Credit unyu-unyu |
Cast :
CAP
L.Joe
Park Yoo Ra
Mencintai merupakan sebuah kegiatan yang lebih
melibatkan perasaan daripada logika. Entah itu perbuatan baik maupun buruk,
bila itu dilakukan oleh orang yang kita cintai akan diterima dan dimaafkan
dengan sangat mudah seperti membalikkan telapak tangan, walaupun rasanya remuk
redam hati untuk menahan rasa sakit tak terkiranya.
Ada beberapa orang yang mengatakan “Jangan
memberikan seluruh hatimu pada orang yang kau cintai, berilah ia hanya 95% dari
hatimu dan 5%-nya untuk perisaimu agar kau tidak terlalu sakit hati”. Tapi
tentu semua akan dipatahkan lagi dengan istilah “Love is Blind” karena memang
tak bisa dipungkiri seberapa besar kau men-guarantee-kan hatimu, saat kau
menemukan seseorang yang kau pikir tepat untuk hidupmu dimasa mendatang, kau
akan benar-benar merasa sangat sakit dan dunia tak pernah adil karena saat kau
sangat mencintai orang itu tapi orang itu tak membalas sebesar cinta yang kau
berikan padanya.
Atau mungkin saat kau benar-benar mencintai
seseorang tapi ada suatu batasan kau tidak boleh mencintainya. Bukankah dalam
mencintai tidak akan pernah ada kata batasan?. Lantas seberapa perihkah bila
kau menginginkan dia dalam hidupmu untuk menemanimu sampai tua tapi kau harus
melepaskannya hanya karena batasan. Batasan yang menyuruhmu untuk membuat orang
yang kau cintai menjadi orang nomor satu yang membencimu. Bukankah itu cukup
menyedihkan? Atau mungkin lebih tepatnya menyakitkan.
Dan yang lebih menyedihkan dari semuanya adalah
jatuh cinta diam-diam. Memperhatikan dari jauh, mengagumi dengan jarak. Bila
kita mencintai tentu kita mendapat balasan cinta walau orang itu berperilaku
seburuk apapun, tapi orang dengan cinta diam-diam hanya menyimpan rasanya
seorang diri. Menghapus air mata walau hatinya tak hentinya mengalirkan air
mata, tersenyum walau hatinya tak tahu lagi apa arti dari kata tersenyum,
berpura-pura bahagia melihat orang yang dicintai bahagia dengan orang lain,
sedangkan hatinya sudah lebur tak tentu bentuknya.
Dan apa jadinya bila ketiga kisah kegetiran
cinta itu digabungkan dalam satu kisah?. Mungkin inilah awal kisah itu dimulai…
***
[L.Joe POV]
Kuarahkan pandangan khawatir pada gadis yang
tengah tersedu-sedu dihadapanku. Ingin rasanya memeluk tubuhnya dan menenangkannya
tapi bukan aku tidak ingin melakukannya, aku hanya tidak bisa. Aku hanya tidak
ingin membuat hatiku membuat harapan sendiri membayangkan dia selamanya
dipelukanku. Tapi melihatnya menderita seperti ini sungguh membuatku tak bisa
bernafas.
“Wae?” Kata gadis itu terisak
“Tenanglah Yoo Ra-ya, kau tidak akan bisa
berpikir jernih bila kau terus menerus menangis seperti ini” Aku berusaha
menenangkannya
“Apa aku salah L-Joe-ya bila hanya dia yang aku
inginkan dalam hidupku?. Dia yang dulu merupakan orang yang paling aku cintai
membuatku menjadi makhluk tak punya harga diri seperti ini” Kata gadis itu
masih terisak
“Berhentilah menangis, kau tahu aku tak pernah
tahan melihatmu terisak seperti ini” Batinku
“Kenapa kau diam?” Tanyanya
“Bukankah kau pernah bilang padaku kalau cinta
takkan pernah salah, hanya jalannya saja yang berbeda-beda untuk mencapai
kebahagiaan. Dan mungkin ini jalanmu” Ujarku mengusap rambut gadis yang amat
kucintai lebih dari diriku sendiri.
“Tapi dia bercumbu dengan gadis lain
dihadapanku. Bila aku hanya mendengar dia menelepon gadis lain atau sekedar
membaca SMS-nya untuk gadis-gadis murahan itu, mungkin masih bisa aku terima.
