Tittle : Be Ma Girl
Genre : Romance
Cast : Park Yoo Ra (OC)
Changjo (Teen Top)
Other Teen Top Member (L.Joe, Ricky, Niel, Chunji, Cap)
Nicole (Kara)
Hongki (FT Island)
Park Jonghyun (Yoo Ra Brother)
Additional Cast : Kim Nam Joo (A Pink)
BMG List Chapter :
1. Chapter 1
2. Chapter 2
3. Chapter 3
----------------
Changjo : “Kau mencintaiku juga noona, aku bisa lihat itu dari matamu”
Yoo Ra beranjak meninggalkan Changjo
Changjo : “Benar bukan kau mencintaiku?”
Yoo Ra terdiam
Changjo : “NOONA!! Park Yoo Ra noona, kau mencintaiku juga, iya kan?!”
Yoo Ra : “Ye, Saranghanda! Saranghandago!!” dengan air mata yang tak bisa dibendung
-----------------
[Author POV]
Changjo tersenyum mendengar ucapan Yoo Ra yang baru saja keluar dari bibirnya. Kata-kata yang sangat ingin didengarnya melebihi apapun akhirnya terucap. Penantian rasa ini, selama 5 tahun sekarang berbalas. Matanya menyusuri setiap jengkal wajah yeoja itu, titikan air mata yang mengaliri wajahnya membuat Changjo bangkit untuk menghapusnya. Tapi selangkah kakinya mendekat.
“Aku akan mengubur dan memusnahkan perasaan ini. Jadi kaupun harus membuang jauh-jauh perasaanmu itu karena itu hanya sebuah cinta semu yang takkan pernah bisa menjadi nyata” Yoo Ra berlalu dan menghilang dibalik pintu kamar
Changjo tertegun mendengar ucapan Yoo Ra barusan. Perasaannya kalut, pikirannya kusut, hatinya mengerut mendengar perkataan dari yeoja yang bahkan telah memiliki hampir seluruh hidupnya. Apa ini akhir dari semuanya?! Akhir dari penantian panjangnya?! Penantian panjang yang tak terbalaskan?! Tubuhnya bergetar hebat.
[Changjo POV]
Inikah yang kudapatkan selama 5 tahun?! Bukankah kau juga mencintaiku?! Apa artinya semua ininoona?!
[Author POV]
Changjo berjalan keluar apartement Yoo Ra dan kembali ke apartement yang menjadi dorm Teen Top. Mendengar bel pintu berbunyi, Ricky bergegas membukanya dan kaget melihat ekspresi Changjo yang seperti mayat hidup, seperti manusia yang baru saja ditarik ruhnya, dia menyeramkan mungkin itu yang dipikirkan Ricky.
Changjo melewati tubuh Ricky tanpa berkata apapun. Di ruang tamupun, saat member Teen Top yang lain tengah bermain games, matanya sama sekali tak memandang mereka.
“Ya~ Changjo-ah, wae? Omona! wajahmu kenapa? Apa ada yang tidak beres eoh?” tanya Ricky menghadang jalan Changjo di hadapan member lain
Bukannya menjawab pertanyaan Ricky, Changjo malah menatapnya tajam bagai ingin mengirisnya menjadi berlembar-lembar. Mendapat tatapan Changjo yang tidak biasa, Ricky mundur selangkah untuk membiarkan Changjo melewatinya.
Cklek. Pintu kamar Changjo tertutup. Ricky, Chunji, Niel, CAP dan L.Joe bertatapan satu sama lain melihat kelakuan adik terkecilnya itu.
