Title : I Wanna Love
Genre : Romance
Cast : Yoo Eunmi (OC)
L.Joe (Teen Top)
Chunji (Teen Top)
Changjo, Ricky, Niel, CAP (Teen Top)
Nicole (KARA)
Park Yoo Ra (OC)
**********************************************************
Happy Reading :)
***********************************************************
Pernahkah kalian mencintai seseorang di masa lalu, sekarang dan mendatangpun cinta itu takkan pernah sirna?
Pernahkah kalian mengagumi seseorang bukan dari fisik, perilaku atau kepintarannya?
Pernahkah kalian menginginkan seseorang hanya karena dia tersenyum sekali pada kalian?
Atau..
Pernahkah kalian melihat satu titik dan hanya melihat wajahnya yang tergores disana?
Aku pernah..
Ini cerita sedihku, cerita yang hanya akan kubagikan pada kalian. Cinta sendiriku, cinta sepihakku, cinta diamku. Cinta yang bahkan belum kusampaikan, cinta yang bahkan belum kuutarakan, cinta yang bahkan belum kukatakan.
Dia..
Terbersit cinta ini begitu dalam bukan? Kenyataanya dia tidak mengenalku, dia sosok yang sulit kujangkau. Hanya keajaiban yang bisa membuatnya juga mencintaiku. Lantas apa aku menyerah?
Tidak..
Dan beginilah kisah ini dimulai....
***
*Autumn 2000*
Seorang gadis kecil tengah membersihkan halaman yang dipenuhi dedaunan maple yang berguguran saat tiba-tiba sebuah mercy berwarna hitam yang nampak mengkilat melintasinya dan tepat berhenti di depan gereja yang berdenting seakan menyambut kedatangan mobil itu.
Saat pintu terbuka, keluar seorang laki-laki separuh baya yang masih sangat tersirat ketampanan wajahnya dengan jas dan celana linen hitam, tak kalah sepatu hitamnya yang memantulkan sinar matahari. Setelah lelaki itu keluarlah seorang wanita berwajah pucat dengan gaun hitam yang elegan dan rambut bersanggul yang bertengger glamour di kepalanya yang kecil dan di sampingnya terlihat seorang anak kecil bermata sipit tengah melihat ke arah gadis kecil yang nampak memperhatikannya sedari tadi itu. Tanpa disangka, bocah laki-laki itu tersenyum lebar ke arah gadis kecil itu. Dengan mata menyipit bocah itu tersenyum tulus dengan memperlihatkan deretan gigi seri putihnya dan refleks gadis kecil itu membalas senyuman itu.
Eunmi tersentak dari tidurnya, dengan menarik nafas panjang dibangkitkan tubuhnya. Dengan sedikit bersandar di punggung tempat tidur, diraihnya sebuah figura dengan latar foto seseorang.
“Dan mimpi itu datang lagi” Eunmi tersenyum kepada foto dalam figura itu
***
Esok hari di Universitas Anyang.
Dengan membenarkan kacamata-nya, Eunmi berlari di lorong kampus dan mengejar seorang pria yang berjarak 10 meter di hadapannya. Dijulurkan tangannya untuk meraih kemeja belakang pria itu saat jaraknya cukup menurut Eunmi.
“Chunji!” seru Eunmi dan disaat bersamaan Chunji berbalik.
“Gwenchana?” Tanya Chunji yang melihat Eunmi tersungkur dengan wajah menghadap lantai.
“Ne” Eunmi tersenyum melihat Chunji sambil membetulkan posisi kacamatanya.
“Kacamatamu retak Eunmi-ah, apa yang terjadi?” Chunji membantu Eunmi berdiri.
“Aku tadi menarik belakang kemejamu tapi jaraknya terlalu jauh dan saat kau berbalik, aku terjatuh” Jelas Eunmi sambil melihat retak di kacamatanya.
“Memang ada apa?” Tanya Chunji.
“Salah satu member tim-mu dikerumuni yeoja-yeoja dan sepertinya dia membutuhkan pertolongan” Beber Eunmi masih melihat kacamatanya.
“Salah satu member timku? Siapa?” Tanya Chunji.
Eunmi mengangkat bahu “Dia ada di pintu gerbang”
“Ne, gamsahamnida” Chunji tersenyum polos di hadapan Eunmi.
