku mengangguk
Kugaruk-garuk kepala saat melihat alamat yang tertera disecarik kertas yang tertempel di bucket.
“Kau sungguh bodoh” Makhluk itu melirikku tajam | “Apa yang kau katakan?!” | “Babo!” ekspresinya datar | “Apa kau merasa lebih pintar dariku huh?! Bahkan untuk memegang hidungmu saja kau tak mampu” kutatap matanya | Dia menatapku sinis dan menunjuk kertas yang sedari tadi kupegang | “Gangnam –do, bahkan selama 20 menit kau tak bisa membacanya?!” | Dia berjalan memimpin | Kutendang kerikil “Kau yang bodoh. Bagaimana bisa aku membaca garis, kotak dan lingkaran begitu?!” Kukayuh sepeda pink menembus tubuhnya | “Mongchu” teriaknya saat sepedaku menabrak tubuh transparant-nya membuyar seketika.
Kutertawa mendengar ucapannya, ‘rasakan’ batinku. Tawaku sirna ketika melihat makluk itu tepat berada disampingku sambil menerbangkan kertas alamat tujuan bucket mawar ini.
“Berikan padaku” Sambil terus kukayuh sepeda mengejar nya yang memimpin
~Daun Maple merah terhanyut oleh angin~
Ciiiiiitttttttt...... Kuhentikan tiba-tiba sepeda pink yang bergetar karena gerakan gemetar tanganku. Dengan nafas yang naik turun kulihat tanah dibawah sambil tercengang karena semeter saja jarak antara sepedaku dengan mobil Audi disamping kanan. Masih dengan muka pucat kutunduk badan kearah pengemudi yang telah membuka pintu mobil. Refleks kukayuh kembali sepeda dan akan meminta pertanggungjawaban dari mahkluk sinis itu.
“HEI DEWA KEBERUNTUNGAN AMATIR” teriakku mengayuh sepeda
***
Malam ini aku bisa tidur nyenyak diatas kasur lipat didalam kios. Aku sangat berterimakasih kepada ahjumma karena memperkenankanku untuk tidur sekaligus membantunya mengantarkan bunga. Saat tubuhku berbaring, kuamati makhluk itu yang sedari tadi hanya menatap lurus kedepan. Kuseret tubuhku mendekatinya.
“Yay.. Sudah beberapa hari ini kau mengikutiku tapi sampai saat ini bahkan aku tidak tahu namamu” Tak ada tanggapan darinya “Aku anggi...
“Mahasiswa semester akhir jurusan Akuntansi. Tinggi 155cm berat 39kg. Suka warna hitam tapi takut gelap” Kukedipkan mata beberapa kali melihatnya, bagaimana dia bisa tahu?!
“Aku yang membuatmu berada disini” Katanya seakan tahu pertanyaanku barusan
‘Lalu kau siapa?!” tanyaku | “Kyohyun” Jawabnya singkat | “Kyohyun?! Itu namamu?! Lantas bagaimana bisa kau menjadi makhluk transparant seperti sekarang?” | “Kecelakaan merenggut nyawaku” jawab Kyo sekenanya | “Mianhaeyo” Kataku merasa bersalah | “Kenapa harus minta maaf itu sudah takdir” Kali ini kulihat ekspresinya benar-benar sendu
“Ahh melihat ekspresimu sepertinya kau lapar. Aku telah membuatkan sesuatu untukmu sebagai balas budiku atas mie instan pemberianmu beberapa waktu yang lalu” Aku berjalan kesudut ruangan dan kembali dengan membawa sepiring penuh bunga yang kucampur jadi satu
“Mogo” Perintahku
Kulihat alisnya terangkat sebelah dan dahinya nampak mengkerut. Dengan tampang heran dia menunjuk bunga-bunga itu.
