Title : I Wanna Love
Genre : Romance
Cast : Yoo Eunmi (OC)
L.Joe (Teen Top)
Chunji (Teen Top)
Changjo, Ricky, Niel, CAP (Teen Top)
Nicole (KARA)
Park Yoo Ra (OC)
**********************************************************
Happy Reading ^^
Kali ini begitu cepat di publish hahhaaaa
********************************************************
“Apa kau sangat menyukai cotton candy?” L.Joe duduk di samping Eunmi di pinggir kolam, tempat yang sama saat mereka mengunjungi festival musim gugur kemarin malam.
Eunmi mengangguk sambil melelehkan cotton candy yang dibelikan L.Joe.
“Aku juga dulu sering membelikannya cotton candy” L.Joe tersenyum melihat langit yang tak berhiaskan bintang satupun.
“Yeojachingu-mu?” tanya Eunmi melihat L.Joe.
L.Joe mengangguk “Dia terlihat seperti anak kecil saat melelehkan cotton candy itu. Polos sekali. Atau mungkin hanya wajahnya saja” L.Joe menoleh ke arah Eunmi dan tersenyum.
“Wajahnya saja?” Tanya Eunmi, “Jangan pernah menilai seseorang hanya dari satu sudut pandang dan jangan pernah menarik kesimpulan bila kau hanya melihat dari sisi penglihatanmu saja” Lanjut Eunmi.
“Aku berusaha mempercayainya. Tunggu, bisa-bisanya kau menasehatiku” Ujar L.Joe melihat Eunmi tajam, “Kau bahkan berhutang padaku” Lanjut L.Joe.
“Berhutang? Kapan aku berhutang padamu? Kapasitas ingatanmu lebih ringan dibandingcotton candy ini” Cibir Eunmi
“Ya! Kau pikir nasihatku di sungai itu gratis? oh! Dan janji agar aku tidak memberi tahu Chunji, kau pikir semua itu gratis hah?” L.Joe mendorong kepala Eunmi ke kanan.
“Aku tidak pernah memintamu” Balas Eunmi acuh.
“Aku tidak mau tahu, yang penting kau harus membayarnya” L.Joe bersikeras
“Kau yang seharusnya mengganti kacamataku, kenapa sekarang aku yang harus membayarmu?!” Eunmi berdiri dan melihat L.Joe kesal
“Wajahmu menghalangi keindahan bianglala, awas!” L.Joe mengeser posisi Eunmi dengan kakinya.
“Orang ini!” Eunmi yang kesal duduk kembali di samping L.Joe.
L.Joe melihat bianglala di hadapannya yang nampak berpendaran di langit malam yang menggantikan pendaran cahaya bintang yang tak muncul di malam berawan ini.
“L.Joe-ya” Panggil Eunmi
L.Joe berbalik dan mendapati Eunmi yang tengah tersenyum di hadapannya. Senyum itu, mirip sekali dengan senyum seseorang yang amat dia rindukan. Seakan dejavu dengan senyum itu, L.Joe berusaha menguasai dirinya dan melihat Eunmi masih dengan senyum yang tersimpul di bibirnya.
“Apa kau ingin menaiki bianglala itu?” Tanya Eunmi.
L.Joe menggeleng “Aku punya janji yang belum selesai dengan bianglala itu, tapi mungkin aku tidak akan menepatinya”
“Baru kali ini aku bertemu namja berkepribadian sendu sepertimu. Bila kau punya janji ya tepati, janji itu hutang” Eunmi masih melelehkan cotton candy
“Ya! Kaupun punya janji konyol dengan Chunji tak perlu mengejekku seperti itu. Bantu aku menyelesaikan janjiku” L.Joe tersenyum kecil melihat Eunmi
“Aniyo. Itu janjimu dengan yeojachingu-mu jangan libatkan aku” Tolak Eunmi
“Aku berjanji merahasiakan janji yang kau langgar, oh apa kau ingin aku memberitahu Chunji?” Ancam L.Joe
“Mwo?! Kau mengancamku?!” Eunmi melihat L.Joe kesal
“Animida” L.Joe menggeleng
“Aku... Aku... Aku takut dengan bianglala” kata Eunmi singkat
L.Joe mengangkat sebelas alis matanya
“Tinggi sekali pemandangan dari sana. Aku takut ketinggian” Eunmi melihat bianglala yang ada beberapa meter di hadapannya.