“Ada apa dengan Changjo-ah?” tanya Chunji
“Pasti telah terjadi sesuatu” Ujar Niel
“Apa dia berkelahi?!” L.Joe menanggapi
“Dia menyeramkan” Ricky merinding mengingat tatapan Changjo
“Pasti perubahan sikapnya ada hubungannya dengan Yoo Ra noona” CAP melihat daun pintu kamar Changjo
“Bagaimana kau bisa tahu hyung?” tanya Ricky
“Hanya Yoo Ra noona yang bisa membuatnya seperti itu” Lanjut CAP
“Ahh. Pasti dia sudah ditolak Yoo Ra noona tapi wajahnya?!” Niel sok tahu
“Changjo-ah kau kasihan sekali. Aku akan menghiburnya” Chunji beranjak ke kamar Changjo sebelum CAP menahannya “Biarkan dia menenangkan dirinya dulu”
Chunji menatap CAP tapi akhirnya duduk kembali dengan semua member melihat pintu kamar Changjo dan membiarkan games itu bermain sendiri.
***
Di kamar, Changjo melepaskan jacket yang dia kenakan dan membanting di lantai untuk menyalurkan amarahnya. Dengan nafas naik turun dihempaskan tubuhnya ke atas kasur dengan mengepalkan tangannya dan kemudian mengambil handphone yang berada di saku celana. Saat dia menekan salah satu tombol terpampang jelas sosok seseorang menghiasi wallpaper smartphone-nya. Yeoja yang bahkan telah merebut seluruh kehidupannya.
“Wae? Ada apa noona? Apa aku telah berbuat salah padamu eoh?” Changjo berbicara sendiri sambil terus memandang wajah Yoo Ra yang menjadi wallpaper handphone-nya
***
Keesokan hari di apartement Teen Top
“Mwo?! Apa yang kau lakukan eoh?! Lihat memar-memar ini! Dan ini” Seseorang mengangkat dagu Changjo untuk melihat jelas luka di bibirnya dan membuangnya kasar
“Bagaimana kau bisa bertemu dengan Angels dengan keadaan seperti ini eoh?! Jjinjja! Apa yang kau pikirkan saat kau berkelahi eoh?!” Ujar seseorang itu yang ternyata Manager Teen Top yang datang ke dorm untuk mempersiapkan Fanmeeting hari ini.
“Kau tidak usah ikut Fanmeeting hari ini. Aku akan mengatakan pada Angels kau sakit. Lihatlah betapa kau mengecewakan Angels” Manager itu membelakangi Changjo
Changjo yang mendapat perlakuan kasar dari Manager-nim hanya bisa tertunduk. Sedang memberyang lain pun sama tak berkutiknya dengan Changjo.
“Kalian sebagai tim seharusnya bisa saling menjaga satu sama lain. Hh.. Aku kecewa pada kalian semua terutama kau Changjo-ah” Pekik Manager ke arah semua member Teen Top
“Kalian cepat ganti baju dan bersiap-siap untuk Fanmeeting hari ini!” Perintah Manager ke arah L.Joe, Niel, Chunji, CAP dan Ricky
“Dan untukmu, kau tak ku izinkan untuk keluar kemanapun hari ini. Arraseo?!” Ujar Manager-nim tegas
“Ne” ujar Changjo pelan seraya mengangguk
***
Di kampus, setelah hukuman Changjo berakhir. Dengan niat yang tak terbendung dan rasa rindu yang menyelimuti, Changjo bertekad tidak akan menyerah hanya karena Yoo Ra menyuruhnya untuk membuang perasaannya itu.
“Aku akan berjuang mempertahankan cinta ini” Batin Changjo sambil memegang softdrink dingin dan meletakkannya di samping Yoo Ra yang tengah sibuk dengan laptopnya.
Mata Yoo Ra melihat softdrink yang diletakkan di samping laptopnya. Dengan mata menyusuri tangan yang memegang minuman itu, terlihat tatapan tidak suka dan beranjak meninggalkan Changjo yang masih mematung memegang softdrink itu.
Changjo tak menyerah walau mendapat sikap dingin dari Yoo Ra. Kali ini dia mendekat ke arah Yoo Ra yang tengah mengusap matanya yang kemasukan debu. Changjo memberikan saputangan ke arah Yoo Ra tapi Yoo Ra kembali melihatnya tidak suka walau dengan mata masih perih. Kemudian kembali meninggalkan Changjo sendiri.