Tapi kali ini dia sudah sangat keterlaluan. Dia mencumbu gadis sialan itu,
menciumnya, memeluknya, Aku.. Aku membencinya!!!” Gadis ini terus terisak
Tuhan, aku benar-benar tak berdaya melihatnya
lemah dan layu seperti ini. Rasanya ingin kubuat perhitungan pada kekasihnya
karena membuat gadis yang amat berarti dalam hidupku mendapat neraka bahkan
sebelum dia meninggal. Tapi bukan hakku untuk melakukan itu, yang bisa
kulakukan hanya meminjamkannya bahu untuk menangis. Apa lagi yang bisa
dilakukan oleh seorang pengagum dan pemuja rahasia sepertiku?
“Dapatkah kau segera kemari?” Tanyaku pada seseorang
diseberang sana setelah Yoo Ra meninggalkan tempatku
Aroma tubuh gadis itu tercium oleh indra
penciumanku yang hanya akan sangat terasah oleh bau yang berasal darinya. Aku
mencintainya sepenuh hati yang aku punya. Aku membutuhkannya seperti tubuhku
yang membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup. Dan hatiku membutuhkannya untuk
membuatnya tidak hancur. Tapi apa yang harus kulakukan?
Aku akan jadi sahabatnya, tidak lebih. Aku
hanya akan jadi teman pelipur laranya, tidak lebih. Aku hanya akan menjadi
teman berbagi kepedihannya, tidak lebih. Apa aku lelah dengan semua itu? Mengagumi
dari jauh tapi tak bisa menyentuhnya sejengkalpun walau jaraknya tak lebih dari
satu meter didekatmu. Aku tidak lelah dengan dia tapi mungkin aku lelah dengan
diriku sendiri.
Dia disakiti setiap hari oleh kekasih hatinya
yang tidak tahu diri itu. Dia menangisi namja itu seperti tak ada harapan lagi
dimatanya yang amat kusukai itu. Kenapa tidak kuambil saja Yoo Ra dari namja
brengsek itu? Bukankah akan sangat mudah untukku. Tapi nyatanya itu tidak mudah
sama sekali.
Aku berada ditengah keputusasaan para manusia
yang terlahir dengan cinta. Keputusasaan dari setiap insan manusia yang
melihatnya dari sisi perspektif yang berbeda.
***
[CAP POV]
“Yoo Ra-ya eodiya?” Tanyaku pada kamar kosong
yang dipenuhi aroma gadis yang paling berarti dalam hidupku.
Aku berjalan pelan menuju tempat tidur yang
terlihat berantakan dan memendarkan pandanganku pada ruang persegi ini. Nampak
foto-foto dengan senyum yang penuh kebahagiaan antara aku dan Yoo Ra terpatri
disetiap inch dinding berwarna purple ini. Dan mataku tertuju pada sebuah botol
kecil yang berisi pil berwarna merah putih. Kuremas botol itu dan
melemparkannya kedinding. Botol itu pecah dan membuat kaca dan pil itu
terhempas berantakan dilantai bersamaan dengan kakiku yang tak mampu menopang
tubuh berdosa ini.
“Aku sangat bersalah membuatmu berada dalam
situasi seperti ini. Mianhae” Ujarku menutup wajah dan berusaha tegar dengan
semua hal tak mengenakan akan kisah cintaku.
“Maafkan aku tapi inilah satu-satunya cara agar
kau membenciku. Tapi satu hal yang takkan pernah berubah, kau adalah
satu-satunya gadis yang kucintai lebih dari apapun. Mungkin kita tak berjodoh
dikehidupan kali ini tapi aku selalu berdoa semoga kita berjodoh dikehidupan
berikutnya” Aku tak bisa menghentikan air mataku yang membanjiri seluruh wajah.
Kukendalikan emosiku saat sesuatu bergetar disaku
celanaku. Kulihat nama yang tertera layar smartphoneku. Dengan perasaan yang
campur aduk, kuangkat telepon itu.
“Yeoboseyo”
Dengan berat, kulangkahkan kakiku keluar dari
kamar yang merupakan sarang cinta antara aku dan dia. Dia yang amat kucintai seumur
hidupku. Cinta yang seharusnya aku tahu harus kupantaskan dengan siapa. Cinta
yang harusnya aku tahu harus kulabukan pada siapa. Apa aku menyalahkannya karena
aku mencintainya? Tidak. Aku sangat beruntung bisa mencintainya walau hanya
dengan hati yang tak utuh untuknya.