“Aku tak.. “ belum sempat L.Joe menyelesaikan ucapannya, handphone yang berada disaku celananya bergetar.
“Yeoboseyo. Aku sekarang ada di festival musim gugur. Ne, aku akan lebih berhati-hati” Ucap L.Joe dengan seseorang di seberang sana
“Kajja kita pulang” L.Joe menarik tangan Eunmi untuk menjauhi dari gemerlap festival ini.
***
“Terima kasih telah mengantarku” Eunmi membungkuk di hadapan L.Joe.
L.Joe yang tak menghiraukan ucapan terima kasih Eunmi, berjalan menjauh.
“Terima kasih telah membantuku tadi di sungai, ingat kau punya janji padaku. Bila kau membongkarnya, kau akan berhadapan denganku. Arraseo?!” Teriak Eunmi pada punggung L.Joe
L.Joe yang berjalan tanpa menoleh ke belakang mengangkat tangannya membentuk huruf 'V'. Dengan balutan remang lampu jalan, Eunmi tersenyum melihat punggung L.Joe sampai sosok itu tenggelam ditelan gelapnya malam tak berbintang ini.
Sedang L.Joe berjalan dengan memperhatikan telapak tangan kanannya kemudian mengepalkannya dan menghembuskan nafas panjang.
“Dia bukan gadis yang berbeda Chunji-ya. Hanya senyumnya mengingatkanku pada Nicole noona”
L.Joe memejamkan matanya beberapa detik dan berjalan kembali menyusuri malam yang teramat kelam untuk namja yang kesepian.
***
Di kamar Eunmi
“Aku tahu kau belum tidur” Suara seseorang di pinggir ranjang Eunmi
Eunmi membuka matanya yang terpejam dan tersenyum
“Aku sedang mencoba tidur eonni” Eunmi mengangkat tubuhnya dan duduk di depan orang itu
“Kau terlihat bahagia hari ini jadi tidak mungkin kau cepat terlelap. Apa kau tidak ingin menceritakannya pada eonni-mu ini?” Tanya seorang yeoja di kursi roda
“Bagaimana kau tahu aku tengah bahagia eonni?” Eunmi bangkit dan jongkok di sebelahyeoja itu
“Aku eonni-mu, bagaimana bisa aku tidak mengetahui kondisi hati dongsaengku sendiri? Pertanyaan bodoh. Jadi kau tidak ingin menceritakannya?” tanya yeoja itu yang berbalut remangnya kamar Eunmi
“Besok aku akan berkunjung ke makam eomma, sudah lama aku tidak ke sana” Eunmi memeluk yeoja itu
“Bersama Chunji?” tanya yeoja itu
Eunmi tersenyum “Apa eonni ingin ikut?”
“Apa aku tega menganggu kalian berdua? Pergilah tidur” Ujar yeoja itu
“Eonnie” Panggil Eunmi
Eunmi melihat wajah yeoja cantik itu dengan tatapan yang sulit diekspresikan antara senang, sendu membara disana.