Bahkan saat Yoo Ra mengangkat tumpukan buku-buku yang lebih besar dari tubuhnya sendiri. Changjo menghampiri dan mengambil sebagian buku yang diangkat Yoo Ra. Dengan tatapan dingin, Yoo Ra menambahkan sebagian buku yang masih dia angkat ke arah tumpukan buku yang dibawa Changjo dan lagi-lagi meninggalkannya sendiri.
Dan di taman kampus, saat Yoo Ra duduk sendiri memandang laptopnya. Changjo menghampiri dan duduk di sebelahnya. Yoo Ra yang merasa terganggu bergeser beberapa senti tapi Changjo-pun menggeser posisinya tapi kali ini dia menempelkan tubuhnya pada tubuh Yoo Ra. Yoo Ra-pun kembali bergeser dan Changjo-pun kembali menggeser tubuhnya. Yoo Ra menatap Changjo saat tubuhnya tak dapat bergeser karena batas bangku itu telah habis. Dengan tatapan amat kesal, Yoo Ra mendengus dan berdiri mencari bangku lain yang tak ditempati tapi Changjo tetap mengikuti kemanapun Yoo Ra duduk.
Tapi tanpa disangka siapapun, ada sepasang mata tengah mengawasi Changjo dan Yoo Ra dengan tatapan begitu sinis. Dengan tangan mencengkeram tas, matanya tak beralih dari Yoo Ra yang tengah sibuk bergeser di bangku taman. Dengan nafas naik turun dan mata yang membulat, Nam Joo pergi meninggalkan mereka.
***
Dengan kondisi kampus yang sudah terlihat sepi, Yoo Ra berjalan seorang diri menyusuri koridor tanpa menyadari seseorang berlari di belakangnya. Dengan sekali dorong, yeoja yang berada di belakang Yoo Ra berhasil menjatuhkannya. Belum sempat Yoo Ra bangkit, yeoja yang lain menyiram Yoo Ra dengan air. Dan yeoja yang lain lagi menumpahkan cake ke kepala Yoo Ra dan membuang beberapa foto yang terlihat dia bersama dengan Changjo.
“Dengar, aku tak peduli kau lebih tua dariku atau tidak. Aku benci melihat kau dengan Changjo-ah. Jangan pernah berpikir Changjo-ah milikmu, karena Changjo-ah seutuhnya milik Angels” Ujar yeojayang mendorong Yoo Ra dan dia sekali lagi mendorong Yoo Ra sehingga membuat Yoo Ra kembali jatuh tersungkur dengan baju yang basah dan kepala yang dipenuhi krim kue.
Yoo Ra terduduk dan mengelap matanya yang tertutup dengan adonan cake. Nafasnya berhembus panjang merasakan beban yang benar-benar berat yang sedang dipikulnya sekarang.
Jauh dari Yoo Ra yang masih duduk dengan kondisi menyedihkan, terlihat Nam Joo menyerahkan uang kepada yeoja-yeoja yang baru saja membuat Yoo Ra jadi seperti itu. Dengan senyum penuh kemenangan Nam Joo melihat Yoo Ra yang mencoba bangkit.
“Itu baru awal eonnie. Kau harus tahu kau berhadapan dengan siapa.” Nam Joo menyilangkan tangannya.
Dengan langkah gontai Yoo Ra menuju pintu keluar kampus dan menghentikan taksi. Sesampainya di depan pintu apartement, terlihat kotak berwarna krem tergeletak begitu saja. Dengan air yang menetes dari outfit yang dia kenakan, Yoo Ra membuka kotak itu dan melihat berpuluh-puluh lembar fotonya bersama Changjo tapi foto-foto itu tak memperlihatkan kepala Yoo Ra. Yang terlihat hanya badannya saja. Dan salah satu foto yang membuatnya bergidik adalah foto dirinya yang berlumuran darah dengan kondisi foto yang telah diremuk terlebih dahulu oleh si pengirim. Dengan nafas berat Yoo Ra membuang kotak beserta isinya dan mematung di hadapan tempat sampah dan mengusap wajahnya kembali yang dipenuhi krim.
