Title : Will U Go Out With Me?
Genre : Romance
Cast : Icha (OC)
Niel (Teen Top)
Changjo, L.Joe, Ricky, Chunji, CAP (Teen Top)
Park Yoo Ra (OC)
Kim Nam Joo (A Pink)
_________________________________________________________________
Entah apa yang terjadi pada siklus tubuhku, setiap melihat yeoja dan mengajaknya berbicara sepertinya tenggorokanku tersekat sesuatu yang tak dapat dilihat mata. Apa ini sebuah kelainan? Aku hanya ingin mempunyai seseorang yang teramat spesial yang bisa membuat hari-hariku ceria hanya dengan melihat senyumannya.
Apakah itu bisa terjadi padaku?
***
[Niel POV]
Aku berlari dari kerumunan yeoja yang mengejarku sedari tadi ketika aku duduk diteras depan kampus ini. Hari ini aku berjanji pada Changjo, akan menjemputnya karena malamnya akan ada talk show spesial Teen Top, tapi saat aku tengah menikmati pemandangan Seoul University semua mata tertuju padaku dan mulai mendekat. Aku begitu panik terutama karena kebanyakan semua mata yang melihatku ada yeoja, nan eotteoke?!
Tanpa tahu seluk beluk setiap koridor, aku asal masuk dan tibalah aku pada pintu besar yang bertuliskan perpustakaan. Kumasuki perlahan pintu itu dan melihat keluar dari jendela.
“Baguslah mereka tak mengikutiku sampai sini” Ucapku tersenyum
“Kudapatkan juga” teriak seseorang yang mengalihkan pandanganku
Terlihat seorang yeoja mengenakan sweater berwarna cream lembut dengan jeans tengah memegang sebuah buku diatas tangga. Dengan rambut hitam yang tergerai, seakan ada magis yang membuat mataku tak ingin berkedip satu detikpun. Seakan bila mataku ini adalah lampu sorot, pasti langsung akan menyorot seluruh tubuh yeoja yang tengah menuruni tangga itu.
Kugelengkan kepalaku, aneh rasanya merasakan sesuatu yang baru pertama kali ini kurasakan. Kulihat dia kembali dan dengan refleks aku berlari kearahnya ketika melihat dia akan terjatuh dari tangga.
BRAAKK..
Dengan tangan gemetar kubopong tubuh itu dan melihat matanya yang tertutup. Poninya yang miring ke kiri membuat wajahnya nampak lucu. Kutelusuri keseluruhan wajah imut yeoja dihadapanku ini, pipinya yang merah nampak mengerut menahan rasa ketakutan dan bibir-nya yang kecil nampak mengerucut.
Deg.. deg.. deg.. Apa yang terjadi dengan jantungku?!
Masih dengan tangan merangkul tubuhnya, kulihat gerakan kelopak matanya dan sedetik kemudian terlihat bola mata indah dengan pupil berwarna hitam, melihatku dengan terkejut.
“Gamsahamnida” Ucapnya setelah aku melepaskan tanganku dari tubuhnya
Aku anggukkan kepala dengan menahan rasa malu “N-Ne”
Masih dengan jantung yang tak karuan frekuensi detakannya saat ini, aku berjalan menjauh dari yeoja itu dengan wajah yang panas. Kupastikan sekarang bila aku berdiri didepan kaca, pasti terlihat merahnya wajahku, dan merahnya ini lebih dari sebuah tomat.
“Aigooo.. apa yang terjadi padaku saat ini?!” batinku
***
Beberapa hari ini aku benar-benar seperti dirasuki cupid nakal yang membuatku selalu mengingat kejadian diperpustakaan tempo hari. Saat kupejamkan mata, terlintas semunya pipi yeoja itu. Saat kulihat keluar jendela, terpampang jelas kerucutan bibir yeoja itu. Saat kuberbincang, nampak mata indahnya yang terbuka. Bahkan saat aku mandi-pun, ah sudahlah ini khayalan khas seorang namja yang kalian bahkan tak mengerti.
Aku benar-benar dibuat pusing akan keberadaan yeoja ini. Yeoja yang bahkan tidak mirip sekali dengan Nam Sangmi noona, tapi mampu membuat otakku hanya berpikir tentangnya. Ah apakah ini akumulasi dari minimnya pengetahuanku tentang yeoja?!
Aku berdiri melihat Changjo yang hendak membuka pintu apartement.