“Mogo?!” tanyanya | Aku mengangguk “Ne, kalau dinegaraku ini disebut kembang 7 rupa dan hantu-hantu biasanya makan ini. Sudah beberapa hari ini aku tak melihatmu makan, kau pasti sangat lapar. Tapi mianhaeyo bunga-bunga disini sangat berbeda jadi kuambil saja semua kelopak bunga dikios ini. Maaf kalo tidak enak” Aku tersenyum lebar | “He H e H e” Dia tersenyum aneh dan menatapku sinis ”Kau pikir aku akan makan bunga-bunga ini?!” dia menaikkan satu alisnya | Aku mengangguk | “Kau saja yang makan!! bukankah kau termasuk kelompok herbivora?!” Katanya menghilang |”Ishhhh... hantu tidak tahu berterimakasih. Padahal aku sudah meluangkan waktu untuk membuat ini. Mongchu. Tunggu.. Herbivora?! Dia menganggapku sapi?! ishhh”
***
“Hoahhh..Indahnya” Saat mataku beradu dengan sunset dipelataran sungai
“Sungai dan pemandangan itu mempunyai arti mendalam untukku” Kyo duduk dibangku dan memperlihatkan tubuhnya yang transparant ber-backgraund lumut
Saat dia tersenyum dedaunan maple berguguran melewati tubuhnya. Dengan pancaran oranye mentari tenggelam dan merah dedauan maple itu, dia terlihat bersinar. Bersinar menerangi semua yang ada disekelilingnya, bahkan pendaran itu menyilaukan hatiku. Kyo berdiri dan menatapku yang tersenyum kepadanya. Tanpa membalas senyumanku dia berjalan pergi meninggalkanku. Aku melihatnya kesal.
“Kyohyun. Stop” perintahku
Kyo berhenti dan berbalik melihatku “Waeyo?” | Kakiku melangkah mendekatinya, saat mata itu melihat mataku “Gomawoyo” kupeluk tubuh transparant itu yang bahkan aku tak bisa merasakan sebentuk tubuhpun. Senyumku terkembang dan kulepaskan pelukanku sambil menatap mata transparant itu.
“Gomawoyo. Jjinjja gomawoyo. Terimakasih telah membuatku pergi ke Korea, memberikan mie instan saat aku lapar, memberikan pekerjaan untukku, membaca tulisan yang aku tidak dapat membacanya, dan memperlihatkan pemandangan yang sangat menakjubkan” Aku masih tersenyum menatap matanya
“Aku lapar. Ayo kita makan, kajja” Aku berjalan melewatinya
“Apa kau akan memberiku bunga-bunga itu lagi?” Kyo sudah berada disampingku
“Apa kau mau? Akan kubuatkan spesial untukmu | “Sudah kubilang kau saja yang makan bunga-bunga itu” Kyo memimpin | “Issh... hantu ini” kataku kesal
Angin musin gugur menerbangkan daun maple merah.
***
Saat seporsi kimchi habis kulahap, Kyo menatapku nanar
“Waeyo?” tanyaku melihat tatapannya | “Aku ingin menunjukan satu tempat lagi padamu” | “Lagi?” | Kyo mengangguk | “Ne” aku ikut mengangguk
Kami berjalan tanpa perbincangan, yang terdengar jelas adalah udara yang nampak nyaman hilir mudik melewati kami. Mataku tercengang melihat kumpulan pohon maple yang nampak gagah membentang disepanjang penglihatanku
“Daebak” Gumamku
Saat Kyo berhenti, aku tepat berada disampingnya dan mengikuti arah pandangan matanya. Sedetik itu juga kualihkan mataku kewajahnya yang masih menatap kedepan. Kulihat sesuatu yang berkilat diterpa sinar matahari dan perlahan mendekat. Getaran ini tak bisa kuredakan saat kulihat nama seseorang terukir disana “Cho Kyohyun”. Ini... Ini nisan Kyo.
***
Didalam kios, kucari buku merah marun dan mengambil sehelai daun maple kemudian berjalan menghampiri Kyo. Kuacungkan daun maple itu tepat kewajah Kyo.