***
Sore hari di apartement Teen Top.
“Yeoja di kampus Chunji beda sekali dengan yeoja di kampus Changjo. Mereka sangat ganas” L.Joe bergidik.
“Memang apa yang kau lakukan di kampus Chunji?” Tanya CAP.
“Aku hanya ingin melihat-lihat” Kata L.Joe.
“Melihat-lihat? Kau ingin melihat apa hyung?” Tanya Ricky.
“Apa kau sudah bisa melupakan Nicole?” Tanya Chunji.
L.Joe menggeleng “Tidak, dia tidak pernah terlupakan dan takkan ada yang bisa menggantikan”
“Lalu apa yang kau lakukan hyung? Kau membuatku curiga” Ujar Niel.
“Sudah kubilang melihat-lihat” Jawab L.Joe.
Dreett.. Dreett.. Dreett.. handphone di saku Chunji bergetar.
“Yeoboseyo, Eunmi-ah wae?” Tanya Chunji.
Saat Chunji menyebutkan nama seorang yeoja, semua member Teen Top memalingkan wajah ke arah Chunji. Chunji yang tidak menyadari tetap terpaku pada suara di seberang.
“Baiklah, 30 menit lagi aku akan kesana. Jembatan Han River” Chunji menyentuh tombol akhiri di handphonenya.
“Eunmi-ah?” Ricky bertanya.
“Apa kau akan pergi berkencan hyung?” Tanya Niel.
“Siapa Eunmi-ah?” Tanya CAP.
“Apa dia yeojachingu-mu?” L.Joe bertanya.
Chunji tak menghiraukan pertanyaan demi pertanyaan yang terlontar dari mereka, dengan langkah kaki semangat diraihnya mantel coklat yang menggantung di belakang pintu dan berbalik sebentar ke arah L.Joe, Ricky, Niel dan CAP yang masih setia mencari pembenaran dari telepon Chunji barusan.
“Dia hanya gadis musim gugurku” Senyum Chunji sambil menutup pintu.
***
Tanpa diketahui Chunji, L.Joe membuntutinya. Dengan mengendap-endap dan bersembunyi di balik pohon di sekitar jembatan, membuat L.Joe terlihat seperti seorang penguntit. Melihat dari jarak 20 meter, L.Joe mengawasi Chunji yang masih seorang diri melihat ke arah sungai yang terlihat gelap di malam hari.
“Membuntuti Chunji?” tanya seseorang mengagetkan L.Joe.
“Nugu?” Tanya L.Joe.
“Apa kau L.Joe-ya? Annyeonghaseyo, Eunmi-imnida” Senyum Eunmi terkembang.
“Chunji!!” Teriak Eunmi sambil melambaikan tangan.
“L.Joe?” Tanya Chunji bingung saat melihat Eunmi bersama L.Joe.
“Kajja, festivalnya sudah dimulai!” seru Eunmi berjalan memimpin Chunji yang masih berdiri di jembatan.
“Festival?” L.Joe melihat Eunmi bingung.
“Ne, festival musim gugur. Kajja” Eunmi berjalan mendahului L.Joe dan melambai pada Chunji yang berjalan santai ke arahnya.
“Kacamatamu bagaimana?” Tanya Chunji saat mereka sudah berjalan sejajar bertiga.
Eunmi mengambil kacamatanya dan menunjukkan pada Chunji “Seperti tadi pagi, masih retak”
“Apa kau mau aku yang membetulkannya?” Chunji memperhatikan dengan cermat lensa kaca mata Eunmi.
“Tidak usah” Eunmi mengambil paksa kacamata yang berada di tangan Chunji.
“Aku bisa memperbaikinya dengan uangku sendiri” Eunmi berlari ke arah lampu jalan yang remang dan tersenyum cerah ke arah Chunji kemudian berlari kembali ke arah gemerlap cahaya berpendar dari festival musim gugur.
L.Joe yang hanya memperhatikan melihat Chunji menyelidik.
“Dia?” Tanya L.Joe.
“Bukan siapa-siapa, hanya gadis musim gugurku yang mempunyai senyuman secerah matahari pagi dan semanis pinky cotton candy” Chunji tersenyum dan menyerahkan topi beserta kacamata hitam ke arah L.Joe.
“Buat apa?” Tanya L.Joe.
