Selasa, 06 Maret 2012

Mantra Man Jadda Wa Jadda beralih ke Visual

Finally, tadi nonton juga film N5M RM. Setelah ditunggu setaun lebih dan sekarang gue bisa liat Gaza juga hehe.. Okay, pengen ngereview Film yang berjudulnya sama kayak novelnya ini. Seperti biasa, ngereview ala kadarnya namanya juga Review ala Si Mii MySpace.



***Film berdurasi kurang lebih 2 jam ini berawal saat alif lulus SMP dan pergi ke danau Maninjau bersama Randai sebagai ungkapan kegembiraan mereka untuk menggapai mimpi yaitu menjadi Habibie, dengan jalan kuliah di ITB. Saat pulang kerumah, ternyata Amak dan Ayah Alif, menginginkan Alif masuk pesantren di Jawa lebih tepatnya Jawa Timur di daerah Ponorogo yaitu Pondok Pesantren Madani. Semula dia menolak, karena merasa itu bukanlah keinginannya tapi karena melihat Amak dan mendengar nasehat Ayahnya jadilah dia terdampar di Pondok Madani. Kehidupan pesantrenpun dimulai. Saat pembelajaran pertama, datanglah seorang pria kurus berkemeja biru yang tak lain adalah Ustadz Salman yang membawa sebalok batang pohon dan sebilah pedang berkarat. Dengan sekali tebas tak mampu batang itu patah, dua kalipun tidak, sampai berkali-kali barulah batang pohon itu patah menjadi dua. Dengan tersenggal-senggal Ustadz Salman mengatakan "Bukan ketajaman yang diperlukan tapi usaha". Kemudian dia menyerukan mantra yang membuat semua bergetar MAN JADDA WA JADDA, Baso pun mengikuti, Raja juga mengikuti dan akhirnya satu kelas mengikuti meneriakkan MAN JADDA WA JADDA.


Saat mereka tengah memilih lemari terdengar bunyi lonceng yang menandakan mereka harus bergegas ke masjid. Hukuman tak terpungkiri karena saat semua tengah mengaji mereka masih asyik berjinjing ria dengan dua lemari. Tyson sang pengawaspun segera bertindak. Jeweran berantai. Hari berganti, Alif tetap belum menemukan ketertarikannya dengan Pondok Madani, walaupun dia sudah bergabung dengan Syam Magazine, mengenal sarah. Dia tetap ingin menjadi Habibie bukan Buya Hamka.

Baso datang kepada Sahibul Menara dengan membawa secarik kertas yang berisikan pesta seni kelas 3 & 4. Dan berinisiatif membuat sejarah kembali setelah sebelumnya membuat nobar (nonton bareng) Thomas Cup, yaitu membuat drama dari angkatan kelas mereka, kelas 2. Tapi disaat semua dalam persiapan, Baso harus pulang ke Goa karena neneknya sakit dan kewajiban dia untuk menjaga beliau. Saat Baso tidak ada, Alif semakin yakin, Pondok Madani bukanlah tempatnya. Dia memutuskan mengirim surat ke Amak, mengenai keinginannya itu. Mendengar keputusan Alif yang ingin pergi dari Podok membuat Raja, marah besar tapi Alif tidak peduli. Dan Sahibul Menarapun menjadi sensitif satu sama lain. Hari H kepergian Alif dari Pondok, setelah mendapat restu dari Amak. Hatinya bergolak. Ternyata Alif yakin, Pondok adalah jalan terbaik untuknya. Dan mereka menyelesaikan pentas seni dengan tema Perjalanan Ibnu Batuta dengan sukses karena mereka melakukan ini semata-mata demi Baso.

dan Akhirnya Alif, Atang, Raja bertemu di Trafalgar Square dan menelpon Baso, Dulmajid & Said yang sedang berada di Jakarta. ***

Menurut pengamatan gue, sebagai pengamat sangat sangat amatir nih ya. Ending partnya kurang ngegereget gitu, kurang ngegigit. Padahal part awalnya, pas banget menggambarin dan mengvisualisasikan  reason tokoh utamanya ini kenapa harus masuk Pondok tapi pas Part akhir yang harusnya lebih WOW malah jadi biasa aja. Bener kata koran yang gue baca, tapi lupa euy koran apa?!. Film N5M ini menggambarkan bener-bener kehidupan pesantren. Ya walaupun over all keren tapi lebih keren novelnya. Ya iyalah RM, novelkan lebih rinci sedangkan film hanya berdurasi 2 jam, kalo lebih bisa-bisa yang nonton pada kabur sebelum filmnya berakhir MySpace.

Sebenernya udah tau nih novel pas tahun 2009, minjem novel yang dibeli atasan gue. Baru kesampean beli 26 Januari 2011, Jiahh apal bener gue ya hehe maklum buku pemberi inspirasi :)



gue inget bener RM, im really2 sure pas gue beli nih novel barengan ama novel yang satunya keluar, yap bener Ranah 3 Warna. Pas baca N5M, gue jadi termotivasi gue untuk mengewujudin mimpi gue dan jadi pengen tahu kehidupan Gontor, ehh pas selese baca R3W jadi pengen ke Kanada :D.



Gak apa-apalah mi, mimpi ada kan emang untuk diwujudkan.


Para pemain nih film gue juga gak terlalu sreg, dari mario yang jadi kak iskandar terus andika pratama, eriska rein. Sebenernya sih gue ngiri sama eriska, kan gue juga dulu niatnya pengen ikutan casting jadi sarah tapi berhubung gue kuliah jadi gatot huhu. Sebenernya, akting mereka bagus tapi entah ada aja yang kurang. Mario yang gak ada tampang anak pesantrennya, andika pratama dengan matanya lah, eriska yang menurut gue gak terlalu cocok pake hijab. Tapi akting mereka emang jempolan banget. Gimana ya menggambarkannya, gak gereget, gak ngegigit. Tapi sangat menghibur dengan kemasan apik humor-humor yang menyelingi film ini.


So dari gue Bintang 4 buat nih Film.. Recommended for Watch :)


souce :

1 komentar:

Udah bacakan.. mari mari cipika cipiki sama yang punya :)

My Image