***
Pagi hari, setelah kejadian kemarin.
Yoo Ra duduk di tepi ranjang saat bangun dari tidurnya dan berharap kejadian kemarin hanya mimpi buruk tapi nyatanya yang lebih buruk semua itu adalah kenyataan. Matanya terpejam karena merasakan kelelahan yang luar biasa. Dan hari inipun dia harus siap menghadapi kejadian-kejadian seperti kemarin. Dengan langkah lesu, Yoo Ra menuju kamar mandi dan bersiap menuju kampus dengan kaki yang seakan dirantai tak ingin meninggalkan ruangan yang paling aman ini.
Saat sedang bersiap-siap, tiba-tiba bel apartement Yoo Ra berbunyi. Yoo Ra-pun bergegas membuka pintu dan melihat bingung seorang namja di hadapannya. Namja yang lebih tua darinya itu membungkuk dan menatap Yoo Ra tajam “Kau Park Yoo Ra-sshi?”
Yoo Ra membalas membungkuk kemudian mengangguk “Ne”
“Saya Manager Teen Top” Ujarnya singkat
“N-Ne Manager-nim, ada yang bisa saya bantu?” tanya Yoo Ra
“Jauhi Changjo-ah” Ujar Manager to the point
Yoo Ra terlihat kaget mendengar omongan ahjusshi ini
“Saya yang bertanggung jawab dengan kelangsungan karier Teen Top. Dan saya tidak mau satu orangpun mengacaukan semua itu dan itu tidak terkecuali kau!” Manager pergi dengan Yoo Ra yang masih mematung di depan pintu apartementnya.
“Bahkan semua orangpun menginginkanku untuk menjauh darinya” Batin Yoo Ra
***
Yoo Ra mengaduk pineberry float sampil memandang lurus ke depan dengan tatapan kosong.
“Kau disini rupanya” Ujar seseorang mengagetkan Yoo Ra
Yoo Ra menoleh ke arah Nicole dan kembali mengaduk pineberry di hadapannya
“Kau tahu, Changjo-ah dimarahi oleh Manager-nim ” Beber Nicole
Yoo Ra melihat Nicole dengan mengangkat sebelah alisnya
“L.Joe-ah bilang, kalau 2 hari yang lalu Changjo-ah berkelahi dan membuatnya tak diizinkan ikut Fanmeeting. Katanya itu sebuah kesalahan yang sangat fatal. Makanya Manager-nim marah besar terhadapnya” Ujar Nicole panjang lebar
“Jadi itulah alasan kenapa Manager-nim memintaku untuk menjauhi Changjo-ya?! Semua itu memang bermula padaku. Semua adalah salahku, dari awal memang semua salahku” batin Yoo Ra
“Ya~ Yoo Ra-ah kenapa kau melamun eoh?” tanya Nicole menyenggol punggung Yoo Ra
“Aniyo aku hanya sedang tidak enak badan” Ujar Yoo Ra meninggalkan Nicole
“Kenapa dengannya?!” tanya Nicole pada dirinya sendiri saat Yoo Ra menghilang terhalang dinding
“Apa aku telah melakukan kejahatan di kehidupan dahulu?! Sehingga nampaknya semua orang tak menyukaiku. Bahkan disaat aku telah menjauhinya datang lagi orang lain mengatakan hal yang sama” Batin Yoo Ra dengan mata menatap lantai kampus
“Noona” kata seseorang yang membuat Yoo Ra mengangkat wajahnya. Mengetahui orang yang memanggilnya adalah Changjo, Yoo Ra bergegas mempercepat langkahnya “Oppa” teriak Yoo Ra saat dihadapannya berdiri Hongki bersama teman-temannya.