“Ya~ Changjo-ya kau ingin kekampus?” Aku berjalan mendekatinya dengan singlet putih yang kukenakan
“Ne hyung, kenapa?” Changjo melihatku
“Apa kau ingin aku antarkan?” Refleks bibirku mengucapkan kata itu
“Ya~ apa ini benar-benar Niel hyung?” Changjo memegang dahiku
“Nanti malam akan ada pre-record Music Core, kita tidak boleh telat. Aku akan menunggumu” Ujarku menampik tangan Changjo yang berada didahiku
“Ayo!” Aku menarik tangan Changjo
“Aku tidak mau pergi denganmu!” Changjo melepaskan tangannya
“Kenapa?” Aku melihat Changjo heran
“Aku tak mungkin membawamu dengan pakaian seperti itu” Changjo melihatku dari atas sampai bawah
Aku tersenyum geli karena melihat balutan pakaianku yang hanya memakai singlet putih dan boxer berwarna pink tapi mengajak Changjo segera ke Seoul University. Pantas saja dia tak ingin mengajakku.
***
Langkahku berjalan menyusuri setiap inci lantai yang berwarna cream itu untuk menuju pintu besar yang beberapa hari lalu menjadi saksi pertemuanku dengan yeoja yang bahkan aku belum tahu namanya tapi mampu membuatku tak henti untuk memikirkannya.
Lagi-lagi seperti kejadian awal, aku harus berlari dari kejaran para yeoja yang mulai membuntutiku. Apakah aku begitu terkenal sehingga tak punya ruang untuk privasi hatiku dan kehidupanku sendiri?? Ahh.. Angel, ini hanya frustasiku sementara, selamanya aku milik kalian *ahh...
Masih dengan berjalan cepat aku memasuki perpustakaan dengan sesekali melihat ke arah luar memastikan mereka tidak masuk ke dalam perpustakan ini juga, bila iya habislah aku.
“Ya~ bisakah kau jalan perlahan eoh?! Kau tak melihat ada seseorang yang tengah membaca?” Kutolehkan tubuhku mencari tahu siapa pemilik suara itu
“Oh, jeosonghamnida” Kulihat perlahan yeoja itu, keberuntungan sepertinya sangat berpihak padaku
“Neo...” yeoja itu melihatku terkejut
Aku membungkuk dan tersenyum canggung karena debaran jantungku kembali lagi setelah beberapa hari yang lalu lenyap
“Oh, jeosonghamnida. Aku tak bermaksud” Wajah yeoja itu nampak bersemu
“Gwe-gwenchanayeo” Kubungkukkan kembali tubuhku dengan menahan agar dia tidak mengetahui seberapa bahagianya aku bisa bertemu dengannya kembali
“Gamsahamnida” Ujar yeoja itu
Aku melihatnya bingung “Gamsahamnida mworagoyeo?”
“Karena kau telah menyelamatkanku, kemarin” Senyum tersimpul dari bibir mungil itu
“Cheomaneyeo” Jawabku singkat
“Apa yang kau lakukan disini Niel-ah?’ Tanya yeoja itu yang membuatku terkejut, bagaimana bisa dia mengetahui namaku karena seingatku kami belum berkenalan
“Kau mengenalku?” Tanyaku dengan mata membesar
“Ne, bagaimana aku tak mengenalmu? Seorang hallyu star” Senyum yang menghiasi wajahnya terlihat begitu manis
“Jadi apa yang sedang kau lakukan disini? Kurasa seorang idol tidak suka membaca” Lanjutnya
“Aku tengah menunggu dongsaeng yang kuliah disini tapi tiba-tiba kerumunan yeoja mendekat dan mengejarku” Kutertunduk tak mampu melihat matanya
“Oh sekarang aku mengerti mengapa kau berjalan sangat cepat seperti itu” Dia melihatku seksama
“Sepertinya mereka masih mengejarmu, kau ingin tetap disini?” Tawarnya yang membuat wajahku memerah
“Ne, kalau aku keluar sekarang pasti aku kembali takkan utuh” Kutolehkan wajahku ke arah jendela
“Apa maksudmu?” Senyumnya, “Dan kau bisa menunggu disini denganku” lanjutnya
Kulihat senyum itu terkembang dari bibirnya. Serasa ingin meledak dada ini melihat untaian senyum itu. Dan apa yang tadi dia katakan?? Menunggu disini bersamanya, aku tak ingin menolak tapi rasanya sangat malu tapi akhirnya kuanggukkan kepala.
“Namamu siapa?” Kuberanikan diri bertanya padanya
“Icha-imnida” Senyum lagi-lagi terkembang dari bibirnya
“Bangapseumnida” Kubalas senyumannya dengan perasaan lega karena kuketahui juga namanya. Icha, nama dan seseorang yang bukan berasal dari korea.
***
Keesokan hari..
Aku berjalan keluar apartement dengan malas karena hari ini aku yang bertugas membeli snack untuk cemilan tapi mataku berbinar saat kulihat Yoo Ra noona juga keluar dari pintu apartementnya.
“Noona, kau ingin pergi kemana?” Tanyaku berjalan mendekat
“Swalayan, wae?” Tanyanya datar
“Ah kebetulan sekali, aku titip ya. Ini daftar yang harus dibeli” Aku menyerahkan secarik kertas pada Yoo Ra
BUUKK..