“Bagaimana bila aku tidak menepati janjiku?” Tanya Eunmi
“Janji?” Tanya yeoja di kursi roda itu bingung
Eunmi mengangguk “Janji untuk tidak akan menangis”
“Babo, bagaimana kau percaya pada janji seperti itu?” Yeoja itu menyentak kepala Eunmi
“Apa aku boleh tidak percaya janji itu? Tapi bila dia tahu aku melanggarnya, dia tidak akan menemuiku lagi” Seru Eunmi
“Kau tahu kenapa dia membuat janji itu? Itu karena bila kau bertemu dengannya, dia tahu akan disambut senyuman bukan air mata dari seorang Yoo Eunmi. Dia tidak akan mempermasalahkan janji yang kau langgar, percaya padaku.” Yeoja itu menenangkan Eunmi
Eunmi tersenyum dan mengangguk
“Saranghae eonnie” Seru Eunmi seraya memeluk yeoja berkursi roda itu
“Tidak usah menggombaliku. Pergilah tidur, sudah larut, Besok bukannya kau akan menemui eomma” Yeoja itu tersenyum
“Ne, eonnie” Eunmi membalas tersenyum
Eunmi melirik pintu yang telah tertutup dengan selimut yang menutupi tubuhnya dan teddy bear putih yang berada dalam dekapannya, dia menghembuskan nafas panjang.
“Bagaimana bila aku tidak menepati janjiku, eonnie?”
***
“Eunmi-ya...” Panggil bocah lelaki kecil dengan topi baseball terbalik tengah berlari menuju gadis mungil dengan wajah dekil dikerumunan lalu lalang orang.
“Ne” Gadis itu menyambut bocah lelaki yang nampak terengah-engah
“Ayo naiki itu” Pinta bocah lelaki menunjuk bianglala yang nampak berpendar indah
Eunmi menggeleng “Aniyo, aku takut ketinggian”
“Ada aku. Bila kau takut pegang tanganku, aku akan menjagamu” Seringai bocah lelaki itu menarik tangan Eunmi mendekati bianglala di tengah hiruk pikuk pasar malam yang dipenuhi keceriaan setiap orang.
“Ayo pegang tanganku” Pinta bocah lelaki itu seraya membukakan pintu salah satu kabin bianglala
Eunmi menelan liurnya dan mengangguk sembari memegang erat tangan bocah itu.
“Bukalah matamu, tidak usah takut. Aku disini menjagamu, tidak perlu ada yang dikhawatirkan. Aku akan selalu disini menjagamu...."
***
Eunmi berjalan cepat dengan sackdress silky sateen hitam yang terlihat membaur dengan gelapnya dini hari yang urung disinari cahaya sang surya. Rambutnya yang lurus sebahu diikat dan terlihat bergoyang mengikuti setiap langkah kakinya. Dengan kaca mata retak dan senyum yang menghiasi wajah, dia berjalan menuju stasiun yang terletak tak jauh dari kampus.
Sedang di Apartement Teen Top, L.Joe yang tidak bisa tidur membuka kamarnya dan hendak menuju dapur disaat bersamaan dilihatnya Chunji dengan kemeja hitam tengah melangkah keluar apartement.
“Ingin kemana dia?” Gumam L.Joe pada diri sendiri sembari melirik jam
“Jam 5 pagi. Mencurigakan” Kata L.Joe tanpa sadar membuntuti Chunji lagi
L.Joe mengendap-endap di belakang Chunji dengan mantel bulu, topi dan kacamata yang senada warnanya. Dengan diiringi nafas yang terlihat mengepul setiap dia menghembuskannya, L.Joe berjalan 15 meter di belakang Chunji. Chunji yang tak menyadari kehadiran L.Joe tetap berjalan menuju suatu tempat.
“Kampus? Kenapa dia pagi-pagi sekali datang kekampus?” Batin L.Joe melihat sekitar yang merupakan kampus Chunji
“Kemana dia?” tanya L.Joe pada diri sendiri saat menyadari Chunji tidak berada di hadapannya saat penglihatannya teralihkan oleh lingkungan sekitar.
Saat L.Joe masih mencari Chunji, tiba-tiba terlihat sosok Eunmi tengah melintas tanpa menyadari bahwa di dekatnya L.Joe tengah memperhatikannya.
“Oh.. jadi ini alasannya kenapa dia pagi-pagi sudah datang ke kampus. Mereka mau apa?” Lagi-lagi L.Joe berbicara sendiri
L.Joe kini terlihat berjalan di belakang Eunmi dan tak menyadari dirinya telah masuk ke dalam kereta dengan tujuan yang dia juga tidak mengetahuinya.