“Apa kau ingin kejadian tadi pagi terulang lagi di sini?!” Tanya Chunji yang membuat L.Joe bergidik.
***
Di tepi kolam di pinggir festival, Eunmi dan Chunji nampak duduk bersebelahan dengan sorot pandangan tertuju pada bianglala yang bermandikan cahaya lampu yang berkelip di malam cerah tanpa bintang ini.
“Indahnya” Gumam Eunmi melihat ke arah bianglala.
“Ne, kau mau menaikinya?” Tanya Chunji.
Eunmi menggeleng “Aku takut ketinggian”
L.Joe datang tiba-tiba dengan cotton candy besar dan menyodorkan ke arah Eunmi dengan tatapan kesal.
“Gamsahamnida” Eunmi tersenyum pada L.Joe.
“Harusnya kau berterimakasih padaku karena aku hanya minta cotton candy. Lihat kacamataku retak, itu semua karenamu” Eunmi berdiri dan mendekatkan kacamata yang dipakainya ke arah L.Joe.
“Aku tidak pernah memintamu memberitahu Chunji untuk membantuku keluar dari kerumunan yeoja-yeoja menyeramkan itu” L.Joe memundurkan kepalanya dari tatapan kacamata Eunmi.
“Tapi memang seharusnya kau berterimakasih pada Eunmi, kalau dia tidak memberitahuku pasti wajahmu sudah penuh dengan bekas lipstick sekarang” Kata Chunji sambil terkekeh.
Eunmi tersenyum pada Chunji seakan membenarkan omongannya. Sedang L.Joe yang merasa terpojokkan hanya bisa mengeratkan mantel bulu hitam yang kontras dengan topi baseball merah yang diberikan Chunji sebelum memasuki kawasan festival.
“Aku akan membelikan minuman” Chunji tersenyum pada Eunmi.
Eunmi menangguk “Ne”
“Chunji sangat baik” Eunmi tersenyum tulus melihat punggung Chunji yang mulai menghilang dibalik kerumunan.
“Apa kau selalu diajarkan untuk selalu tersenyum?” L.Joe masih berdiri dengan mengeratkan mantelnya.
“Ne, aku gadis biasa yang hanya memiliki senyuman. Ini satu-satunya hartaku.” Eunmi duduk kembali di pinggir kolam sambil melelehkan cotton candy di mulutnya.
“Dan kau, apa kau tak pernah diajarkan untuk tersenyum pada orang lain?” Tanya Eunmi sambil melihat L.Joe yang telah duduk di sampingnya.
“Tidak, ibuku berkata senyumku senyum yang paling manis” L.Joe melihat bianglala.
“Lantas kenapa dari pertama aku memergokimu sedang menguntit tadi kau tak sekalipun tersenyum?” Eunmi menatap L.Joe polos.
“Aku tidak menguntit!” Bantah L.Joe.
“Ah, aku tahu kau pasti sedang patah hati” Tebak Eunmi yang membuat L.Joe menoleh ke arah mata hitam bulat kecil milik Eunmi.
“Jawabanku benar” Kekeh Eunmi.
“Jangan bicara seenaknya, aku bahkan tidak mengenalmu” L.Joe memalingkan wajahnya ke arah lain dan terkejut melihat tangan terjulur ke arahnya.
“Eunmi-imnida” Eunmi tersenyum ceria dengan angin malam yang menerbangkan rambut pendek sebahunya yang lurus.
***
Eunmi berjalan mondar mandir di depan L.Joe yang duduk di pinggir kolam dengan memainkan smartphonenya.
“Bisakah kau diam?” Tanya L.Joe yang merasa terusik dengan tingkah laku Eunmi
“Chunji, kemana dia? Sudah hampir 2 jam. Apa dia membeli minumannya di Seoul?!” Kata Eunmi masih dengan berjalan mondar-mandir.
“Aku tidak hanya membeli minuman” Kata Chunji yang ada di belakang Eunmi.
Eunmi berbalik dan kaget melihat teddy bear putih tersodor ke arahnya.
“Aku melihat ini dipermainan lempar bola, kupikir dia sangat cocok denganmu jadi kuingin berikan dia padamu” Chunji merona.
“Gomawo Chunji-ya” Eunmi memeluk teddy bear putih itu erat.
