Jumat, 04 Januari 2013

FF - Be Ma Girl Chapter 6 (Majimak)




Tittle : Be Ma Girl
Genre : Romance
Cast : 
Park Yoo Ra (OC)
Changjo (Teen Top)
Other Teen Top Member (L.Joe, Ricky, Niel, Chunji, Cap)
Nicole (Kara)
Hongki (FT Island)
Park Jonghyun (Yoo Ra Brother)


Additional Cast : Kim Nam Joo (A Pink)


--------------


Sinar cahaya terang dari jejeran lampu yang berpendar dihantar kecepatan kereta membawa Changjo kembali dimasa dia belum mengerti bagaimana cara memandang hidup.



[Changjo POV]



-Flashback 5 tahun yang lalu-

“Kalian tidak tahu apapun” Teriakku membanting pintu dan berjalan keluar rumah

Masih dengan kesal aku menendang krikil dijalan dan mengerutu seorang diri. Dengan wajah masam, kumasukkan tangan kedalam saku celana dan berjalan uring-uringan ketujuan yang sama sekali tak terpikirkan.



Dari kejauhan terlihat seorang anak sebaya denganku, sedang berlari dengan nafas sangat memburu dan berhenti dihadapanku dengan wajah takut.

“Sembunyikan aku” pintanya

Aku hanya memandang dengan bingung, tapi entah apa yang mendorongku untuk membantunya bersembunyi dari apapun itu akupun tak tahu. Tak lama setelah kami bersembunyi, muncul seorangyeoja berperawakan kurus dengan kaos oblong dan pants hitam. Matanya menyusuri setiap celah dihadapannya sehingga membuat rambut yang dikuncir kuda itu bergoyang kekanan dan kekiri mengikuti gerakan kepalanya.

“Kemana anak itu?! Kalau tertangkap takkan kubiarkan hidup tenang” Dia berlari kedepan meninggalkan kami yang masih bersembunyi dibalik pagar yang tertutup rimbunnya semak belukar

“Gamsahamnida sudah menolongku, noonaku sangat menyeramkan bukan?! Dia selalu menyuruhku belajar, akukan masih ingin menikmati usia mudaku” Ujar anak disebelahku

“Jonghyun imnida” Tangannya mengulur kearahku yang kaget dengan namanya yang sama denganku

Tepat saat kuulurkan tangan kearahnya “JONGHYUN-ah” Teriak yeoja dengan tangan dipinggang

Kami berdua serentak memandang satu sama lain dan berlari meninggalkan yeoja itu yang masih menatap dengan ekspresi menyeramkan.



***



Semenjak saat itu aku mengenal Jonghyun. Dia seorang dongsaeng dari seorang noona yang sangat menarik menurutku. Yoo Ra noona, noona yang sangat menyayangi adiknya tapi dengan cara yang berbeda. Bila noona lain akan berkata manis pada dongsaengnya, itu tidak akan pernah terjadi pada dia. Dia akan berkata ketus tapi dari perkataannya tersirat kasih sayang yang melebihi kata manisnoona lain. Aku ingat perkataannya waktu itu, perkataan yang membuatku melihatnya dari sisi yang berbeda.

“Bukankah kau ingin menjadi orang besar eoh?! Maka dari itu kau harus belajar yang giat, karena apapun takkan terjadi secara instan. Kau harus berusaha sangat keras untuk itu. Kau harus melakukan dengan sungguh-sungguh karena pasti kau akan mendapatkan yang setimpal dengan itu. Dan bila kau lelah, aku akan memberimu minum dan makan agar kau tetap melanjutkannya sampai kau berhasil,arraseo?” Katanya sambil memukul kepala Jonghyun



Kata-kata ini bagai magic untukku, karena aku berbeda dari Jonghyun. Aku adalah anak yang tak mendapat dukungan dari siapapun untuk melakukan apa yang kuinginkan, tapi Jonghyun ia mempunyai seorang noona yang sangat menyayanginya. Aku iri padanya.



***



“Apa salahnya bila aku menjadi seorang penyanyi dan penari?! Apa itu sebuah pekerjaan nista” Aku berseteru dengan keluargaku dan naik keatas menuju kamar.



Kuhempaskan tubuh keatas kasur dan melambungkan pikiran. Aku menghembuskan nafas dalam, saat keadaanku terbalik dengan Jonghyun. Dia mendapat support yang dia mau, sedang aku?!. Saat pikiranku melambung terdengar benda asing mengetuk jendela kamar. Kulihat kebawah seseorang yang melemparkan kerikil.

“Wae?” Tanyaku pada Jonghyun yang berada dibawah

“Aku malas dirumah, Yoo Ra noona selalu saja menyuruhku belajar” Jonghyun mendongak keatas

Dengan segera aku berjalan keluar rumah dan menemuinya. Kami berjalan sejajar menuju padang rumput dimalam hari yang nampak menyembulkan kerlipan bintang yang berpendaran.

“Apa kau begitu tidak menyukai noonamu? Dia begitu baik” Aku membela Yoo Ra

“Ne, arraseo tapi aku kan juga ingin menikmati masa muda. Suatu hari nanti aku pasti akan berdiri dihadapannya dan mempersembahkan yang terbaik” Dia duduk diatas rumput dan memandang langit yang penuh dengan bintang berkerlip

“Kau sangat beruntung mempunyai noona seperti dia” Aku tertunduk dengan wajah sendu

“Wae? Ada masalah eoh?! Ceritalah, bukankah kita sahabat” Ujar Jonghyun

“Aku ingin menjadi penyanyi profesional yang bisa menari. Dilihat banyak orang, diberi senyuman saat pertunjukan usai, diberi tepuk tangan yang ramai. Membayangkannya saja sudah sangat menyenangkan tapi kenyataan tak berjalan sesuai dengan yang kumau, karena semua keluargaku tak mendukungku sama sekali untuk mewujudkannya. Aku iri denganmu yang mendapat support penuh dari Yoo Ra noona” Paparku pada Jonghyun



***



Aku mematung didepan pintu rumah Jonghyun dan terlihat Yoo Ra noona berdiri membukakan pintu.

“Jonghyun-ah, kau mencari Jonghyun-ah?! Ahh kenapa nama kalian sama?! Kajja” Dia mempersilahkanku masuk



Setelah meletakkan segelas orange juice, dia duduk disebelahku dengan senyum yang mengembang. Entah apa yang terjadi, senyumnya membuatku berdesir.