“Mau kemana gadis ini? apa mereka bermaksud bertemu diluar kota?” Gumam L.Joe
“Stasiun Hanam” Gumam L.Joe mengikuti Eunmi menuruni kereta dan menuju exit door
Masih dengan pikiran yang mengawang L.Joe melihat Eunmi memasuki toko bunga bertuliskan 24 hours dan memilih bucket bunga lili putih besar dan dipadupadankan dengan mungilnya chrysant putih. Setelah membayar bucket bunga, Eunmi keluar dari toko dan tetap tidak menyadari L.Joe melihatnya dengan tatapan aneh.
“Mana ada yeoja yang memberikan bunga pada namja. Mereka pasangan yang aneh” Cibir L.Joe
5 menit berjalan kaki, mereka berdua memasuki kawasan taman yang masih terlihat gelap dengan pencahayaan yang telah dimatikan karena sinar mentari sudah sedikit memberi pendar. L.Joe melihat sekeliling sedangkan Eunmi menuju sebuah pohon maple yang dedaunnya berserakkan di atas tanah.
“Apa mereka berkencan ditempat seperti ini? Aku curiga mereka akan berbuat macam-macam” Celoteh L.Joe dibalik salah satu pohon maple
“Eomma” Seru Eunmi pelan tapi cukup membuat L.Joe mendengarnya dengan jelas
L.Joe membelalakkan mata, kata-kata Eunmi barusan seakan menampar pikirannya yang begitu jelek mengecap yeoja di hadapannya yang tengah membersihkan rimbunan dedaunan maple. Dengan wajah nampak merasa bersalah, L.Joe berbalik dan bermaksud meninggalkan Eunmi dengan privacy-nya.
“Aku menemukannya eomma” Lanjut Eunmi meletakkan bucket bunga di atas pusara ibunya
L.Joe terdiam “Menemukannya?”
“Setelah bertahun-tahun aku menunggunya, kini ia datang kembali menyambutku. Aku tak tahu itu dibilang penyambutan hangat atau tidak tapi aku sangat bahagia melihatnya kembali” Eunmi melanjutkan perbincangannya
“Eomma apa kau baik-baik saja disana?"
L.Joe menjauh dari obrolan anak dengan ibunya itu, dia menjauh dengan wajah tertunduk memikirkan mungkin Eunmi begitu merindukan ibunya.
***
Mimik wajah Eunmi berubah seketika melihat sosok seseorang tengah melihatnya dengan malas.
“L.Joe-ya” Bisik Eunmi
“Apa kau sudah selesai? Ayo pulang” Ajak L.Joe mendahului Eunmi
“Apa yang kau lakukan disini?” Tanya Eunmi mensejajarkan jalan mereka
“Bukan urusanmu” L.Joe membetulkan topi yang dikenakannya
Tiba-tiba Eunmi menghentikan langkahnya.
“Apa yang kau lakukan? Kenapa berhenti?” L.Joe berbalik melihat Eunmi yang berada di belakang
“L.Joe-ya” Ujar Eunmi
“Mwo?” Tanya L.Joe
“Apa kau sibuk hari ini?” Tanya Eunmi
“Sedikit” L.Joe menjawab sekenanya
“Bisakah kau tinggal lebih lama? Nanti malam akan ada pasar malam terakhir sebelum musim dingin datang” Papar Eunmi
“Dan akan ada bianglala juga” Lanjut Eunmi
“Lantas?” Tanya L.Joe
“Aku.. aku...” Eunmi tergagap
“Aku... mau membantu menepati janjimu” Senyum Eunmi disambut angin pagi membuat rambut yang dikuncirnya bergoyang ke kanan mengikuti arah angin
L.Joe tersenyum dan mengacungkan ibu jarinya ke arah yeoja dengan kacamata retak itu.
“Ok” Jawab L.Joe
***
“Kampung halamanmu ternyata sangat menyenangkan” Kata L.Joe melihat sekitarnya
“Apa kau menyukainya?” Eunmi berjalan sejajar dengan L.Joe
L.Joe mengangguk dan melihat sepintas gereja tua yang telah mulai lapuk.