“Aw!” Ringisku memegang kaki yang ditendang Yoo Ra dan melihatnya masih dengan ekspresi menahan sakit
“Noona, kau jangan seperti itu eoh?! Kau harus lebih seperti yeoja” Kucubit pipi Yoo Ra untuk meredakan sedikit rasa sakitku
“Memang aku tidak seperti yeoja eoh?!” Yoo Ra melepaskan tanganku dari pipinya
“Memang kau seorang yeoja? Kau itu seorang ahjumma” Ujarku menjauh
“Babongie~ kau benar-benar ingin mati” Yoo Ra memukul kepalaku
“Bila aku mati ditanganmu, aku sungguh rela. Itu akan sangat menyenangkan, berikan tanganmu noona, biarkan dia mengoyak-oyak tubuhku. Kajja kemarikan” Ledekku sambil menarik tangannnya
“Kau sungguh memuakkan” Yoo Ra mendengus
Aku tertawa geli melihat kelakuannya sampai sebuah nama terucap.
“Icha-ya” Ujar Yoo Ra
Aku tertegun melihatnya yang pergi begitu saja setelah menyerahkan novel pada Yoo Ra. Ada apa dengannya? Kelakuannya aneh sekali.
“Aigoo.. bagaimana mungkin yeoja itu menjadikan ID cardnya sebagai pembatas buku” Ucap Yoo Ra yang memecah lamunanku
“Berikan padaku, akan kukembalikan” Kuambil ID Card Icha yang berada ditangan Yoo Ra dan berlari menuju lift yang sudah tertutup
***
Aku berlari ke arah Icha yang nampak sudah akan meninggalkan lobby apartement. Belum sempat kuserukan namanya, dia telah menoleh dan tersenyum kecil padaku.
“Ada yang salah?” Tanyaku tersengal-sengal
Icha menggeleng “Aniyo, memang ada yang salah?” Tanyanya
“Lantas kenapa kau buru-buru?” Tanyaku menyerahkan ID card Icha
“Bagaimana ini bisa ada padamu?” Icha menatap bingung ID card-nya
“Kau menjadikannya sebagai pembatas buku” Kataku
“Oh iya, gamsahamnida” Icha membungkuk
“Cheo....
“Hyung” Sahut seseorang yang membuatku menoleh ke arahnya
“Apa yang kau lakukan disini eoh?! Bukankah kau seharusnya pergi dengan Yoo Ra noona?” Ujar Changjo yang baru turun dari lift
“Ya~ aku pasti akan pergi dengan noona galak itu” Ujarku sambil mengingat daftar belanjaanku yang dipegang Yoo Ra tadi
***
Kudekati Yoo Ra saat dia tengah memasak didapur apartement Teen Top.
“Noona” Ujarku saat sudah dekat dengannya
“Kenapa?” Yoo Ra berjalan melewatiku menuju lemari es
“Aku ingin mengatakan sesuatu dan ini rahasia” Kataku mengekornya
“Aku tak yakin kau mempunyai rahasia yang cukup bagus” Ujar Yoo Ra sembari menutup pintu lemari es
“Bukan masalah bagus atau tidak, ini masalah perasaan. Aku.. aku..” Ucapku terbata
“Aku wae?” Yoo Ra terlihat tidak sabar
“Hmm.. aku sepertinya menyukai Icha noona” Aku tertunduk karena pasti akan disambut sorotan mata tak biasa dari Yoo Ra
“APA??!!” Teriak Yoo Ra, betul bukan ucapanku
“Aigoo... sekarang kau menjadi seorang namja” Yoo Ra menepuk pipiku
“Ya~ noona kau harus membantuku, kau tahu bukan aku tak berkutik bila berhadapan dengan seorangyeoja” Kutangkis tangannya
“Arrachi, ayo kita buat pesta malam ini” Yoo Ra menyorotkan mata blink blink
Kulihat Yoo Ra noona mengambil handphone disaku celananya.
“Icha-ya, kau harus datang malam ini kerumahku. Karena aku akan mengadakan pesta makan malam dengan member Teen Top. Bukankah kau menanyakan mereka beberapa saat yang lalu?” Ujar Yoo Ra panjang lebar
“Iya malam ini. kau harus datang, bila tidak ahh kau harus datang. Aku tunggu” Yoo Ra menekan tombolend call dilayar smartphonenya
Dengan lirikan yang tak biasa, Yoo Ra tersenyum mengandung arti.
“Aku mendukungmu 100% jika kalian menjadi pasangan” Yoo Ra menyemangatiku
“Ya~ eotteoke?! Aku bahkan terlalu gugup dan tak tahu harus berbuat apa bila dihadapan yeoja. Sekarang aku harus menghadapi ke-nervous-anku di depan yeoja yang kusuka. Seakan membunuhku secara perlahan noona” Aku tertunduk
“Ya~ kau seorang namja atau bukan?? Fighting, aku akan mendukungmu” Yoo Ra menepuk punggungku
***
Pesta dimulai...