[Yoo Ra POV]
“Tuhan bila memang tak kau izinkan aku untuk bersamanya, kenapa kau ciptakan rasa cintaku ini untuknya? Kenapa kau lepaskan anak panah cintanya menembus hatiku? Aku ingin bersamanya dan mengatakan saranghae neomu saranghanda. Melihat senyumnya di pagi hari dan memeluknya sebelum aku tertidur. Apakah aku salah bila menginginkan semua itu?” Aku tetap menatap lantai
Saat kurasakan seseorang memanggilku dan kulihat wajah itu. Hati ini berdegup kencang dan tubuh ini bergetar hebat. Kuharap dia tidak mendengar degupku dan melihat getaran tubuhku. Aku begitu menginginkannya tapi di saat yang sama aku harus merelakannya.
Bekas luka di wajahnya sudah terlihat mengering tapi tatapan mata itu. Tatapan mata yang kulihat 2 hari yang lalu masih sama dengan isyarat kesedihan yang mendalam.
“Biarkan aku pergi Changjo-ya. Jangan melihatku seperti itu. Aku takkan bisa melihat mata dengan kesunyian di pantulan matamu. Aku tak ingin membuatmu lebih sedih dari ini, karena melihatmu seperti ini sangat membuatku sakit” Batinku
Saat ku tak sanggup menatap mata dengan kesenduan tak terjangkau itu. Mataku melihat celah saat Hongki keluar kelas di ujung koridor. Kulewati tubuh Changjo dan berjalan pelan menuju Hongki
“Oppa” Teriakku dengan suara parau
[Changjo POV]
Apa yang sebenarnya terjadi?! Bukankah seharusnya yang merasakan kesedihan itu aku, lantas kenapa dia terlihat lebih sedih dariku?! Dia selalu berjalan gontai dan tak terlihat semangat membara dari matanya lagi. Aku bisa menyerah bila kau tak mencintaiku tapi aku tak sanggup bila kau bersikap acuh padaku. Seakan menanggapku tak pernah ada, itu lebih perih dibanding meneteskan air cuka diatas luka. Berikanku satu alasan kau bersikap seperti ini noona?! Bila aku kehilanganmu berarti aku kehilangan seluruh hidupku.
“Noona” Kupanggil dia yang tengah menatap lantai dan disaat dia melihatku, kulihat matanya menyembulkan kesedihan luar biasa tapi dia berusaha keras menutupi itu semua. Kenapa? Kenapa kau menutupi kesedihanmu? Apa ada yang salah? Katakan padaku noona, Jangan membuatku gila akan dirimu!
“Oppa” Suaranya serak memanggil seorang namja dan bergerak melewatiku. Hatiku bergemuruh mendapat gerakan tubuhnya yang menjauh. Kenapa? Kenapa kau membuatku seperti ini noona, membuatku seakan aku tidak berharga sama sekali. Apa karena namja yang menghapus air matamu itu?! Aku takkan membiarkanmu bersamanya sedikitpun.
Kubalikkan tubuh dan mencengkeram tangan Yoo Ra kuat yang membuatnya meronta tak beraturan. Wajahnya memerah dengan tangan yang satunya memukul-mukul tanganku, berharap aku akan melepaskannya. Aku takkan melepaskanmu.
“Appo” Ringisnya
Mendengar ucapannya, aku kontan berhenti dan melepaskan cengkeramanku yang meninggalkan bekas telapak tangan merah di pergelangan tangan Yoo Ra. Aku menatapnya cemas, Babo! Bagaimana bisa aku menyakiti yeoja yang sangat berharga lebih dari hidupku.
[Author POV]
Yoo Ra mengusap-usap pergelangan tangannya dengan wajah memerah diterpa sinar mentari. Kini dihadapannya terlihat Changjo dengan ekspresi khawatir. Matanya yang beradu dengan mata Changjo. Terlihat pantulan kesedihan satu sama lain di antara bola mata mereka yang tak dapat dijelaskan dan dipaparkan. Tapi pandangan Yoo Ra teralihkan oleh sosok di belakang Changjo yang tengah bersembunyi di balik pohon.