“Itu tempat aku dibesarkan setelah eomma pergi” Eunmi melihat arah pandang mata L.Joe
“Kau mau kesana?” Tanya L.Joe
Eunmi mengangguk “Saat aku tinggal di sini, gereja ini sudah dibangun sejak dulu. Eommabilang gereja ini adalah gereja pertama di desa. Para penduduk-pun sering sekali berdoa di sini tapi sejak gereja lain dibangun, gereja ini seakan dilupakan dan ditinggalkan. Jadi tak terurus seperti ini”
Kreeekkkk... kreekkkk... pintu masuk gereja dibuka, terlihat bangku-bangku dan peralatan lain tertutup debu. Eunmi melihat sekeliling bernostalgia akan masa kecil yang dihabiskannya disini.
“Ini sepertinya masih bisa digunakan” Kata L.Joe yang tidak digubris Eunmi
TENG.. TENG.. TENG..
Lonceng yang telah lama tak terdengar bergema di dalam gereja. Eunmi yang mendengar suara itu, menoleh ke arah L.Joe dengan tatapan penuh kenangan.
“Apa kubilang, masih bisa digunakan” Tawa L.Joe
Eunmi tersadar dari memori sepintas masa kecilnya dan berjalan menuju L.Joe.
“Masa kecilmu sepertinya kurang bahagia. Mendengar lonceng saja sudah kegirangan seperti itu” Cibir Eunmi
“Seumur hidupku belum pernah aku memainkan lonceng seperti ini. Sangat menyenangkan” L.Joe membuat lonceng itu berdentang kembali
“Belum pernah? Norak!” Eunmi berjalan menjauhi L.Joe
“Apa tadi kau bilang?” L.Joe berlari menghadang jalan Eunmi
“Norak” Ejek Eunmi
“Enak saja kau bilang aku norak. Kau itu yang lebih norak, mana ada yeoja jalan dengan begitu percaya diri dengan kaca mata retak seperti itu” L.Joe balik mencibir
“Kau yang membuat kaca mataku retak!” Bela Eunmi
Mereka berdua terdiam dan seketika tertawa terbahak-bahak. Entah menertawakan apa? Kebodohan atau perkelahian mereka, mereka sendiri tidak tahu. Mungkin inilah yang disebut kebahagiaan saat kau tak tahu kau menertawakan apa tapi hanya ada satu alasan “hanya ingin tertawa”.
***
“Untung masyarakat sini tak mengenaliku jadi tidak akan terjadi apa-apa jika aku lepas kaca mata dan topiku” Ujar L.Joe membuang nafas lega
“Karena mereka tahu kalau kau itu tidak terkenal” Cibir Eunmi memasuki kawasan pasar malam
“Mereka yang tidak pernah menonton TV” Sangkal L.Joe
“Berarti aku salah satu dari mereka karena saat aku bertemu denganmu tak mengenalimu? Kau mengejekku tak pernah menonton TV” Eunmi melihat L.Joe kesal
“Ya itu kau. Norak!” L.Joe berjalan tanpa memperhatikan Eunmi
Di depan wahana bianglala terlihat antrian yang cukup panjang. L.Joe bergegas membeliticket saat Eunmi berdiri tak bergeming memandang bianglala sederhana yang berpendar dengan balutan neon beraneka warna.
“Tidak usah takut, aku ada disini. Kajja” L.Joe menarik tangan Eunmi menuju antrian
Saat giliran mereka menaiki salah satu kabin bianglala, Eunmi terlihat gemetar dengan langkah kaki gontai.
“Aku..” Eunmi menghentikan omongannya
“Tidak akan terjadi apa-apa. Bila kau takut, pegang tanganku” L.Joe menjulurkan tangannya dan tersenyum
Eunmi melihat wajah L.Joe dan memegang tangannya erat.