Aku melihatnya datang dengan balutan sweater berwarna hitam. Matanya nampak sendu. Apa yang telah terjadi? Apa dalam perjalanan kesini terjadi sesuatu? Aku bahkan tak bisa melindunginya.
“Yeoreubeun, perkenalkan ini Icha-ya. Aku mengundangnya untuk makan malam bersama kita karena dia seorang Angel” Yoo Ra menggebu
“Angel?” Kulihat tatapan tidak mengerti Icha dan menurutku itu lucu. Andai kau tahu noona betapa menggemaskannya kau saat ini
“L.Joe-ya eodiseo?” Yoo Ra duduk di hadapanku
“Kau bisa duduk disini, L-Joe hyung akan datang terlambat” Pintaku pada Icha yang masih berdiri
Debaran ini benar-benar tidak bisa dikompromikan. Kulirik dirinya yang telah duduk disampingku yang memang kursinya masih kosong karena L.Joe hyung yang datang terlambat.
“L-Joe hyung terlambat kenapa?” tanya Changjo yang bersebelahan dengan Yoo Ra
“Dia ada urusan sebentar dengan Nicole noona” Jawabku
Aku merasa dia melirikku tapi apa dayaku menolehkan leherpun tak bisa. Aku terlalu gugup. Duduk disebelahnya sudah membuat seluruh engsel persendianku tak berfungsi semestinya. Benar-benar mengganggu.
Kudengar Changjo mulai mengeluarkan jurus rayuan maut miliknya yang tak pernah ada yang bisa menandingi. Aku kadang iri padanya, dia bisa merayu yeojachingunya bahkan dihadapan semua orang. Sedangkan aku? untuk tersenyum dihadapan Icha-pun harus mengumpulkan keberanian yang tidak sedikit waktunya. Kuminum air putih yang berada dihadapanku karena kerongkonganku terasa tercekat. Masih dengan melirik kelakuan Changjo, kulihat wajah merah Yoo Ra noona yang menghadapi kelakuan oori dongsaeng ini.
“Aku juga ingin melakukan itu denganmu noona” Aku melirik Icha yang ternyata tengah melihatnya juga.
“Eotteoke?! Kenapa dia melirikku dengan pandangan seperti itu?” Kuletakkan gelas yang masih berisi air dan karena gemetarannya tanganku gelas itu terjatuh dan tumpah diatas meja.
“Ya! Anh Daniel apa yang kau lakukan?!” Seru Chunji
“Apa yang sedang kau perbuat hyung?!” Ricky kali ini berucap
“Bersihkan sekarang juga Niel-ah!” perintah CAP
“Niel-ah, kalau airnya menyentuh karpet. Mati kau!” Ujar Yoo Ra
Kubersihkan meja dengan panik dan malu karena ulah yang kubuat sendiri dihadapan yeoja yang kusukai. Ahh.... apa dengan incident ini Icha akan menyukaiku?. Pikiranku benar-benar tidak jernih bahkan saat semua meledek, tak kutanggapi sama sekali.
“Aku harus pulang, sudah jam segini” Kudengar suara Icha
“Apa kau yakin Icha-ya? Ini sudah larut malam, menginaplah” Pinta Yoo Ra
“Mianhae Yoo Ra-ya, eomma pasti akan mencariku” Tolaknya
Kenapa disaat seperti ini kerongkonganku benar-benar kering dan tak ada kata yang dapat kukeluarkan? Ayolah, hilangkan kegugupanmu itu Niel!
“Aku akan mengantarnya” Sahutku setelah keberanian yang kusetel dengan maximal
“Ne, kupercayakan Icha-ya padamu Niel-ah” Yoo Ra mengangguk
“Kau selalu bisa mengandalkanku noona” Aku bersemangat karena ini salah satu jalan agar aku bisa mendekatinya
***
Dalam udara yang dingin, aku melihatnya tertunduk. Bahkan melihatnya tertundukpun dada ini tak membiarkanku untuk tenang. Detakannya membuatku ingin mati saking cepatnya.
“Niel-ah” Ujarnya memecah keheningan malam masih dengan tertunduk
“Kau percaya cinta pada pandangan pertama?” Tanyanya membuatku terkejut
“Kenapa kau bertanya seperti itu?” Kulirik Icha dengan tampang bingung
“Eopseo, hanya bertanya. Jadi apa kau percaya?” Tanyanya kembali
“Tentu saja noona, dirimu” batinku
Kuanggukkan kepala “Ne”
“Kau pernah mengalaminya?” Tanyanya lebih jauh
“Iya, tapi aku sama sekali tak punya nyali untuk mengakuinya” batinku kembali
Lagi-lagi kuanggukkan kepala “Ne, pada seorang noona”
“Pada Icha noona” batinku sambil tertunduk dan tersenyum penuh arti
***
Kutekan bel apartement Yoo Ra beberapa kali. Setelah pintu terbuka terlihat wajah masam Yoo Ra yang menyambutku.