“Jonghyun-ah, mimpi itu membutuhkan perjuangan. Kalau kau merasa bahwa yang kau lakukan tepat, kau harus pertahankan itu. Semua butuh proses sampai keluargamu menerima apa yang kau inginkan. Jadi kau harus tunjukkan pada mereka bahwa kau bisa, karena kau memang bisa. Dan aku akan selalu mendukungmu jadi kau tak perlu iri dengan Jonghyun-ah” Dia berdiri dan berjalan menjauh

“Noona, kau mendengar omonganku semalam?!” Aku berdiri melihatnya

Dia mengangguk masih dengan senyuman

“Kenapa kau ingin mendukungku?” Aku menatapnya serius

“Karena aku yakin kau bisa, buat aku bangga dengan hal itu, arraseo?” Dia berbalik dan dengan kata-kata yang bagai petir yang menyambar energiku untuk melakukan apa yang memang kuinginkan

“Aigoo” pekiknya menepuk dahi bersamaan dengan kilat yang menyeruak

“Wae noona?” Tanya Jonghyun yang baru memasuki ruang tamu

“Gelangku hilang, sepertinya tersangkut di ayunan dekat padang nanohana. Aku harus mengambilnya” Ujar Yoo Ra mengelus pergelangan tangannya yang kosong

“Sudah akan turun hujan noona” Aku menahan Yoo Ra

“Tapi” Yoo Ra terlihat pasrah

“Apa gelang itu sangat berarti?” Tanyaku

Yoo Ra mengangguk “Ne, itu gelang yang diberikan oleh halmoni sebelum meninggal, tapi sudahlah. Aku bisa mengambilnya setelah hujan” Yoo Ra tersenyum masam dan berjalan kedalam

“Wae?” tanya Jonghyun melihat ekspresiku

“Aku pamit” Aku berjalan keluar dengan kondisi hujan turun dengan lebatnya

“Jonghyun-ah” Teriak Jonghyun sehingga membuat Yoo Ra menghampirinya kembali



10 menit berlalu, terdengar ketukan pintu. Dengan sigap Jonghyun membukakan pintu dan tercengang karena dihadapannya ada sosok yang tengah menggigil kedinginan akibat hujan yang begitu deras. Melihat kondisiku yang basah kuyup, Yoo Ra meraih handuk dan menarik tanganku untuk masuk kedalam rumah. Dengan sabar Yoo Ra mengeringkan rambutku sedang Jonghyun masuk kedalam kamarnya mencari pakaian.

“Apa yang kau lakukan eoh?! Sudah tahu hujan sangat deras, kau bisa sakit” Ujar Yoo Ra masih mengeringkan rambutku yang basah

Tanpa membalas ucapan Yoo Ra, kuulurkan tangan dan menyerahkan gelang yang berpendar dengan kilauan keemasaan. Yoo Ra melepaskan handuk yang masih berada dikepalaku dan mengambil gelang miliknya yang tertinggal di ayunan kayu, kemudian melihat kearahku dengan tatapan bingung.

“Kau mengambilkan ini untukku?” tanya Yoo Ra

Aku mengangguk dengan tangan yang mendekap tubuhnya karena dingin yang mulai menusuk sumsum tulang. Dengan tersenyum Yoo Ra kembali mengeringkan rambutku kembali. Aku yang merasakan perhatian Yoo Ra, menatap lurus matanya.

“Noona kau harus berjanji padau” Ujarku

“Berjanji apa?” Tanya Yoo Ra datar

“Kau harus menungguku hingga menjadi pria dewasa” Seringaiku

“Mwo?!” Yoo Ra bingung

“Pokoknya kau harus menungguku hingga aku dewasa” Rengekku

“Apa maksudmu?” tanya Yoo Ra

Aku hanya tersenyum penuh makna melihat wajah Yoo Ra yang bingung.



***



“Ini” Ujar seseorang menyodorkan kertas dihadapanku

Aku memandang Yoo Ra dengan tampang bingung tapi kuambil kertas itu dan membacanya. Ternyata sebuah pamplet tentang audisi terbuka untuk masuk kesalah satu agensi.

“Coba kau buka link dikertas itu, siapa tahu ini jalan menuju imipianmu” Dia tersenyum dan pergi meninggalkanku yang masih memandanginya

“Kenapa kau melihat noonaku seperti itu eoh Jonghyun-ah?” tanya Jonghyun berada disampingku

Aku menggeleng tersipu “Yoo Ra noona sekarang kelas berapa?” tanyaku

“Sekarang dia kelas 3 SMA, tahun ini dia akan lulus” Jawab Jonghyun menuang air kedalam gelas

“Apakah dia sudah mempunyai namjachingu?” Tanyaku antusias

“Hmmm.. Sepengetahuanku sih belum. Tidak ada yang aku tidak tahu tentang dirinya, dia tipe orang yang tidak dapat berpura-pura dan menyembunyikan sesuatu” Ujar Jonghyun

Aku tersenyum dengan menganggukan kepala pelan

“Wae kau bertanya tentang Yoo Ra noona? Apa kau menyukainya?” Jonghyun menenggak gelas yang berada dipegangannya

“Hmmm.. Aku rasa seperti itu” Aku tersenyum kearah Jonghyun

“Uhuk” Batuk Jonghyun sambil memuntahkan air yang ditenggaknya barusan kewajahku

“Mwoyeo?! Bagaimana bisa kau menyukai noonaku yang berumur 16 tahun sedang umurmu pun baru 12 tahun. Leluconmu sangat tidak lucu, apa kau sedang sakit Jonghyun-ah?” Jonghyun menatapku yang sedang sibuk mengelap wajah yang basah karena air yang dimuntahkan Jonghyun

Aku hanya menatapnya datar masih dengan tangan yang gesit menempelkan tissue diwajah yang masih basah.



***



“Apa kau menyerah hanya karena penolakan-penolakan saja yang kau terima?! Tunjukan pada mereka, kalau mereka salah telah menolakmu” Yoo Ra menyilangkan tangan didada saat aku bercerita padanya penolakan yang kuterima



Yoo Ra noona benar, aku harus tunjukan kepada agensi-agensi itu bahwa merekalah yang salah telah menolakku. Akan kutunjukan bahwa aku akan menggapai apa yang kuinginkan dengan usahaku sendiri.



Aku masih memandang Yoo Ra yang duduk disebelahku. Dia satu-satunya seseorang yang mengerti dengan apa yang kuinginkan. Lagi-lagi dada ini berdesir. Melihat dia, sama dengan melihat mimpiku. Mendengarnya, sama dengan mendengar alunan mimpiku. Senyumannya, sama dengan manisnya mimpiku saat kudapatkan nantinya. Dan aku akan tunjukan padanya bahwa aku bisa dan patut menjadi orang yang dia banggakan. Aku berjanji padamu noona.



***



Dan akhirnya setelah penolakan-penolakan yang kuterima, dalam sebuah audisi terbuka yang diadakan oleh Top Media agensi. Kesempatan menuju mimpi hanya tinggal kusebrangi karena mereka memberikan wadah untuk membuat mimpiku menjadi nyata. Dan hari itu, hari terakhir aku bertemu dengannya, bertemu dengan yeoja yang selalu mendukungku apapun yang terjadi. Yeoja yang membuatku berhasil selangkah menuju mimpi yang sangat kuinginkan dan setelah mimpi ini aku taklukan. Aku akan mengejar mimpiku yang lain, yaitu kau noona.

-End Flashback-



[Author POV]



Dengan mata menyusuri pemandangan malam yang gelap, mata Changjo bercahaya dengan bayangan masa lalu seorang yeoja yang telah merubah hidupnya.



***



Perjalanan panjang Changjo menuju Gwanju berakhir saat mentari timbul kembali diufuk timur. Kakinya bergetar saat berdiri dihadapan pintu besar yang biasa dulu dia ketuk untuk bertemu dengan Jonghyun. Dengan menghembuskan nafas panjang, diketuknya pintu kayu itu.