“Mianhae Changjo-ya. Aku harus menyelesaikan ini secepatnya” Batin Yoo Ra
Masih dengan mengusap-usap pergelangan tangannya “Kau lihat apa yang kau perbuat eoh?! Kau menyeramkan kau tahu itu. Kau sangat membahayakan bahkan untuk dirimu sendiri. Jadi akhiri sampai disini perasaanmu” Yoo Ra mengeraskan suaranya dan berbalik meninggalkan Changjo yang masih mematung melihat punggung Yoo Ra
Yoo Ra menoleh dengan tatapan dingin “Jangan pernah menemuiku lagi”
[Changjo POV]
Aku tak percaya apa yang kudengar barusan. Bagaimana bisa dia dengan mudahnya menyuruhku mengakhiri semua perasaan yang kupersembahkan hanya untuknya selama 5 tahun?! Bagaimana bisa dia dengan mudahnya mengucapkan kata yang bahkan tak pernah terpikirkan setelah dia merenggut seluruh kehidupan yang tak pernah lepas dari wajahnya?!. Bagaimana bisa dia dengan gampangnya mengeluarkan kata mengerikan itu setelah perjuanganku meraih semua ini hanya untuk menunjukkan padanya bahwa aku layak bersamanya?! Bagaimana bisa dia dengan seenaknya membuat hatiku hancur hanya karena keinginannya sendiri tanpa melihat apa yang kuperbuat untuknya selama ini?!
[Yoo Ra POV]
Aku berbalik dengan pipi yang dialiri derasnya air mata yang tak bisa kubendung. Dengan langkah yang mulai goyah, aku berjalan menjauh dari Changjo. Desiran angin menerbangkan helaian rambutku dan tanpa kusadari, angin ini juga membawa hatiku yang bahkan aku tak dapat lagi merasakannya.
Aku tak bisa membiarkanmu terus pada perasaanmu sekarang Changjo-ya. Semua akan hilang sama seperti angin yang berhembus. Perasaanmu dan perasaanku takkan pernah bersatu hanya karena ego yang mengharuskan hati kita bersatu. Aku tahu, kaulah yang amat terluka akan keputusanku. Aku hanya ingin selalu menjaga apa yang kau dapatkan dengan susah payah, dengan jerih payah dan peluh yang tak terhingga. Aku akan menjaga mimpimu, bahkan walau hatiku mengatakan ini tidak adil untukku.
“Mianhae Changjo-ya” Ujarku pelan dengan nafas tersedu-sedu
[Author POV]
Nam Joo menyilangkan tangannya di dada saat melihat Yoo Ra meninggalkan Changjo yang masih mematung menatap punggung Yoo Ra. Dengan senyum sekilas, dia nampak senang dengan kondisi ini.
“Memang seharusnya dari awal kau melakukan itu eonnie!” Nam Joo bersandar pada batang pohon dengan senyum licik. Lalu dia berbalik dan terkejut dengan tatapan manis seseorang
“Melakukan apa eoh?!” Ujar namja putih di hadapan Nam Joo dengan tatapan bingung
“Ricky Oppa, sejak kapan kau disana?” tanya Nam Joo pada namja yang ternyata Ricky
“Baru saja” Senyumnya
“Kajja” Nam Joo menarik tangan Ricky menjauh dari Changjo yang masih mematung bahkan saat Yoo Ra tak terlihat
***
Yoo Ra terus berjalan menjauh dari Changjo dengan nafas sesak dan dada yang bergemuruh. Dihapusnya air mata yang mulai menyurut. Dia menyeret langkahnya menuju halte bus, kepalanya pusing dan sungguh tak dapat berpikir apa yang baik saat ini. Dia hanya ingin sendiri dan menghilang dari semua ini.