“Noona kau kenapa?” Kuangkat sebelah alis
Dia terlihat menggeleng “Ada apa?” tanyanya
“Apa kau punya orange juice? Persediaan di apartement sudah habis” Aku berjalan melewatinya dan terkejut melihat Changjo yang tengah duduk di sofa
“Changjo~ah ada disini?” Tanyaku pada Yoo Ra
“Ne, kau ambillah sendiri” Yoo Ra meninggalkanku dan berjalan menuju Changjo
Beberapa saat kemudian kudengar suara argumen Yoo Ra dan Changjo. Kujulurkan kepalaku, benar saja mereka terlihat tengah bersahutan satu sama lain.
“Kenapa kau tak bisa menjaga barang yang kuberikan?! Apa itu tidak berarti sama sekali?!” Changjo melihat Yoo Ra geram
“Aku menjaganya tapi kalau memang hilang, apa yang harus ku perbuat?” Yoo Ra tak kalah geram
“Dan apa itu alasan yang tepat atau sebuah peralihan?!” Changjo mencibir
“Terserah!” Yoo Ra duduk disofa sementara Changjo yang masih berdiri berjalan menuju kamar
“Apa kau sudah benar mencarinya noona?! Atau mungkin kau menjatuhkan kalungnya dikamar?” Teriak Changjo dari balik kamar
“Molla!” Yoo Ra berujar ketus
“Kalung?” Niel berbisik dibalik tembok dapur
--Flashback—
“Hyung bagaimana cincin ini? bagus tidak?” Changjo mengulurkan sebuah cincin dihadapan Niel
“Bagus, untuk Yoo Ra noona?” Tanyaku
Changjo mengangguk lalu menunjukkan ukiran nama Yoo Ra yang berada didalam cincin tersebut.
“Hyung, lihatlah nama yang ada didalamnya. Romantis bukan?” Changjo tersenyum
“Ya~ tak ada darimu yang tak romantis” Jawabku
“Tapi sebaiknya kau jadikan cincin itu bandul untuk kalung. Yoo Ra noona nampak tak seperti orang yang dapat menjaga dengan baik barang yang berada ditubuhnya” lanjutku
“Ya~ kau benar hyung. Aku akan membeli rantai untuk kalungnya dulu” Changjo menjauh sambil terus melihat cincin diusungnya
--End Flashback—
“Hah Yoo Ra noona benar-benar dalam masalah kalau sampai kalung itu hilang” Ujarku sambil berjalan perlahan agar tak terdengar mereka berdua, setelah menutup pintu kurasakan sesuatu mengganjal dibawah sepatuku.
“Aigoo kalung ini” Kulihat kalung yang sedari tadi menjadi pertengkaran pasangan itu
Kuputar tuas pintu apartement Yoo Ra tapi pintu telah terkunci jadi tak bisa kuberikan kalung ini pada mereka
“Besok saja kuberikan” Ujarku pada diri sendiri
***
Keesokan hari..
Kuberjalan malas menuju pintu karena seseorang telah menekan bel-nya. Aku terkejut saat kusapa pagi ini adalah Icha tapi dengan tampang menyeramkan. Apa yang dia lakukan pagi-pagi disini?
“Changjo-ya eodiseo?” Tanyanya
“Apa yang dia lakukan pada Yoo Ra-ya? Sehingga Yoo Ra-ya demam seperti sekarang” Icha menyilangkan tangan didada
Yoo Ra noona sakit?? Apa karena kejadian semalam? Aku harus mengetahui keadaannya. Kalungmu ada padaku noona. Tak usah terlalu mengkhawatirkannya.
Aku berjalan cepat menuju apartement Yoo Ra dan tanpa sadar meninggalkan Icha seorang diri didepan pintu. Setelah kumasuki apartement Yoo Ra, mataku mendapati tubuhnya yang tengah terbaring di sofa. Bergegas aku duduk disampingnya dan memegang dahinya. Kulihat mangkuk air es yang disiapkan Icha dan mengompressnya. Suhu tubuhnya sangat tinggi, aku harus menghubungi yang lain.
“Aku akan segera kembali, tolong jaga Yoo Ra noona” Ucapku dengan tergesa-gesa kepada Icha yang telah masuk ke apartement Yoo Ra
***
Saat semua member telah lengkap, aku berinisiatif untuk memanggil dokter. Tapi saat tanganku mengambilhandphone yang ada disaku celana, kalung yang kutemukan semalam tak ada disana. Dimana aku menjatuhkannya? Kalung itu penyebab Yoo Ra noona demam tinggi seperti ini. Ah kenapa aku bisa begitu bodoh menjatuhkannya?!