“Annyeonghaseyeo” Ujar Changjo saat seseorang membuka pintu

“Annyeonghaseyeo, Nuguseyeo?” Tanya wanita paruh baya dihadapannya

“Naneun Jonghyun-imnida, aku mencari Jonghyun-ah” Kata Changjo

“Kau Jonghyun ingin bertemu Jonghyun. Kenapa kau ingin bertemu dengan dirimu sendiri?” Tanya wanita itu bingung

“Aniyo, maksudku ingin bertemu dengan Jonghyun-ah, Park Jonghyun” Tegas Changjo

“Oh Jonghyun-ah” Kata wanita itu saat mengerti ucapan Changjo

“Silahkan masuk” Pintanya kemudian



Setelah dipersilahkan duduk dan berhadapan dengan segelas orange juice, mata Changjo menyusuri setiap celah ruang tamu itu. Dengan pikiran mengawang kembali ke masa 5 tahun yang lalu, senyum terkembang dibibirnya.

“Changjo-ah, kenapa kau disini eoh?” tanya Jonghyun berjalan menuju Changjo

“Apa Yoo Ra noona benar pulang kesini?” Tanya Changjo tanpa memperdulikan pertanyaan Jonghyun barusan

“Ne, dia sudah beberapa hari disini. Jankamannyeo, kenapa kau menanyakan Yoo Ra noona?! Apa kau kesini hanya untuk menemuinya?” tanya Jonghyun

“Jonghyun-ah ada yang ingin kukatakan padamu” Ujar Changjo dengan nafas tersengal

“Aku menyukai Yoo Ra noona, neomu saranghanda” Lanjut Changjo

“Mwo?! Kau menyukai noonaku?! Omonganmu 5 tahun yang lalu, apa kau masih menyukainya sejak saat itu?!” Tanya Jonghyun kaget

Changjo mengangguk tapi sedetik kemudian tubuhnya didorong Jonghyung keras kebelakang

“Apa yang kau lakukan terhadap noonaku eoh?! Kau tahu aku paling tidak suka pada seorang yang melukai noonaku bahkan sampai membuatnya terlihat sangat sedih seperti sekarang” Jonghyun terlihat geram

“Jankamannyeo Jonghyun-ah, aku juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Aku kesini untuk memperjelas semuanya” Bela Changjo

“Apa maksudmu?” Tanya Jonghyun

“Akupun tidak tahu, yang kutahu hanya aku harus menemui Yoo Ra noona” Ujar Changjo menatap tajam mata Jonghyun



***



Yoo Ra duduk diayunan kayu lusuh yang nampak masih gagah menahan berat tubuhnya. Dengan pandangan mata kosong digerakan perlahan ayunan yang menimbulkan suara bising itu. Wajahnya terangkat saat angin pagi mengelus pipinya lembut, dengan mata membulat digelengkan kepalanya beberapa kali, karena merasakan sosok namja yang berada dipikirannya tengah menatap lurus kearahnya.

“Ya~ kenapa disinipun aku berhalusinasi melihat Changjo-ya?!” Katanya pelan beranjak dari ayunan itu dan berjalan mendekati halusinasi Changjo yang masih menatapnya dalam.

Dengan balutan floral dress yang berkibar diterbangkan angin, Yoo Ra melewati halusinasinya itu. Tapi langkahnya terhenti saat bayangan Changjo memegang tangannya dan menarik Yoo Ra untuk berjalan kebelakang kembali sehingga membuat mereka bertatapan satu sama lain.

“Changjo-ya” Ujar Yoo Ra pelan

“Ahh babo, kenapa aku merasa imajinasiku ini nyata?! Apa aku terlalu merindukannya?! Aigoo” Yoo Ra berjalan kembali setelah tangannya dilepas Changjo



Yoo Ra berjalan menyusuri jalan setapak menuju padang bunga nanohana yang terlihat indah dengan warna kuning yang membangkitkan semangat. Lagi-lagi tubuhnya terhenti, tapi kali ini tangannya tak dipegang Changjo. Dengan dada naik turun, dia merasakan deru nafas seseorang begitu nyata ditelinganya. Tangannya yang kekarpun melingkar manja disekitar perut. Perlahan bahu Yoo Ra merasakan lancipnya dagu nyata seseorang menempel dengan lembutnya. Masih dengan suara deru nafas yang terdengar jelas, suara itu membuat bulu romanya berdiri seketika saat sebuah kata itu mengalir dari bibir yang berada tepat disamping telinganya.

“Bogoshipo”



Masih dengan Changjo yang memeluk Yoo Ra dari belakang, Yoo Ra menolehkan sedikit lehernya kearah wajah Changjo yang berada dibelakang.

“Changjo-ya” Ujar Yoo Ra

“Ne” Ujar Changjo lembut

“Ya~ lepaskan” Ujar Yoo Ra melepaskan tangan Changjo yang masih melingkar manja

“Bagaimana kau bisa berada disini eoh?” Lanjut Yoo Ra dengan menaruh tangannya dipinggang

“Apa kau tak merindukanku?” Tanya Changjo dengan ekspresi menggemaskan

“Anida” Ujar Yoo Ra melirik Changjo tajam dan melangkahkan kembali menyusuri padang nanohana yang sangat luas, sampai seluruh mata memandang hanyalah warna kuning yang terhampar.

“Mianhae” Ujar Changjo keras

Yoo Ra menoleh dan menatap Changjo datar tapi dengan hati yang bertanya-tanya.

“Mianhae telah membuatmu jadi seperti ini, membuatmu menanggung semua ini sendiri, membuatmu merasakan kesedihan seorang diri” Changjo berkata ditengah padang bunga yang bergerak kekanan dan kekiri karena diterbangkan angin



Angin yang berhembus menerbangkan kelopak kuning bunga nanohana, menyusuri kedua sejoli yang saling menatap satu sama lain. Masih dengan dress yang berkibar diterbangkan angin, ekpresi wajah Yoo Ra berubah sendu. Perlahan Changjo nampak merendahkan posisinya dan membuat lututnya menyentuh tanah. Dengan sorotan mata yang dipenuhi kasih, Changjo bersimpuh dihadapan Yoo Ra. Yoo Ra yang melihat Changjo bersujud kontan merubah ekspresi sendunya menjadi tatapan tak mengerti.



“Would you BE MA GIRL?” ucapan Changjo menjadi dentuman hebat yang menghempaskan kelopak nanohana menuju Yoo Ra

Yoo Ra berkedip perlahan mendapat pernyataan cinta dari Changjo. Detakan jantungnya berdebar bak pasukan bersenjata menginjak-injak hatinya. Dia tidak bisa memungkiri bahwa 5 kata yang dirangkai menjadi 1 kalimat itu adalah hal yang sangat ingin didengarnya melebihi apapun yang ada didunia ini, tapi akankah semua berada pada apa yang dia inginkan?!

Dengan hembusan nafas panjang dibalikkan tubuhnya dari Changjo yang tetap bersujud dihadapannya.

“Kau harus mengikuti hatimu bukan membohonginya” Suara Changjo terdengar jelas

Yoo Ra menoleh sedikit kebelakang masih dengan tatapan sendu, tapi seketika tubuhnya dibalikkan seseorang. Sekarang ruang pengelihatannya dipenuhi mata yang ingin dia lihat sepanjang hidupnya, mata dengan sorotan cinta yang tak terbendung. Dengan lembut kedua tangan Changjo meraih pipi Yoo Ra dan mengelusnya. Perlahan dia mendekatkan wajahnya kearah wajah Yoo Ra, Yoo Ra hanya mengepalkan tangannya sendiri menahan rasa yang ingin meledak dari hatinya.