“Ini daun maple pertama yang kuperoleh di Korea” | Kyo menatapku “Kenapa kau memperlihatkanya padaku?!” | Aku menggeleng “Entahlah, melihat pohon-pohon maple tadi aku mengingat kalau aku punya selembar” | Kyo menunjuk daun maple yang kuacungkan padanya “Daun itu menurut cerita adalah pembawa pesan cinta. Pesan cinta yang belum tersampaikan pemiliknya” | Aku menatapnya tak mengerti | “Itulah alasan kenapa daun maple berwarna merah marun, karena melambangkan hati. Setiap daun mewakili setiap hati. Daun yang berguguranpun melambangkan pesan hatinya yang tak tersampaikan. Dia mulai mengering dan terlupakan. Kau bisa hitung berapa milyaran daun maple yang jatuh, sebanyak itu pula lah pesan tersembunyi yang tak pernah sampai” | “Itulah alasan aku menyukai maple” lanjutnya | “Menyembunyikan pesan?” tanyaku | “Bukan menyembunyikan tapi belum menyampaikan” | Kusodorkan daun maple yang berada ditanganku “cepat tulis dan sampaikan apa yang ingin kau sampaikan. Beritahu dia apa yang ingin kau katakan. Katakan padanya apa yang seharusnya kau katakan” | Dia menggeleng | Kuletakkan daun maple itu dihadapannya “Buatlah pulpen itu terbang dan tulislah apa yang seharusnya kau tulis. Besok pagi akan kuantakan pesan itu” kutinggalkan Kyo dengan daun maple dihadapannya.
***
Kubuka mata yang disinari mentari pagi dan melihat jam yang berada tepat di samping kanan kepalaku. Tapi bukan jam yang kuperhatikan, mataku mulai bergerak tak tentu arah. Kugelengkan kekiri kekanan kesetiap sudut ruangan. Kubangkitkan tubuhku yang masih berbalut piyama hijau. Kuperhatikan daun maple yang semalam kuberikan kepada Kyo.
“Kyo?!” Teriakku. Sunyi.. hanya gema suaraku yang menyahut.
“Kyo?!” Ulangku lebih keras | “KYOHYUN!!!” Entah kenapa teriakkan ini membuat dadaku sesak mengetahui Kyo tak muncul bahkan setelah 3 kali kupanggil.
Aku berlari sekuat tenaga, tak peduli nafasku akan habis atau airmataku yang akan mengering. Sekarang yang ada dipikiranku hanya Kyo. Kenapa dia pergi tanpa mengucapkan apapun?! Bahkan membantu menyampaikan pesannya saja belum kulakukan. Hantu Bodoh.
“Babo! Kenapa kau pergi tak pengucapkan apapun kepadaku?! Apakah kau ingin aku menjadi orang yang tidak tahu berterimakasih hah?! Kau bahkan tak mengizinkan aku membalas semua kebaikanmu. Hantu macam apa kau ini?! Dan ini *kuacungkan daun maple* kau bahkan belum menulis apapun disini” Isakku didepan nisan Kyohyun
“Kau mengenalnya?!” Suara seseorang mengagetkanku
Aku menatapnya takjub saat dia berjalan melewatiku dan meletakkan bunga craissant diatas makam. Dengan jas hitam dia terlihat menawan bahkan dia tak lagi transparant. Kyohyun. Refleks aku memeluknya dengan isakan yang tak bisa kutahan. Kurasakan gerakan kaget darinya tapi dia tetap membiarkanku menangis dalam pelukannya. Bahkan sekarang aku bisa merasakan seutuhnya tubuh ini. Hangat tubuh ini. Aroma tubuh ini.
“Aku bukan Kyohyun” Katanya
Aku yang mendengar perkataannya sontak melepaskan pelukkan dan melihat wajah yang sama persis dengan hantu yang mengikutiku selama sepekan ini. Kuhapus air mata yang mengalir melewati pipi. Dia nampak bergumam tapi aku tidak bisa membaca gerakan bibirnya dan perlahan pergi meninggalkanku dengan kekalutan ini. Kulihat daun maple yang masih kupegang dan omo.. ada tulisan yang berpendar terang disana “Cho Kyuhyun” kataku mengeja tulisan itu.
_______________________________________________________________________________________________________
Yang Me-request :
Nama : Septi Harsi Anggraeni aka Anggi
Twitter : https://twitter.com/anggisha
Sebenernya gak mau buat chapter tapi kalo gue jadiin oneshoot itu panjang banget dan jatohnya nanti bete bacanya yaudah gue buat chapter, tapi chapter 2-nya belum maju-maju belun dapet feel hehe..
Yang mau dibuatin FF, lihat syarat ketentuannya di :: Request FanFiction ::
Happy Reading :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Udah bacakan.. mari mari cipika cipiki sama yang punya :)