***
Kupaksa Changjo untuk beristirahat setelah dari tadi pagi tak hentinya dia menjaga Yoo Ra. Saat dikamar hanya ada aku dan Yoo Ra noona yang masih terbaring, kutelusuri lagi ingatanku saat kutemukan kalung itu. Kuacak-acak rambutku saat ku tak ingat sama sekali dimana tempat yang bisa menjadi tempat kujatuhkan kalung itu. Masih dengan pikiran tentang kalung, mataku terpejam dan tertidur disamping Yoo Ra noona.
Kurenggangkan seluruh persendianku saat seseorang mengguncangkan tubuhku. Kubuka perlahan mataku, ah Icha noona. Apa yang dia lakukan disini?
“Kau disini noona?” Tanyaku
“Ne, aku bawakan Yoo Ra congee” ujarnya
“Arra, aku keluar” Kataku saat aku tak ingin mengganggu Icha
“Niel-ah” Panggilnya
Aku menoleh ke arahnya dan betapa terkejutnya pengelihatanku saat kalung yang kucari dan kupikirkan tiada henti tengah berada pada genggaman tangan Icha. Rasanya lega sekali.
“Kau menemukannya dimana noona? Aku mencarinya semalaman, kalau sampai hilang habis hidupku” Kuambil kalung yang berada ditangan Icha
“Benda itu terjatuh saat kau menghubungi anak-anak Teen Top. Apa kalung itu sangat berarti?” Tanyanya
“Lebih dari sekedar berarti, kalung ini sangat berharga. Gamsahamnida noona” Aku memegang kalung itu sambil tersenyum lega dan berjalan keluar kamar
***
Masih dengan perasaan lega kukantongi kembali kalung itu dan membaringkan tubuhku disamping CAP yang tengah terlelap. Masih dengan mata yang sangat berat akhirnya kuputuskan untuk tidur sebentar. Saat mataku terpejam, samar-samar kudengar suara Icha yang hendak pergi. Tapi karena kantukku yang menguasai akhirnya tak kugubris sama sekali sampai akhirnya suara L.Joe hyung yang menggelegar membangunkan kami semua tak terkecuali Yoo Ra yang kepalanya ikut menyembul dari balik daun pintu kamarnya.
Aku melihat L.Joe dan Chunji yang keluar ruangan. Sedang Ricky tengah asyik dengan handphonenya, CAP yang masih menutupkan matanya dan Changjo duduk disofa dengan mata panda yang menunjukkan kelelahan.
“Aku pergi sebentar” Ricky mengucek kedua matanya dan berdiri
“Akupun ingin ke apartement, mengantuk sekali” Ujar CAP dengan mata masih terpejam
Aku yang hanya berdua dengan Changjo diruang tamu refleks saling menatap.
“Kau akan pergi juga Niel-ah?” Yoo Ra yang masih terlihat lemas duduk disamping Changjo
Aku menggeleng “Aku menunggu Icha noona, bukankah dia pergi sedang membeli makanan?” tanyaku
“Apa kau benar-benar menyukainya?” Yoo Ra tersenyum
“Kau menyukai Icha noona, hyung?” Tanya Changjo terkejut
“Ya~ noona kenapa kau membuka kartu-ku didepan namjachingu-mu yang tidak dapat menjaga omongannya??” kugaruk kepalaku yang tak gatal
“Oh iya, noona kau tidak boleh sakit lagi. Ini kukembalikan, aku menemukannya didepan pintu apartementmu semalam” Aku menyodorkan kalung yang kukantongi sedari tadi kehadapan Yoo Ra
“Ah Niel-ah bagaimana aku harus berterimakasih padamu?” Yoo Ra tersenyum sambil mengambil kalung itu
“Masalah sudah beres bukan? Aku ingin mandi dulu” Aku beranjak keluar dan memasuki apartement Teen Top
[Author POV]
“Kau lihat, aku tak pernah menghilangkannya” Yoo Ra menyodorkan kalung itu dihadapan Changjo
“Ne, mianhae. Sudahlah tidak perlu membahas kalung ini lagi. Kau masih sangat lemah dan wajahmu pun sangat pucat. Kau harus lebih banyak istirahat noona” Chango mengelus rambut Yoo Ra
“Aku bosan tidur terus menerus dikamar” Yoo Ra melepaskan tangan Changjo yang berada dikepalanya
“Yasudah, kau tidurlah disini. Aku akan menjagamu” Changjo merapikan bantal disofa untuk membuat Yoo Ra senyaman mungkin tertidur diatas sofa
***
[Niel POV]
Setelah mandi dan mengganti pakaian kuputuskan untuk kembali ke apartement Yoo Ra tapi aku bingung bagaimana bisa sayuran tergeletak berantakan didepan pintu dan pintunya-pun terbuka. Kupunguti dan kubawa masuk kedalam apartement.