“Dari awal, aku menganggapmu seorang yeoja bukan seorang noona. Saat mata kita bertemu, saat setiap motivasi yang kau lontarkan, saat perlakuan istimewamu terhadap mimpiku dan saat kuharus membuatmu bangga. Itu semua kulakukan untuk satu titik yang sangat kuinginkan setelah mimpiku, yaitu kau noona. Dirimu. Dirimu yang amat kuinginkan melebihi hidupku sendiri” Ujar Changjo yang wajahnya berada 1 senti dihadapan wajah Yoo Ra

“Saranghanda” Lanjut Changjo lembut

Bibir Yoo Ra bergetar dan matanya memanas menahan rasa yang seakan luber tak terbendung. Dengan aliran airmata yang menetes melewati pipi, Yoo Ra memeluk Changjo erat seakan tak ingin melepaskannya. Dengan tubuh bergetar, Yoo Ra menangis sambil terus merangkulkan tangannya dileher Changjo. Changjo yang mendapat pelukan Yoo Ra, membelai rambut Yoo Ra lembut sedang tangan satunya merangkul pinggang Yoo Ra erat.



Bunga nanohana yang bergerak kekanan dan kekiri karena diterbangan angin menjadi saksi cinta yang bersatu antara 2 sejoli yang menuruti kata hati yang membimbing mereka menuju muara yang bernamakan cinta.



***



“Walaupun tadi aku memelukmu, bukan berarti kau dapat menjadi namjachingu-ku” Tatap tajam Yoo Ra dikebun strawberry setelah melewati padang nanohana saat hendak kembali kerumah

“Mwo?! Bukankah kita saling mencintai, itu lebih dari cukup untuk membuat kita menjadi sepasang kekasih” Ujar Changjo bingung

“Tidak semudah itu mendapatkanku” Yoo Ra berhenti berjalan dan sekarang tengah menatap Changjo dengan menyilangkan tangan didada

“Ada 3 syarat yang harus kau lalui bila ingin menjadi namjachingu-ku” Yoo Ra tersenyum kearah Changjo

“Hanya 3?! 1.000 pun aku akan lakukan untuk bisa membuatmu menjadi milikku” Ujar Changjo meraih tangan Yoo Ra sehingga membuat Yoo Ra berada dalam dekapan Changjo

“Ya~ apa yang kau lakukan eoh?!” Ujar Yoo Ra yang merasa risih berada didalam dekapan tubuh Changjo. Tangannya mendorong dada Changjo menjauh dari tubuhnya tapi bukan mengendurkan dekapannya, Changjo malah mengeratkan dan menarik Yoo Ra menuju tubuhnya sehingga membuat mereka berdua bertatapan satu sama lain.

“Ya~ jadi apa syarat pertama?” Ujar Changjo masih mendekap erat tubuh Yoo Ra

“Lepaskan dekapanmu” Perintah Yoo Ra

“Aku anggap ini sebagai syarat pertama” Senyum Changjo melepaskan dekapannya

Yoo Ra melirik kesal kearah Changjo dan menendang kaki kirinya. Changjo yang kesakitan kontan mengelus kakinya dan melihat Yoo Ra yang meninggalkannya.

“Syarat kedua noona” Ujar Changjo masih mengelus kakinya yang sakit

Yoo Ra berbalik dan berjalan mendekati Changjo kembali.

“Appo?” tanya Yoo Ra

Changjo mengangguk “Ne”

“Syarat kedua, kau harus tahan bila kutendang seperti ini lagi” Ujar Yoo Ra menendang kaki kanan Changjo

“Wah strawberry” Ujar Yoo Ra yang melihat strawberry ranum dihadapannya sedang Changjo mengelus kedua kakinya yang berhasil ditendang Yoo Ra tanpa perlawanan

“Kekuatan tendanganmu melebihi hyung-hyungku, noona” Kata Changjo disamping Yoo Ra yang tengah menggigit strawberry yang membuat liur tumpah ruah

Dengan bergidik Yoo Ra mengunyah strawberry yang dia petik sendiri dihadapannya. Tanpa memperdulikan omongan Changjo, dia memetik strawberry ranum dan berwarna merah lain yang sangat menggiurkan. Dibersihkannya strawberry itu dengan mengusapkann ke baju dan menggigitnya setengah.

“Ihh asam” Ujarnya mengunyah

“Kenapa kau tak menghiraukan omonganku eoh?! Jigeum, syarat ketiga” Ujar Changjo kesal

“Mmmm.. syarat ketiga” Kata Yoo Ra berpikir sambil terus mengunyah strawberry

“Makan strawberry ini” Yoo Ra menyodorkan strawberry kehadapan Changjo

Changjo melihat strawberry yang disodorkan Yoo Ra dan mengambil strawberry itu perlahan tapi bukannya memakan strawberry itu. Changjo malah menarik tangan Yoo Ra dan menciumnya lembut. Yoo Ra yang tak mengira Changjo akan menciumnya hanya bisa memegang jacket yang dikenakan Changjo. Dengan lembut Changjo mengambil strawberry yang berada dimulut Yoo Ra kedalam mulutnya. Saat ciuman itu terlepas, Yoo Ra melihat kebawah dengan tangan yang mengusap bibir.

“Iya asam” Ujar Changjo mengusap permukaan bibirnya dan mengunyah strawberry yang dia ambil dari mulut Yoo Ra

“Ya! Babo!!!” Teriak Yoo Ra memukul bahu Changjo dan berjalan memimpin

“Noona apa yang kau lakukan eoh?! Appo” Ujar Changjo mengelus bahunya



Tringg.. sesuatu yang menyilaukan menjadi ruang penglihatan Yoo Ra sekarang. Sebuah benda dengan sinar silver yang memantulkan sinar matahari tepat berada didepan wajahnya. Dengan tulisan Changjo kalung itu bergoyang karena gerakan tangan yang memegangnya. Sang pemilikmu menghadang jalan Yoo Ra dengan tetap menganggantungkan kalung itu dihadapan Yoo Ra.

“Walaupun aku telah mendapatkan hatimu tapi kalung ini, tetap dekatkan dia dihatimu. Agar kau tahu, aku takkan pernah jauh darimu” Ujar Changjo membuka pengait kalung itu

Dengan perlahan Changjo mendekat kearah Yoo Ra, mendekatkan wajahnya kearah wajah Yoo Ra, sehingga membuat pipi mereka bersentuhan karena tindakan Changjo yang memakaikan kalung itu ke leher Yoo Ra. Yoo Ra yang merasa pipinya bersentuhan dengan pipi lembut Changjo hanya membeku dengan debaran dada yang memburu.

Changjo tersenyum kearah Yoo Ra setelah berhasil mengaitkan kalung silver bertuliskan Changjo itu. Yoo Ra melihat kalung yang menggantung dilehernya sambil tersenyum kecil dan melihat kearah Changjo.