“Yoo Ra-ya wae? Kau kenapa eoh?!” tanya Nicole saat melihat Yoo Ra menuju halte bus
“Aku tidak enak badan” Ujar Yoo Ra lemah
“Apa kau ingin aku mengantarmu?! Kau terlihat pucat” Kata Nicole cemas
“Andwaeyeo Nicole-ah, bukankah kau masih ada kelas. Kajja, aku tidak apa-apa” Senyum Yoo Ra
“Apa kau ingin aku panggilkan taxi?” tanya Nicole
“Andwae. Ka bali, nanti kau telat” Ujar Yoo Ra mendorong tubuh Nicole
“Ne, tapi aku nanti akan ke apartementmu dan kau harus menceritakan semuanya. Arraseo?!” Perintah Nicole
Yoo Ra tersenyum dan mengangguk lemah. Setelah Nicole meninggalkannya, Yoo Ra kembali menuju halte bus. Dengan tubuh yang tak bisa diajak kompromi, disandarkan tubuhnya di kursi halte, masih dengan pikiran kalut Yoo Ra menatap lurus ke depan dengan bayangan Changjo yang mulai menyeruak.
Tanpa disadari Yoo Ra, seseorang duduk di sebelahnya dengan perlahan.
“Gwenchana? Tadi aku bertemu Nicole, dia bilang kau tak enak badan” Ujar namja itu
Yoo Ra menoleh dan tersenyum ke arah Hongki “Ne, kau tak usah khawatir oppa”
“Bagaimana aku tak khawatir eoh?! Kau terlihat sangat pucat” Ujar Hongki
Yoo Ra terdiam tak menggubrisnya
“Yoo Ra-ah, mianhae atas kejadian di pesta dansa. Aku tak bermaksud meninggalkanmu, aku dipaksa menjadi pasangan yeoja yang bahkan aku tak kenal. Tapi saat aku ingin kembali padamu, yeoja itu terjatuh dan kakinya terkilir jadi aku harus mengurusnya dahulu dan ternyata setelah semua selesai, kau tak ada di pesta dansa. Mianhae, jeongmal mianhae” Papar Hongki panjang lebar
Bukan ucapan yang diterima Hongki tapi air mata yang menetes kembali membanjiri pipi Yoo Ra. Hongki yang melihat Yoo Ra menangis sontak panik, karena perbuatannya membuat yeoja di hadapannya sedih seperti ini.
“Yoo Ra-ah uljimara. Ahh.. Aku memang tak pantas dimaafkan” Hongki memukul kepalanya
“Gwenchanayeo oppa, jangan menyakiti dirimu sendiri. Ini semua tak ada hubungannya dengan pesta dansa” Yoo Ra tersenyum lemah dengan tangan menghapus air mata yang telah melintang dipipi
“Lantas kenapa kau menangis eoh?! Sudah 2 kali kudapati kau menangis. Dan 2 hari terakhir ini tatapanmu nampak kosong dan berjalan lesu tanpa semangat. Ada apa eoh? Ada yang tidak beres?” Hongki melihat Yoo Ra
Yoo Ra menggeleng dan menatap kosong ke depan dengan tatapan teramat sendu. Hongki yang melihat perubahan ekspresi Yoo Ra, terdiam dan memandang lurus ke depan.
***
Di apartement Yoo Ra, Nicole nampak memerah wajah melihat ke arah Yoo Ra
“Jadi Manager-nim menyuruhmu menjauhi Changjo-ah?! Kelewatan sekali dia” Ujar Nicole setelah mendapat penuturan Yoo Ra
“Dan kau menurutinya eoh?” tanya Nicole
Yoo Ra mengangguk “Ne, aku tak mau karir Changjo-ya hancur”
“Yang jelas kau menghancurkan hatinya” Nicole duduk di samping Yoo Ra
Yoo Ra terdiam menatap kosong ke depan
“Hatimu-pun hancur ne” Nicole tersenyum miris
Yoo Ra menatap Nicole kaget dan menggeleng sambil tersenyum tipis “Aniyo”
“Ya~ kau tak bisa membohongiku” Nicole menatap Yoo Ra yang tengah menatapnya
Sedetik kemudian Nicole memeluk Yoo Ra yang terlihat sengal-sengal menahan isaknya yang tak dapat tertahankan lagi.