“Bukalah matamu. Untuk apa kau menaiki bianglala kalau kau pejamkan seperti itu” Ujar L.Joe
“Sudah aku bilang, aku takut ketinggian. Babo” Seru Eunmi masih terpejam
“Kau akan melewatkan sensasinya. Bukalah matamu, indahnya pemandangan lampu-lampu di bawah sana” Kata L.Joe
Perlahan Eunmi membuka matanya dan melihat pemandangan dari atas kemudian tersenyum.
“Indahnya” Seru Eunmi melihat L.Joe
“Apa kubilang” Senyum L.Joe
Eunmi mengangguk
“Gomawo” Ujar L.Joe
“Untuk apa?” Tanya Eunmi
“Sedikit membantu menyelesaikan janjiku” kata L.Joe
“Sedikit? aku memenuhi janjimu, kau tahu” Kata Eunmi
“Aku juga membantumu untuk tidak takut ketinggian” L.Joe memperlihatkan tangannya yang masih dipegang erat oleh Eunmi
“Jangan berpikir kau akan melepaskannya” Kata Eunmi
“Akan aku lepaskan” L.Joe menarik tangannya
“Andwaeyo” Kata Eunmi
Eunmi yang ketakutan kontan memeluk L.Joe. Dengan tangannya yang merangkul leher L.Joe, membuat nafasnya menyusuri kulit leher L.Joe. Masih dengan dada naik turun Eunmi mengeratkan pelukannya.
“Jangan dilepaskan, aku mohon” Pinta Eunmi
L.Joe yang terkejut dengan pelukkan Eunmi perlahan balas memeluk punggungnya. Bahkan saat Eunmi memeluknya lebih erat, dia balas memeluk Eunmi juga lebih erat. Selama putaran bianglala mereka terus berpelukan tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
“Aroma tubuh ini... sama” L.Joe merasa dejavu saat menghirup aroma tubuh Eunmi
“Tadi itu mengerikan” Kata Eunmi setelah turun dari salah satu kabin bianglala
“Kau yang mengerikan, aku hampir kehabisan nafas karena pelukanmu” Kata L.Joe acuh
“Bila kau tidak suka, harusnya lepaskan saja. Kau suka kan aku peluk” Ujar Eunmi tepat di wajah L.Joe
“Eh.. ti.. tidaakk” Ucap L.Joe terbata dengan wajah bersemu dan pergi menjauhi Eunmi sendiri
5 menit kemudian
“Kemana yeoja itu? Aku baru tinggalkan sebentar sudah menghilang” Gerutu L.Joe sambil membawa 2 bungkus besar cotton candy
“Ya! Disini kau rupanya? Yogi” Kata L.Joe menyerahkan salah satu cotton candy pada Eunmi
“Pororo” Eunmi menunjuk boneka pinguin yang ada didalam kotak
“Kajja” L.Joe memimpin berjalan
L.Joe berbalik karena merasa tidak diikuti oleh Eunmi dan saat dia menoleh, Eunmi masih saja melihat kearah boneka pinguin itu.
“Apa kau sangat menginginkannya?” Tanya L.Joe acuh
“Eoh” Eunmi mengangguk
“Minggir.” L.Joe berancang-ancang untuk memasukkan koin
“Akhirnyaaaa....” L.Joe mengangkat tinggi-tinggi boneka pinguin itu
“Sini” Pinta Eunmi polos
L.Joe menoleh dan memeluk boneka pinguin itu “Aku tidak mengambilkannya untukmu”
“Jadi bukan untukku?” Tanya Eunmi
“Bukan” L.Joe berjalan melewati Eunmi
“Eunmi-ya” Panggil L.Joe sambil melempar boneka pinguin
“Jaga baik-baik perjuanganku selama 2 jam itu!!” L.Joe mengingat koinnya habis hanya untuk mengambil boneka pinguin itu
“Ne, gamsahamnida” Eunmi berlari mengejar L.Joe sembari tersenyum dengan memeluk boneka pinguin dan menenteng 1 bungkus besar cotton candy
***
“Terimakasih untuk hari ini” Eunmi merona
“Tak usah dipikirkan” L.Joe berusaha menenangkan dirinya
“Maaf membuatmu pulang malam dan mengantarku sampai rumah” Lanjut Eunmi
“Sudah kubilang tak usah dipikirkan” Kata L.Joe acuh
“Aku pulang” Lanjut L.Joe menjauh dari pelataran rumah Eunmi
“Ne, hati-hati” Eunmi membungkuk
L.Joe yang menyusuri jalan seorang diri, merenung dengan kegiatan yang dia lakukan berdua dengan Eunmi seharian tadi. Tak terbersit sekalipun akan wajah Nicole noona, apa benar dia sudah melupakannya? L.Joe tersadar dari lamunannya ketika sebuah tangan menyentuh bahunya. Refleks L.Joe menoleh untuk mencari tahu siapa pemilik tangan itu.