“Aku sudah mengembalikannya padamu, kenapa kau mengembalikannya lagi padaku?! Babo-ya” Kata Yoo Ra masih dengan memegang bandul berukiran nama itu

“Aku takkan memaafkanmu bila kau mengembalikannya lagi padaku” Changjo kesal

“Kalau begitu aku buang saja” Ujar Yoo Ra menarik rantai kalung

“Noona!!!” Teriak Changjo melihat kelakuan Yoo Ra

“Babongie~, bagaimana mungkin aku membuang barang yang diberikan namjachingu-ku” Yoo Ra berjalan lamban

“Namjachingu?!” Changjo mematung

Masih dengan memegang kalung itu Yoo Ra tersenyum dan berjalan sedikit demi sedikit meninggalkan Changjo, tapi langkahnya terhenti saat tangan seseorang memegang pergelangan tangannya. Yoo Ra melihat Changjo yang kini berada dihadapannya dengan tangan yang masih memegang pergelangan tangannya.

“Aku tahu bahwa aku tak selalu berada disisimu, tapi kupastikan namamu selalu terukir dihatiku noona. Biarkan dia menggantung selamanya dilehermu, agar saat kau melepaskannya, ukiran namaku telah terpahat dihatimu. Biarkan kalung ini sebagai tanda cintaku yang selalu terukir untukmu” Changjo mencium kening Yoo Ra

Yoo Ra membuka matanya setelah kecupan manis Changjo meninggalkan keningnya dan tersenyum manis dengan rentetan gigi putih yang berbaris rapi.

“Biarkan kalung ini jadi pelindung hatimu sehingga takkan ada yang berani melukai hatimu lagi noona” Changjo menatap lurus kemata Yoo Ra

Yoo Ra terdiam dengan pipi memerah, Changjo yang melihat pipi Yoo Ra tersenyum mengandung arti. Dengan perlahan dia meraih kedua tangan Yoo Ra. Mencium kedua tangan itu dan tersenyum kearah Yoo Ra. Yoo Ra hanya tersipu mendapat perlakuan seperti itu. Tangan Changjo kini berpindah mengusap kedua pipi Yoo Ra yang telah memerah karena perbuatan Changjo barusan. Perlahan Changjo mendekatkan wajahnya kearah wajah Yoo Ra. Yoo Ra yang merasakan Changjo akan menciumnya kembali, kontan menutup matanya sehingga membuatnya hanya merasakan nafas Changjo yang berhembus menyentuh permukaan wajahnya.



“Ya~ bukankah kalian sudah melakukannya barusan” Ujar suara cempreng seseorang yaitu Niel

Changjo dan Yoo Ra yang mendengar suara, bersamaan menoleh untuk mengetahui siapa pemilik suara itu. Dan ternyata semua member Teen Top dan Jonghyun tengah melihat mereka dengan tampang yang tak bisa dideskripsikan

“Hoahh aku jadi ingin punya yeojachingu” Seru Ricky menggigit jemarinya

“Nicole, aku harus menyuruhnya datang kemari” Ujar L.Joe mencari handphone

Sedang Chunji & CAP menatap satu sama lain dengan menelan liur karena melihat adegan dihadapan mereka. Tapi berbeda dengan Jonghyung menatap lirih kearah Yoo Ra yang masih berada dipelukkan Changjo.



***



Diperjalanan menuju rumah, Changjo yang memegang tangan Yoo Ra melihat hyung-hyungnya yang nampak masih mengenakan ransel.

“Apa yang kalian lakukan disini eoh? Apa kalian menyusulku?” Ujar Changjo

“Kami datang kesini karena khawatir bila Yoo Ra noona, menolakmu. Kau bisa berbuat nekat’ Ujar L.Joe

“Ne, lagipula kami juga ingin berlibur” ujar Chunji

“Jadi apakah kalian sudah menjadi sepasang kekasih?” tanya Niel

“Sepasang kekasih” Kata Ricky dan Jonghyun bersamaan

Changjo dan Yoo Ra hanya bertatapan satu sama lain dan tersenyum malu malu dengan pipi yang memerah. Belum sempat menjawab, sesuatu di kantung Yoo Ra bergetar.

“Yeoboseyeo” Ucap Yoo Ra mengangkat telepon

“Ne, aku akan segera datang” Yoo Ra menekan tombol akhiri dengan semua mata yang kini hanya menatapnya

“Aku harus pergi, ada seseorang yang ingin bertemu denganku” Papar Yoo Ra seakan tahu pikiran kesemua namja itu tentang percakapaan Yoo Ra ditelepon barusan

“Ya~ noona kita menjadi kekasih belum ada 1 jam tapi kau sudah mau selingkuh saja” ujar Changjo kesal

Tanpa basa basi Yoo Ra memukul kepala Changjo dan berjalan menjauhi mereka, Changjo yang memegang kepalanya meraih tangan Yoo Ra untuk menahannya. Yoo Ra menatap Changjo dengan tatapan bingung.

“Kajima” Ujar Changjo manja

“Babo-ya, aku akan segera kembali” Ujar Yoo Ra melepaskan tangan Changjo dan tersenyum



Changjo, Jonghyun dan member Teen Top hanya melihat langkah Yoo Ra yang semakin menjauh. Dalam hati Changjo tak ingin membiarkan Yoo Ra pergi, karena ketakutannya sendiri bahwa Yoo Ra takkan kembali.

***



Yoo Ra membungkuk setelah memasuki sebuah cafe.

“Duduklah” Pinta seorang namja dihadapan Yoo Ra

“Ada yang bisa saya bantu?” Tanya Yoo Ra sopan

Namja itu tersenyum “Aku menarik kata-kataku seminggu yang lalu”

“Menarik kata-kata? Apa maksud Anda?” Tanya Yoo Ra bingung

“Iya kata-kataku untuk menjauhi Changjo” Jawab namja itu yang ternyata adalah manager Teen Top

“Aku tak mungkin memaksakan hati orang lain, apalagi itu menyangkut mimpi yang dia junjung dengan sekuat tenaga. Tetaplah jadi sumbu semangat dan lentera kebahagiaannya. Aku percayakan Changjo-ah padamu Yoo Ra-ah” Manager itu menegak segelas kopi hitam yang terlihat mengepul

“Per-percayakan?!” Ujar Yoo Ra terbata

Manager mengangguk “Bawalah mereka kembali ke Seoul, 2 hari lagi mereka akan mengadakan fanmeeting. Oh iya, tak apa bila hubunganmu disembunyikan dulu?”

“Hubungan?” Yoo Ra makin tidak mengerti

“Ya~ bila kau menolaknya kau berurusan denganku, Changjo yang patah hati sungguh sangat merepotkan. Tak bergairah tak bersemangat, seperti mati segan hidup tak mau dan itu sangat menjengkelkan. Kau harus menerimanya arraseo?! Bukankah kau juga menyukainya eoh?!” Manager mengintrograsi

“Mwoya?! Aku akan menjaganya semampuku” Janji Yoo Ra tersenyum

“Aku tahu aku bisa mengandalkanmu, jadi untuk hubunganmu?” Tanya Manager

“Arra, Tak apa bila hubungan ini menjadi suatu yang rahasia. Sudah kubilang aku akan menjaganya semampuku berarti aku juga harus menjaga mimpinya bukan?!” Lagi lagi Yoo Ra tersenyum

“Jotda, gomawoyeo Yoo Ra-ah” Manager tersenyum tulus

Yoo Ra mengangguk dan tersenyum



***



Dihalaman rumah Yoo Ra, nampak seorang namja berjalan mondar mandir dan sesekali menolehkan kepalanya pada ujung jalan. Dengan menghembuskan nafas panjang dia tegakkan kepalanya saat diujung jalan tak nampak apapun.