Bukan maksudku untuk mengkhianatimu sayang. Aku
hanya ingin kau membenciku karena itulah yang berada dipikiranku untuk
membuatmu membenciku. Aku tak ingin pernah bermaksud menyakiti hatimu tapi
cintamu yang begitu kuat membuatku melakukan ini. Aku tak rela membuatmu
menangis karena aku. Aku tak pantas mendapat tangisanmu.
Aku mencintaimu ditengah keputusasaanku.
Mencintaimu sampai apapun yang terjadi terhadap diriku.
***
[Yoo Ra POV]
Aku berjalan lemah menuju rumah saat kulihat
sosok itu keluar dari pintu rumah dengan smartphone yang menempel ditelinganya.
Tanpa ragu kuikuti pria yang berhasil membuatku merasakan sakitnya mencintai
seseorang.
“Aku membencimu Bang Minsoo” Isakku melihat
pria yang kucintai tengah bercumbu dan mencium wanita dengan balutan dress
seksi dimuka umum.
Aku tak mengerti, kenapa dengan mudahnya dia
berpaling pada wanita-wanita menjijikan itu setelah hubungan 5 tahun penuh
cinta yang kita lalui?
Aku terus mengikutinya sampai tidak menyadar
bahwa telah berada dikawasan rumah sakit pusat di Seoul. Dengan tergesa-gesa dia
menuju L.Joe yang tengah berbicara dengan suster.
“Apa sebenarnya yang terjadi?” Gumamku
Aku mengendap-endap dibelakang mereka berdua.
Berharap mereka tak menemukanku. Mereka menuju ruangan L.Joe yang baru saja aku
tinggalkan beberapa jam yang lalu. Apa yang akan mereka bicarakan? Kenapa
mereka berdua bertemu diluar pengetahuanku?. Aku berjalan menuju pintu ruangan
L.Joe, sampai seorang suster keluar dari ruangan itu yang membuat pintu ruangan
terbuka dan aku bisa mendengar pembicaraan mereka.
“Yoo Ra meminum obat terkutuk itu karena aku”
CAP memulai pembicaraan
Kenapa wajahnya begitu menderita? Bukankah
akulah korban dipercintaan ini?
“Obat? Obat apa?” tanya L.Joe
“Pil depresi. Dia depresi karena aku. Aku
pantas mati untuk semua air mata yang dikeluarkannya” CAP bergetar
Kenapa? Kenapa dia menangis? Bukankah harusnya
aku yang menangis?
“Apa tubuhmu sudah membaik?” Tanya L.Joe
Tubuhnya? Ada apa?
“Tak ada yang perlu dikhawatirkan tentang aku. Yang
perlu kau khawatirkan adalah Yoo Ra” CAP melihat L.Joe nanar
“Apa kau akan terus menyembunyikan hal ini
darinya? Kau sudah cukup menderita begitu pula dengan Yoo Ra” Beber L.Joe
“Aku tidak akan memberitahunya sebelum dia
benar-benar membenciku” CAP tertunduk lesu
“Kalian benar-benar membuatku berada pada
situasi yang tidak mengenakkan dikedua belah pihak. Aku tidak ingin
menyembunyikan ini lagi darinya. Lambat laun Yoo Ra pasti akan tahu kebenaran
ini” L.Joe menghembuskan nafas panjang
“Apa tubuhmu baik-baik saja setelah kecelakaan
sebulan yang lalu?” tanya L.Joe
CAP mengangguk “Apa tubuh Yoo Ra juga baik-baik
saja?”
“Dia takkan pernah sesehat itu bila dia tak
mendapat donor darah langka dari kakak kandungnya” Kata L.Joe
Kakak kandung?
“Jangan pernah beritahu dia bila golongan darah
O+ nya didonorkan dariku. Kakaknya yang sangat mencintainya” Ujar CAP bergetar
kembali
“Sarang hajima Yoo Ra-ya. Sarang hajima…..
**********************************************
Ini tuh sebenernya ff yang mau diikutin lomba buat dapetin cd nya teen top trus cd-nya dikasih anggi buat ulang tahun september taun lalu tapi baru kelar akhir bulan kemaren wkwk. Bayangin aja september sampe januari itu 5 bulan cuman buat nyelesaian cerpen yang cuman 4 lembar. Gila gue yaaaaaaaaaa.......................
Credit : https://thebookwurrm.files.wordpress.com/2011/07/n21009441_32570975_4403.jpg
iya, emang gila.. hahah
BalasHapus