Saat pintu aku tutup terlihat Changjo tengah merangkul tubuh Yoo Ra
“Ya~ kalian ingin kemana?” Tanyaku membawa sekantong besar sayuran
“Yoo Ra noona bilang kalau dia sangat bosan jadi aku ingin membawanya jalan-jalan” Ujar Changjo
“Oh ne” Kataku singkat
“Apa itu Niel-ah?” Tanya Yoo Ra yang melihat kantong yang kubawa
“Ini sayuran yang sepertinya dibeli Icha noona, tadi berserakan didepan pintu jadi aku bereskan” Ujarku melangkah menuju dapur
“Berserakkan didepan pintu? Lalu Ichanya dimana?” tanya Yoo Ra
Kulihat wajah Changjo panik “Mu.. Mungkin Icha noona ada urusan mendadak makanya sayurannya ditinggal begitu saja”
“Ayoo noona bukankah kau tidak sabar ingin menghirup udara luar” Changjo mengajak Yoo Ra berjalan cepat dan meninggalkanku seorang diri
“Oii noona aku pinjam dapurmu” Teriakku pada pasangan itu yang telah membuka pintu
“Pakailah semaumu tapi ingat saat aku pulang harus dalam keadaan bersih” Ujar Yoo Ra
“Dia masih saja galak walau masih dalam keadaan sakit” Kataku perlahan
Saat aku tengah asyik mengiris terdengar langkah kaki seseorang dan aku tersenyum setelah tahu siapa pemiliknya. Icha noona. Aku tercengang melihat dan merasakan tangannya yang menyentuh punggung tanganku yang tengah mengiris. Debaran ini. Detak jantung ini. Frekuensinya melebihi batas normal, mungkin bisa dikatakan abnormal. Dan betapa jantung ini ingin lepas dari tempatnya saat bibir itu mengeluarkan kalimat
“Bisakah aku yang menggantikan posisinya?”
Masih dengan detakan jantung yang intensitasnya sangat tinggi, kulihat matanya. Apa yang dimaksud dengan menggantikan posisinya?
***
Akibat perbuatan semau Yoo Ra membuat semua member dan termasuk managernim menjadi lampiasan kekhawatiran Changjo. Dan kini kulihat Changjo tengah menelepon Yoo Ra dan menanyakan keberadaannya. Sedetik kemudian terjadilah pertengkaran yang menurutku amat menggelikan karena membahas acara Teen Top yang bahkan sudah beberapa bulan yang lalu terlewati.
Masih dengan melihat Changjo, managernim beralih kearahku.
“Aku kesini ingin memberitahu kabar baik tapi kenapa malah disambut ocehan Changjo-ya” Ujarnya
“Kabar baik apa managernim?” tanyaku mengerutkan kening
“Iya.. aku ingin berikan kalian liburan karena promosi Be Ma Girl yang sukses. Ke pulau Jeju selama 2 hari 1 malam. Dan seharusnya memang kuberikan kalian liburan” Ucap managernim yang melirik kearah Changjo yang telah memasukkan handphone kesaku celananya
“jjinjja? Bisakah aku mengajak seseorang?” Tanyaku antusias
“kau ingin mengajak siapa? Ahh.. apa seorang Anh Daniel sudah mempunyai yeojachingu?” Tanya managernim
“A.. aniyo” Kugelengkan kepala dengan wajah bersemu
“Tentu saja kau boleh membawa seseorang asal tidak lebih dari dua orang. Sudah jam segini, aku harus pergi. Sampaikan pada yang lain” Managernim menepuk bahuku
Aku mengangguk dan tersenyum
Pikiranku melambung pada Icha dan segera menelepon Yoo Ra noona, karena aku tahu dari percakapan Changjo barusan bahwa dia tengah bersama dengan Icha.
“Noona” Ucapku setelah Yoo Ra menjawab teleponku
“Niel-ah, kenapa?” Sahutnya diujung sana
“Kau dimana? Apa sedang bersama dengan Icha noona? Ah aku baru dapat kabar dari managernim, Kita akan berlibur sebagai hadiah karena promo Be Ma Girl berhasil. Umm.. bisakah kau mengajak Icha noonajuga?” Aku menutup telepon dengan wajah sumringah
***
Hari yang kutunggu tiba, yaitu hari saat aku berlibur bersama dengan Icha. Ya, walaupun masih dengan yang lain, setidaknya kami berlibur bersama. Melihatnya dengan pakaian casual dengan rambut yang berantakan karena ulah angin menambah daya pikatnya dimataku. Bagaimana bisa dia melakukannya bahkan disaat dia tidak melakukan apapun?
Saat mashmallow party..
Kuangkat mashmallow Yoo Ra yang gosong dan melirik apa yang sedang dia perbuat. Bukankah dia termasuk orang yang tidak akan membuang makanan? Aku bergegas kedalam dan mendapati Icha dengan gerakan tubuh kaku.