“Changjo-ah sampai kapan kau akan seperti itu, lebih baik kau bantu kami menyiapkan barbeque party” Perintah CAP

Masih dengan kepala menjulur melihat ujung jalan, Changjo mendengus.

“Apa orang jatuh cinta seperti dia?! Bahkan Yoo Ra noona pergi belum ada setengah jam sudah seperti anak ayam kehilangan induknya” Ujar Chunji

L.Joe mengangkat bahu dan melempar arang kearah Changjo “Ya~ Changjo-ah bukankah ini pesta perayaanmu, kenapa kau tak membantu sama sekali?!”

“Kau tak akan mendapat makanan kalau begitu, makananmu untuku” Ujar Ricky dari dalam dengan membawa setempat penuh daging ribs yang terlihat lezat

“Noona akan kembali Changjo-ah” Kali ini Jonghyun yang keluar dari dalam rumah dengan membawa sekeranjang sayur mayur

“Yoo Ra noona bilang dia pulang sedikit terlambat” Ujar Niel dengan membawa botol kecap dan saus

Changjo yang mendengar kabar dari Niel kontan mendekat

“Kau tahu darimana hyung?! Tapi dia akan kembali kan?” Tanya Changjo antusias

“Tadi didalam aku mengangkat telepon dari dia. Dia pasti kembali, bukankah ini rumahnya” Ujar Niel bingung



Changjo mendengus karena Niel sama sekali tak mengerti maksud yang dia ucapkan. Dalam hati Changjo sebenarnya trauma dengan kepergian Yoo Ra, dia takut Yoo Ra pergi lagi dan tak kembali. Bahkan kebahagiaan belum menghampiri mereka berdua, mungkin itu yang berada dalam benak Changjo.



***



Awan hitam tampak mengarak dikawasan Gwanju, dengan berjalan cepat Yoo Ra bergegas pulang dan melihat kerumunan 7 namja sedang menyiapkan barbeque.

“Apa yang kalian lakukan eoh” Tanya Yoo Ra mendekat pada mereka

Mendengar suara seseorang, kontan semua orang melihat kearah Yoo Ra. Melihat kedatangan Yoo Ra, Changjo berlari dan memeluknya erat. Melihat perbuatan yang dilakukan maknae-nya, member Teen Top hanya menghembuskan nafas panjang dan melanjutkan pekerjaan mereka. Sedang Jonghyun geleng-geleng kepala dengan tangan yang berada dipinggang.

“Kupikir kau takkan kembali, kajima” Ujar Changjo masih memeluk Yoo Ra

“Bagaimana aku tak kembali, ini rumahku. Memang aku akan kemana lagi” Yoo Ra melepaskan dekapan Changjo

“Kajima” Ujar Changjo tak membiarkan Yoo Ra melepaskan pelukannya

“Omo” Senyum Yoo Ra yang berada dipelukan Changjo



Semuanya hanya bisa tersenyum sambil geleng-geleng kepala melihat kelakuan pasangan baru itu. Sedang Yoo Ra dan Changjo terlelap dalam nikmatnya kebahagiaan yang tak dapat terukur yang pernah mereka rasakan, yaitu tidak membohongi hati.



***



“Kau bertemu dengan siapa noona?” tanya Changjo membalik daging yang berada diatas pemanggang

“Apa kau ingin tahu?” Tanya Yoo Ra

Changjo mengangguk

“Takkan kuberitahu” Yoo Ra duduk diberanda yang berlantaikan kayu

“Changjo-ya kau harus berhati-hati, banyak sekali yang menyukai Yoo Ra noona” Jonghyun menimpali

“Noona galak seperti dia?!” Ujar Niel menunjuk Yoo Ra

“Apa maksudmu?! Kau ingin mati eoh?” Ujar Yoo Ra melemparkan sendalnya kearah Niel

“Dagingnya gosong” Ujar Ricky memukul lengan Changjo

“Ya~ apa yang kau lakukan?!” Chungji memukul kepala Changjo

Changjo memegang kepalanya “Membuat dagingnya tidak bisa dimakan”



L.Joe dan CAP duduk sejajar dengan menenggak soft drink dingin sambil melihat kelakuan Changjo, Chunji, Ricky dan Jonghyun yang meributkan daging yang gosong sedang Yoo Ra yang asyik membullyNiel.



Dresss... tiba-tiba ribuan butiran air memukul tubuh mereka dan refleks membuat mereka asyik membereskan makanan dan perlengkapan barbeque tapi satu orang yang tetap berdiri mematung ditengah derasnya hujan dan tak membantu sama sekali dan dengan khidmatnya menghadapkan wajah keatas sehingga membuat titikan air hujan bebas mendarat diwajah mulus itu, dan orang itu adalah Changjo.

Melihat tindakan Changjo yang tengah hujan-hujanan, Yoo Ra yang sudah berada didalam dengan kesemerawutan barbeque yang gagal melihat dengan menaikan alisnya sebelah dan bergegas mengambil payung. Yoo Ra berjalan menuju Changjo yang telah basah kuyup dan memayunginya. Merasakan air hujan tak membasahi wajahnya lagi, Changjo menurunkan wajahnya dan tersenyum melihat wajah yeoja dihadapannya.

“Babo~ kenapa kau senang sekali hujan-hujanan. Kajja, kau bisa sakit” Ujar Yoo Ra menarik tangan Changjo

Bukan menuruti perintah Yoo Ra, Changjo hanya diam tak bergerak sehingga membuat Yoo Ra meoleh kearahnya kembali. Bukan menjelaskan apa yang sedang dipikirkannya sekarang, Changjo malah melemparkan payung yang dipegang Yoo Ra. Yoo Ra yang melihat kelakuan Changjo, melihatnya kesal karena membuatnya kehujanan dan bergegas mengambil payung itu tapi sebelum Yoo Ra bergerak. Changjo telah menurunkan tubuhnya, ekor mata Yoo Ra yang melihat perbuatan Changjo sontak berhenti dan melihat tak mengerti kearah Changjo.



Changjo yang tengah bersimpuh dihadapan Yoo Ra dalam derasnya air hujan, meraih tangan Yoo Ra dan mengenggamnya lembut.

“Aku memang belum seutuhnya menjadi pria dewasa tapi aku akan menjadi pria yang bisa kau andalkan saat kapanpun kau mau. Jadi kau harus benar-benar menungguku untuk aku bisa sampai pada level pria yang bisa membuatmu menjadi milikku sepenuhnya” Changjo mengecup punggung tangan Yoo Ra yang basah oleh air hujan



“Dibawah hujan ini, baik 5 tahun yang lalu ataupun hari ini akan menjadi saksi cintaku untukmu. Setiap butiran hujan yang turun, setiap ribuan aliran air yang mengalir itu semua akan bermuara pada tempat yang sama yaitu hatiku yang aku kuberikan hanya untukmu” Ujar Changjo berdiri dihadapan Yoo Ra

Yoo Ra yang mendapat perlakuan Changjo hanya bisa menatapnya dengan pipi memerah yang tersamarkan dengan aliran air yang membasahi seluruh wajahnya.