“Aku lebih tua darimu, panggil aku oppa” Pinta Chunji.
Eunmi menggeleng “Ani, aku hanya ingin memanggilmu dengan nama, Chunji-ya. Sudah larut, ayo kita pulang”
Eunmi berjalan memimpin dan berusaha memasukkan gagang stick cotton candy ke dalam tasnya.
“Jorok” Gumam L.Joe.
“Tak ada tempat sampah di sekitar sini, makanya dia menaruhnya di tas” Bela Chunji.
L.Joe melihat Chunji sambil geleng-geleng kepala.
“Chunji benar-benar jatuh cinta rupanya” Batin L.Joe.
***
Di depan pelataran rumah yang tidak terlalu besar.
“Gamsahamnida sudah mengantarku” Eunmi melihat ke arah L.Joe yang tingginya tak jauh berbeda darinya.
“Aku hanya membantu Chunji yang tidak bisa mengantarmu karena telepon dari Manager-nim” L.Joe acuh.
“Tersenyumlah padaku” Pinta Eunmi.
“Untuk apa?” L.Joe melihat Eunmi curiga.
“Aku hanya ingin melihatmu tersenyum, ayo tersenyumlah” Eunmi meraih wajah L.Joe dan mendekatkan pada wajahnya.
“Tersenyum tersenyum tersenyum” Kata Eunmi.
“Ani ani ani” L.Joe menggeleng dengan wajahnya yang masih dipegang Eunmi.
“Sstt.. sstt.. lihatlah mereka, pasangan yang sangat romantis” Gumam sepasang kekasih yang melintas di hadapan mereka dan membuat L.Joe refleks menampik tangan Eunmi dari wajahnya.
“Apa yang kau lakukan?!” L.Joe melihat Eunmi kesal.
“Kasar sekali, mungkin itu yang membuat yeojachingu-mu meninggalkanmu. Aku masuk” Eunmi membuka pagar.
“Kalau mungkin dia meninggalkanku karena itu, itu semua bukan urusanmu” L.Joe berbalik dan berjalan meninggalkan pelataran itu.
“L.Joe” Teriak seseorang di belakang punggungnya.
Saat L.Joe berbalik, seseorang tengah mengalungkan syal berwarna kuning dan kemudian melilitkan di sekeliling leher L.Joe yang tak tertutup apapun. Eunmi tersenyum sambil melihat syal yang dia lilitkan di leher L.Joe. L.Joe hanya membalas dengan menyentuh syal yang benar-benar kontras dengan matel hitam dan topi merahnya.
“Ada yang mengajariku, tersenyumlah maka dunia akan tersenyum padamu. Saat terasa hatimu patah bantu dia bangkit dengan senyummu, topang dia dengan senyummu. Mungkin hati bisa bersembunyi tapi senyum tak mampu untuk membohongi. Bila dia menginggalkanmu, sambutlah dia dengan senyuman jika dia kembali. Dia pasti merasa menyesal telah meninggalkanmu” Eunmi tersenyum dengan merapikan syal kuning itu.
“Annyeong” Eunmi berbalik dan berjalan perlahan dengan memeluk erat teddy bear putih pemberian Chunji.
***
L.Joe berbalik dan memegang syal pemberian Eunmi.
“Babo yeoja, warnanya sangat norak” Gumam L.Joe dengan simpulan bibir yang melengkung membentuk bulan sabit.
***
Eunmi bersandar di balik tembok samping pagar masuk rumah dan tersenyum sambil mengangkat tinggi teddy bear putih yang nampak bersinar di malam hari.
“Malam yang takkan terlupakan, pemberimu sungguh mengagumkan” Eunmi merona.
Kisah ini belum berakhir, ini hanyalah awal. Sangat awal saat aku tahu bagaimana rasanya kehilangan senyuman. Langkahku hanya akan berhenti di tempat yang seharusnya, berhenti pada perhentian yang sudah aku tahu sejak awal. Tapi ada masalah?! Aku hanya sedang memperjuangkan apa yang harus kuperjuangkan. Dan sekarang aku hanya ingin tidur dengan memeluk teddy bear putih ini dan berharap bisa bermimpi bersamanya.
*To Be Continued*
Jangan Lupa pada komen yaaaaaa....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Udah bacakan.. mari mari cipika cipiki sama yang punya :)