***
Yoo Ra nampak keluar dari mini market tak jauh dari apartement setelah mengantar Nicole ke halte bus. Dengan langkah terponggoh-ponggoh, tangannya terlihat menenteng sebuah plastik besar berisi apel yang nampak memerah dalam plastik berwarna hijau itu. Dengan sekuat tenaga dia tenteng plastik beserta isinya menaiki lift dan sesampainya di lantai apartement-nya. Dilihatnya sekumpulan anak kecil tengah berlarian tak menentu arah di lorong di tingkat apartement Yoo Ra berada. Yoo Ra yang nampak lelah hanya menghindari tubuh mungil mereka yang tak henti-hentinya berlari kesana-kesini.
BUUKKK.. Seorang anak kecil berhasil menabrak tubuh Yoo Ra dan membuat plastik hijau besar berisi apel tumpah ruah di lantai lorong tepat di depan pintu apartementnya. Yoo Ra hanya mendengus melihat apel-apelnya dan anak-anak itu yang sudah berlari menjauh entah kemana.
Masih dengan perasaan kalut, dipunguti apel-apel itu satu persatu dengan dentuman detak jantung yang seakan mengiringi. TING.. Tepat saat Yoo Ra memunguti apel, pintu lift terbuka dengan membawa 2 orang namja yang berada di dalamnya.
“Ya~ noona, kenapa semua berantakan seperti ini eoh?” Tanya Ricky seraya memunguti apel
“Ya~ Changjo-ah kenapa kau diam saja eoh?! Bali, punguti apel-apel ini” perintah Ricky
Changjo hanya melihat Ricky sepintas kemudian beralih menatap Yoo Ra yang tengah menatapnya juga. Dengan tatapan tak peduli Changjo berjalan melewati mereka begitu saja. Yoo Ra kontan tertunduk dan tersenyum miris sambil terus memunguti apel. Sedang Ricky, matanya tetap mengikuti arah tubuh Changjo yang telah masuk dorm apartement.
“Ya! Kenapa dengan anak itu?! Aneh sekali” Ricky menoleh kearah Yoo Ra
“Noona sebenarnya ada apa eoh? Kenapa Changjo-ah bersikap seperti itu?” Ricky membantu Yoo Ra berdiri
Yoo Ra melihat Ricky sendu dengan senyum tipis, tanpa mengeluarkan sepatah katapun Yoo Ra memberikan sebuah apel merah pada Ricky dan berlalu memasuki apartementnya. Ricky yang mendapat apel dari Yoo Ra hanya tertegun melihat apel itu, kemudian beralih melihat pintu apartement Yoo Ra dan beralih lagi melihat pintu apartement Teen Top dengan menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.
***
-Beberapa Hari Kemudian-
Hujan deras mengguyur Seoul dan sekitarnya. Membuat beberapa mahasiswa Seoul University nampak menahan untuk pulang karena hujan yang tak kunjung berhenti. Begitu pula dengan Yoo Ra dan Changjo, tapi mereka tak sadar berada pada lorong koridor yang sama. Yoo Ra tersenyum melihat titikan air itu dan membasahi tangannya dengan air yang jatuh dari atap. Pikirannya terbang saat dia pulang bersama dengan Changjo saat hujan dalam satu payung.
Changjo yang tengah bersandar pada pilar kontan menoleh ke arah Yoo Ra yang masih melamun membayangkan kejadian masa lalu. Masih dengan senyum Yoo Ra menoleh ke arah pilar yang disandarkan Changjo. Melihat sosok itu berada di sana dan tengah menatapnya juga memudarkan senyum yang tadi begitu merekah.
Mereka tak berkedip saling menatap satu sama lain, seakan menghilangkan haus-nya rasa rindu yang menjamah mereka seminggu ini. Tatapan kesedihan, kesendirian, kesepian, kepiluan terpancar dan terpantul jelas dari mata yang tak ingin teralihkan satu sama lain.
**To Be Continued**
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Yang Mau dibuatin FF bisa lihat ketentuannya di sini >> ::Request Fanfiction::
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Yang Mau dibuatin FF bisa lihat ketentuannya di sini >> ::Request Fanfiction::
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Udah bacakan.. mari mari cipika cipiki sama yang punya :)