“Ya~ bisakah kalian melakukan apapun yang kalian ingin lakukan didalam?! Cipratan air hujannya membasahi lantai, sangat menjengkelkan jika harus membersihkannya” Ujar Jonghyun didepan pintu



***



Yoo Ra melihat wajahnya yang berada dicermin besar didalam kamar mandi. Pipinya lagi-lagi bersemu merah, entah apa yang ada dipikirannya sekarang. Dengan rambut yang basah setelah selesai mandi dari hujan-hujanan, Yoo Ra keluar kamar mandi dengan handuk yang dipegangnya.

“Aigoo” pekiknya melihat sesosok manusia dihadapannya

“Apa yang kau lakukan disini eoh?” tanya Yoo Ra pada Changjo yang duduk ditepi ranjang tempat tidurnya

“Eopseo” Kata Changjo singkat

“Ka” Perintah Yoo Ra menarik tangan Changjo

“Andwae” Kata Changjo bersikeras

“KA!!” teriak Yoo Ra mengulurkan tangannya untuk menarik tangan Changjo



Tapi bukannya membuat Changjo bangkit malah tubuhnya yang berhasil ditarik Changjo kedalam pelukannya.

“Apakah ini orange?” Ujar Changjo menghirup aroma shampoo yang kukenakan

“Bukan urusanmu” Ujar Yoo Ra ketus mencoba melepaskan tubuhnya dari pelukkan Changjo

“Jelas ini urusanku, bukankah kau yeojachingu-ku dan aroma orange itu sungguh menggoda” Changjo mengerlingkan matanya masih dengan tangan merangkul pinggang Yoo Ra

“Mijoseo?!” Yoo Ra berontak sekuat tenaga

“Aku akan melepaskanmu tapi kau harus janji takkan mengusirku dari sini” Minta Changjo

“Ne” Ujar Yoo Ra terpaksa



“Paman dan bibi sedang pergi?” Tanya Changjo duduk dibibir ranjang Yoo Ra setelah melepaskan pelukkannya

“Molla” Yoo Ra menaruh handuk ditempatnya setelah dirasa rambutnya sudah lumayan kering

“Bisakah aku tidur disini?” Ujar Changjo merebahkan tubuhnya diatas kasur

“Andwae, ka” Ujar Yoo Ra berjalan menuju ranjang dan menarik tangan Changjo untuk bangun dan pergi dari kamarnya



Bukan Changjo namanya kalau tidak menarik tangan Yoo Ra memasuki dekapannya. Dan sekarang Yoo Ra tepat berada diatas tubuh Changjo, Yoo Ra yang berontak membuat Changjo mendorong tubuh Yoo Ra keranjang dan posisipun berubah. Changjo yang sekarang berada diatas tubuh Yoo Ra.

“Ayo tidur bersama noona” Ujar Changjo nakal sambil memegang bibir bawah Yoo Ra

“Andwaeyeo, kau pikir eomma dan appa tak akan dirumah bisa membuatmu berlaku seenakknya terhadapku” Yoo Ra berkata

“Apa maksudmu dengan kata seenaknya. Pikiranmu lebih liar dari pikiranku” Changjo berdiri meninggalkan Yoo Ra yang masih terbaring dikasur dengan wajah tersipu

“Tapi bila kau menginginkannya” Changjo berbalik dan menjatuhkan tubuhnya dsamping tubuh Yoo Ra

“ANDWAEYEO!!!” Teriak Yoo Ra memeluk tubuhnya sendiri

“Wae noona?” Teriak Jonghyun samar



Yoo Ra dan Changjo melihat satu sama lain saat mendengar suara seseorang. Dengan panik Yoo Ra berusaha menyembunyikan Changjo karena dia tahu pasti Jonghyun sudah berjalan menuju kamarnya untuk mengetahui apa yang terjadi. Dan benar saja, Jonghyun membuka pintu Yoo Ra seketika saat Yoo Ra bersiap menaiki kasur.

“Jonghyun-ah” Ujar Yoo Ra pura-pura tidak tahu

“Wae?” tanya Jonghyun

“Eopseo, hanya saja tadi aku melihat seekor kecoa” Yoo Ra berbohong

“Kecoa?! Sejak kapan kau takut pada kecoa?!” Jonghyung mengerutkan keningnya

“Kecoanya sangat berbeda, dia.. besar dan itu sangat mengerikan. Dia bahkan berbaring disampingku, saat aku memukulnya dia terbang kearahku dan tak ingin lepas” Yoo Ra berusaha meyakinkan

“Aku tak mengerti” Jonghyun mengaruk kepalanya

“Ah sudahlah tidak penting juga, kepalaku sedikit pusing karena hujan-hujanan tadi” Ujar Yoo Ra memegang kepalanya tak tak pusing sedikitpun

“Istirahatlah, aku tadi dapat kabar bahwa kalian harus kembali ke Seoul besok” Ujar Jonghyun melihat Yoo Ra berbaring dikasur tanpa diselimuti bed cover

“Tidurlah noona, udara malam ini sangat dingin pakailah bed covermu” Perintah Jonghyun

“Bed Cover? Oh ne” Ujar Yoo Ra menyelimuti permukaan tubuhnya dengan bed cover

“Aku akan matikan lampunya. Selamat malam” Jonghyun menekan sakelar lampu dan menutup pintu kamar Yoo Ra



“Sudah kubilang, ayo kita tidur bersama noona. Jankamanyeo apa kau tadi menyamakanku dengan kecoa?!” Kepala Changjo menyembul dari balik bed cover yang menyelimuti tubuh Yoo Ra



***



Keesokan hari, saat mentari hampir tenggelam diufuk barat. Dikereta yang membawa member Teen Top, terlihat Changjo menekan tombol-tombol dismartphone-nya dengan wajah kesal.

“Wae kau meninggalkanku eoh?” Ujar Changjo dengan seseorang yang berada di Seoul

“Tapi kau bisa bangunkan aku. Apa kau sudah sampai Seoul?” Tanya Changjo

“Ne, kau berhutang padaku karena membuatku kesal” Kata Changjo

“Kau harus membayar ini, arraseo noona” Changjo memutuskan sambungan teleponnya



Ya, tadi pagi Yoo Ra telah kembali ke Seoul seorang diri karena ke semua member Teen Top yang masih terlelap dan pertemuan mendesak dengan seseorang.



--Seoul—

Setelah mengganti pakaiannya, Yoo Ra bergegas menuju sebuah cafe dibilangan gangnam untuk menemui seseorang yang menghubunginya semalam.