“Noona” panggilku
“Ya~ apa yang kau lakukan?” Bentak Icha yang membuatku terkejut
“Niel-ah” disebutnya namaku pelan
“Apa yang kau lakukan disini? Oh iya apa kau melihat Yoo Ra noona, mashmallow-nya gosong” Aku melihatnya tidak mengerti
“Oh Niel-ah Yoo Ra-ya tidak ada disitu. Lebih baik kau sekarang melihat mashmallow-mu jangan sampai gosong juga. Aku akan carikan Yoo Ra” Dia memegang tanganku
Apa apa dengannya? Kenapa dia seperti menyembunyikan sesuatu? Ah kadang Icha nampak tidak jelas, tapi dari kelakuannya itu membuatku semakin menginginkannya.
Aku duduk disamping Icha yang tengah menengadahkan kepalanya melihat kilauan butiran ribuan bintang setelah mashmallow party usai.
“Aku melihat kalian di TV kemarin, jadi tipe idealmu seorang noona?” Icha bertanya sambil menyenggol bahuku
“Kau menontonnya noona? Ah itu” Aku tertunduk dengan wajah tersipu
“Lantas, tipe idealmu seperti apa?” Lanjutku memberanikan diri menanyakan hal yang sangat ingin kuketahui ini
“Hmm.. seseorang yang mempunyai senyuman yang manis dan yang terpenting dia harus bisa bahasa inggris” Icha tersenyum
“Apa? Yang pintar bahasa inggris? apa kabarnya denganku yang benar-benar basicnya saja tidak kupahami? Aku harus minta bantuan, L.Joe hyung? Ah dia tengah kalut akan masalahnya sendiri. Yoo Ra noona” Batinku
***
Keesokan harinya...
Setelah kuceritakan semua yang kubicarakan dengan Icha semalam, berhasil membuat Yoo Ra membantuku. Seharian ini aku tak lepas darinya, atau mungkin aku yang tak ingin lepas. Kau harus mengajariku sampai aku mahir dalam penggunaan bahasa international itu, Yoo Ra noona.
Saat liburan kami usai, hari berikutnya aku bergegas meminjam kamus bahasa inggris dikampu Changjo. Bahkan membawanya saja sudah sangat malas, bagaimana harus kupelajari? Ini semua kulakukan hanya untuk bisa menjadi tipe idealnya Icha noona.
Setelah kurasa cukup untukku menjadi namja dengan tipe ideal Icha yaitu pintar bahasa inggris. Kuminta Yoo Ra untuk mengajak Icha ke konser di Ilsan Park dan akan kubuktikan bahwa aku pantas bersanding dengannya, tapi rasanya.. kenapa harus bahasa inggris noona??
***
Saat konser usai, aku menghampiri Yoo Ra yang berada disamping panggung.
“Noona, malam ini aku kan mengungkapkannya” Ujarku tertunduk
“Ah jjinjja?” Yoo Ra nampak terkejut
“Ne, tapi aku begitu gugup” Kataku
“Tak perlu khawatir” Aku merasa Yoo Ra tengah mengekap tubuhku
“Aku mendukungku 100%. Fighting!” Ujar Yoo Ra menyemangati
Aku tersenyum dihadapannya dan melangkah maju mendekati sosok yang tengah duduk dibawah rindangnya pohon dimalam hari yang dingin.
“Noona” Kupanggil dia dengan keberanian yang sama sekali tidak ada
“Can we chat personally?” Tanyaku
Aku melihat Icha yang melihatku dengan mimik keterkejutan yang luar biasa
“Just you and me” Ujarku kembali saat Icha tak mengeluarkan kata sepatahpun
Dia masih tetap terdiam
“Apa ada yang salah dengan ucapanku? Apa dia tidak mengerti? Ahh... Ahn Daniel mengapa kau begitu bodoh dalam pelajaran bahasa inggris??” Batinku frustasi
“Apakah grammarku salah noona? Ah, padahal aku sudah belajar mati-matian untuk bisa bahasa inggris ternyata hasilnya nihil” Kugaruk leherku yang tak gatal
Icha menggeleng “Ah tidak tidak. Hanya saja kau berbicara bahasa inggris dan itu membuatku terkejut”
Aku tersenyum kecil sambil terus menahan debaran dan detakan jantung yang tidak bisa diajak bekerja sama “Ini sungguh sulit”
Aku tertunduk bermaksud mengumpulkan keberanian yang tersisa. Tapi ternyata keberanianku tidak ada sama sekali. Sekarang apa yang harus aku lakukan?? Tenaga untuk mengangkat kepalaku saja tidak ada.
Kuteguhkan hati akan kekacauan yang kuperbuat sendiri dengan pikiranku. Kuarahkan tanganku dan meraih tangan Icha yang terasa dingin. Kemudian kuangkat kepala dengan tersenyum. Akhirnya kata-kata yang selalu diajarkan Yoo Ra noona berhasil kuucapkan dengan sempurna
“Will You Go Out With Me?”
**END**
Fiuhhh akhirnya ending juga RM.. jangan lupa komennya ya XD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Udah bacakan.. mari mari cipika cipiki sama yang punya :)