Jakarta, 13 Desember 2014
Part II kelanjutan kicauan saya tentang kamu...
Hari ini saya berjumpa dengan salah satu sahabat saya. Yang dengan senang hatinya mendengarkan kegalauan saya yang tak berujung karena kamu. Kamu menjadi langganan curhatan saya dengan dia. Saya orang yang mudah untuk jatuh hati tapi orang yang sangat susah untuk menceritakan apa yang terjadi. Tapi berbeda dengan kamu, saya ingin menceritakan kamu pada dia.
Saya bercerita tentang blooming-bloomingnya saya saat kamu memperlakukan saya. Tentang cerita singkat kita. Tentang kisah kita. Walaupun menurut saya itu bukan sebuah kisah, tapi dia menganggapnya begitu. Ya sudahlah.
Dari percakapan panjang hari ini. Tersimpulkan bahwa saya harus mundur atau saya harus maju untuk mengejarmu. Bila saya maju, saya harus mengatakan apa yang saya rasa tanpa harus mengucapkan "I Love You" secara langsung padamu, tapi bila saya mundur, saya harus bersiap tak bisa lagi berada dekat denganmu, pertanyaannya apakah saya sanggup?
Bila kamu membaca tulisan ini, ya tulisan ini khusus terbuat untuk kamu. Postingan sebelumnya sudah cukup menjelaskan bahwa saya menyukai kamu. Saya sudah dengan sangat gamblang membeberkan perasaan saya terhadap kamu.
Tapi saat saya tengah berceloteh galau tentang kamu pada dia. Dia menyuruh saya untuk me-rewind kisah kita. Dan saya nampak bodoh karena kebutaan suka saya terhadapmu sudah membabi buta. Saya tidak marah padamu, saya tidak pula kesal padamu. Hanya saya marah dan kesal pada diri saya sendiri. Saya merasa tak mempunyai harga diri.
Saya tahu kamu tipe humoris yang menjajalkan sesuatunya dengan bercanda dan sayapun menganggapnya seperti itu. Tapi dia membuka pikiran saya, bahwa saya tidak bisa diperlakukan seperti itu.
Seperti kejadian jumat kemarin tanggal 12 Desember, saya merasa tak ada artinya dimatamu. Kita memang sering melakukan tindakan bercanda seperti itu, tapi kali itu saya merasa benar-benar tak punya harga diri.
Kamu selalu menegakkan jari tengahmu pada saya, bahkan hari itu bukan hanya satu tangan tapi tangan yang satunya. Saya masih menganggap itu bercanda karena sayapun membalas kamu dengan perbuatan itu. Saya bertanya padamu apa kamu sering melakukan itu, dan kamu menjawab hanya dengan saya kamu melakukan itu.
Saya merasa rendah. Serendah itukah saya dihadapanmu?
Apa kamu ingat? kamu juga pernah berkata pada saya saat kamu membuang sampah ditempat saya karena memang tong sampah tepat berada disamping meja saya.
"Sampah memang harus didekatkan dengan sampah"
Saya tidak tersinggung hanya senyum terkulum karena saya tahu kamu hanya bercanda.
Tapi saat hari ini saya me-rewind semua itu, saya merasa rendah. Sangat rendah.
Dimana harga diri saya saat kamu mampu berbicara seperti itu?
Dimana harga diri saya saat kamu mampu berbuat seperti itu?
Apakah saya masih punya harga diri pada kamu?
Mungkin rasa suka saya terhadapmu terbilang cepat, tapi ini masalah hati sama seperti yang dibilang sahabat saya.
Saya menyukaimu dengan setulus hati yang saya punya. Kamu tahu saat kita bicara tentang lagu Nikka Costa yang berjudul First Love, saya berkata padamu bahwa saya orang yang susah untuk jatuh cinta. Saya baru merasakan suka yang mendalam hanya pada 3 orang. Dan orang ketiga itu adalah kamu.
Saya menyukaimu, sungguh ini dari hati. Lagu-lagu yang saya putarpun semua tentang kamu. Saya jatuh cinta pada kamu. Curhatan saya dimanapun adalah tentang kamu. Tentang perasaan saya terhadapmu.
Jangan biarkan saya menyebutkan namamu. Tolong saya tak sanggup menuliskan namamu disini tapi saya tahu kamu tahu siapa yang sedang saya bicarakan.
Bolehkah satu pertanyaan terucap pada celotehan saya ini?
Adakah rasa saya sama seperti rasamu terhadap saya?
Credit piku : http://nambenk-nambenk.blogspot.com/2013/02/14-tanda-cewek-jatuh-cinta-sama-kamu.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Udah bacakan.. mari mari cipika cipiki sama yang punya :)