“Annyeonghaseyeo” Ujar Yoo Ra membungkuk sedikit setelah memasuki cafe itu

Yeoja itu bangkit dan membungkuk 90 derajat dihadapan Yoo Ra “Annyeonghaseyeo”

“Ada apa kau memintaku bertemu? Apa ada yang sangat penting?” tanya Yoo Ra to the point

“Apa kau tak ingin memesan dulu eonni?” tanya Yeoja itu

“Aku tak punya banyak waktu” Ujar Yoo Ra ketus

“Ne, kau pasti sangat membenciku karena perbuatanku dahulu” Ujar Yoeja yang bernama Nam Joo itu

“Awalnya aku sangat membencimu, karena kau mengambil hati seseorang yang sangat kusayangi. Kau penghalang segalanya, kau pengerecok, kau sesuatu yang sangat negatif yang pernah kupikirkan. Tapi kata-kata orang itu membuatku berpikir dua kali untuk menge-cap-mu seperti itu. Semua bukan salahmu eonnie, jadi aku tak pantas melampiaskan amarahku padamu hanya karena cinta yang tak mungkin bisa kumiliki” Ujar Nam Joo panjang lebar

“Jeosonghamnida” lanjutnya lagi sambil membungkuk lebih rendah dari tadi

“Orang itu?” tanya Yoo Ra

Nam Joo mengangguk



--flashback—

“Ternyata semua yang dikatakan hyung-hyungku benar. Hatimu tak sepolos dan semanis wajahmu. Aku hanya membuang-buang waktu saja mencintai yeoja yang bahkan tak pantas untuk dicintai” Ujar Ricky geram meninggalkan Nam Joo



“Apa salah bila aku mencintai Changjo-ah dan menginginkannya menjadi milikku?! Yeoja itu penganggu. Bila dia tidak ada, Changjo-ah akan jadi milikku” Ujar Nam Joo dengan tersengal-sengal



Ricky menolehkan wajahnya sedikit

“Aku juga mencintaimu tapi apakah aku memaksakanmu untuk mencintaiku apalagi mencelakakan Changjo-ah agar dia pergi, karena diapun penggangu bila tidak ada dia, kau akan jadi milikku. Tapi apa yang kau lihat selama ini, aku selalu mendukungmu melakukan apa yang kau inginkan berharap suatu saat kau bisa melihat aku yang selalu ada untukmu. Kau harus berpikir bahwa tak hanya kau yang berada dalam keadaan seperti ini, akupun sama. Tapi aku takkan memaksakan kehendakku karena itu sama saja memaksakan cinta seseorang terhadap dirimu. Dan itu lebih menyakitkan dibanding penolakkan” Ujar Ricky panjang lebar dan pergi tanpa menoleh lagi



--End Flashback—



“Ricky-ah?!” Ujar Yoo Ra tak percaya

“Ne, aku memikirkan semua perkataannya dan ternyata dia benar. Aku tak seharusnya melakukan itu padamu eonnie. Aku merasa sangat malu padamu” Nam Joo tertunduk

“Jadi apakah kalian sudah?” Pertanyaan Yoo Ra terhenti

Nam Joo mengangguk tersipu “Ne, aku akan belajar mencintainya yang sangat mencintaiku. Mungkin hanya ini yang bisa kulakukan untuk membalas semua cinta yang kuindahkan kepadanya. Belajar mencintainya adalah sesuatu yang amat keinginkan dalam hidupku”

“Jjinjja?! Sejak kapan?” Tanya Yoo Ra

Nam Joo mengangkat bahunya dan tersenyum melihat Yoo Ra yang masih terlihat tidak percaya

“Jadi apakah aku dimaafkan?” tanya Nam Joo

Yoo Ra tersenyum “Apa yang harus kumaafkan?! Semua bukan salahmu, ini adalah cara Tuhan menjadikanmu pribadi yang lebih dewasa. Aku tak berhak menahan kata maafku untukmu jika Tuhan saja Maha memaafkan”



***



Ting tong.. ting tong.. ting tong..

Changjo berkali-kali menekan bell apartement Yoo Ra tapi tak ada jawaban. Saat kesekian kali bell apartement Yoo Ra ditekan, sang pemilik apartement keluar dari dalam lift dengan keadaan tangan yang penuh dengan 2 plastik besar berisi bahan makanan.

“Changjo-ya” Sapa Yoo Ra

Changjo berbalik dan bernafas lega melihat yeoja yang mata dicintainya itu tengah berdiri tak lebih dari 5 meter dihadapannya.



***

“Hmm.. Changjo-ya” Ujar Yoo Ra yang berada didapur

“Wae?” Jawab Changjo didepan lemari es sedang membereskan bahan makanan yang dibeli Yoo Ra

“Jika aku bukanlah orang pertama yang kau suka, apa kau juga akan tetap mengejarku untuk menyukaimu?” Tanya Yoo Ra

“Kenapa kau bertanya seperti itu eoh?” Tanya Changjo berdiri diharapan Yoo Ra

“Aku hanya ingin tahu” Ujar Yoo Ra menggemaskan

“Walaupun kau orang keseribu yang kusukai noona, tapi pasti aku kan membuatmu menyukaiku juga” Changjo berjalan menuju ruang tengah

“Wae?” Yoo Ra mengekor Changjo

“Karena kau adalah jodohku. Aku menginap” Changjo membuka kamar tidur Yoo Ra

“Andwaeyeo” Yoo Ra bergegas menuju kamar tidurnya yang telah terlihat Changjo berbaring dikamarnya dengan mata terpejam

“Ya~ kenapa kau selalu memaksakan kehendakmu eoh?!” Yoo Ra berdiri didepan pintu dan berjalan menjauh dari kamar tidur dengan mendengus kesal



Belum semeter kakinya melangkah, tubuhnya diangkat seseorang dan membuatnya jatuh dikasur empuk yang telah ditinggalkan beberapa hari ini.

“Kehendak yang berujung pada kebahagian kedua belah pihak, itu sangat fair bukan” Changjo berbaring disebelah tubuh Yoo Ra dengan mata terpejam

“Bagaimana kebahagaian kedua belah pihak?! Babo” Ujar Yoo Ra melihat wajah Changjo

“Hmm.. noona” Changjo melihat wajah Yoo Ra yang masih melihat wajahnya

“Wae? Kenapa wajahmu berubah seperti itu eoh?” Ujar Yoo Ra

“Membuatmu menjadi gadisku sudah, sekarang would you be mine?” Seringai Changjo

“Andwaeyeo” Bentak Yoo Ra menjauh dari tubuh Changjo

“Wae?” tanya Changjo mendekat kearah tubuh Yoo Ra

“Andwaeyeo” bentak Yoo Ra lagi dengan menggeser badannya beberapa centi kebelakang

“Saranghae” Kata Changjo mendekati Yoo Ra

“Ani, Ani, Ani” kata Yoo Ra membelakangi tubuh Changjo

“Saranghanda” Ulang Changjo semakin mendekati tubuh Yoo Ra

“Aniyo” Kata Yoo Ra masih membelakangi tubuh Changjo

“Aku ingin memelukmu selamanya noona” Ujar Changjo yang telah memeluk Yoo Ra dari belakang dan mengecup rambutnya yang tergerai bebas

“Saranghae” Ujar Changjo melewati malam itu dengan cinta yang tumpah ruah sehingga tak ada tempat yang dapat menampungnya kecuali hati mereka berdua.



--END--

ChangRa Couple.......


------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Finally nih FF kelar juga, gimana bagus gak? kalau ada yang bca komennya ditunggu yaaaa

Yang Mau dibuatin FF bisa lihat ketentuannya di sini >> ::Request Fanfiction::

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Udah bacakan.. mari mari cipika cipiki sama yang punya :)

My Image