BUUUKKK...
L.Joe tersungkur dan mengalir darah segar dari sudut bibirnya.
“Chuuh” L.Joe membuang darah yang ada di dalam mulutnya
“APA YANG KAU LAKUKAN CHUNJI!!!” Teriak L.Joe sembari bangkit
“Apa kau mulai menyukainya?” Tanya Chunji datar
“Menyukai? Siapa?” L.Joe terlihat geram
“Tak perlu kuperjelas” Kata Chunji tetap datar
“Eunmi?! Bila iya apa urusannya denganmu?” L.Joe terlihat lebih tenang
BUUKKK...
Sekali lagi Chunji meninju pipi L.Joe dan membuat aliran darah di bibir L.Joe semakin deras, pertanda Chunji memukul L.Joe dengan sekuat tenaga. L.Joe yang tidak terima pukulan Chunji, membalas meninju wajah Chunji tapi Chunji bisa menghindar dan itu semakin membuat L.Joe geram. Diambil kerah baju Chunji dan mengangkatnya tinggi-tinggi dan mengadu perut Chunji dengan lututnya sehingga membuat Chunji tersungkur. Belum puas melihat keadaan Chunji, L.Joe meninju wajah Chunji berkali-kali membuat wajahnya membiru dan bengap. Saat L.Joe lengah, Chunji mendorong tubuh L.Joe dan gantian meninju bolak balik wajah L.Joe yang kini nampak sama dengan Chunji. Berdarah, biru dan bengap.
“STOOOOPPPPP!!!!” Teriak seseorang dengan suara melengking
Orang itu menjatuhkan barang bawaannya dan berlari melerai mereka berdua.
“Berhenti!! Berhenti!! apa yang kalian lakukan?” Pinta orang itu dengan isakan tangis
“Chuuuhh” Lagi lagi L.Joe membuang darah yang ada di dalam mulutnya
Dengan kasar L.Joe menarik tangan orang yang melerai mereka. Chunji yang melihat kejadian itu geram dan hendak memukul L.Joe kembali tapi dihalangi oleh orang itu yang ternyata Eunmi.
L.Joe menarik Eunmi ke dalam pelukannya dengan sengaja, Chunji terlihat semakin geram.
“Kau panas Chunji? Akan kubuat kau lebih panas” Batin L.Joe
Eunmi yang merasa pelukan L.Joe mengendur berusaha berlari ke arah Chunji tapi tangannya ditarik dan membuatnya berciuman dengan L.Joe. Dengan sekuat tenaga dia mencoba melepaskan bibirnya dari bibir L.Joe yang terasa anyir tapi gagal karena cengkraman tangan L.Joe yang berada dibahunya terlalu kuat sehingga terasa sakit.
“Leuuuhhpaaassshhhkkaaannnn” Ujar Eunmi berusaha menghentikan ciuman L.Joe
Chunji masih berdiri mematung melihat mereka berciuman dengan ekspresi sendu yang teramat. L.Joe yang merasa puas dengan ekspresi Chunji melepaskan ciumannya dan tersenyum penuh kemenangan.
“Apa kau sena...” L.Joe menghentikan perkataannya saat melihat Eunmi menangis sejadi-jadinya di dalam pelukan L.Joe.
Chunji yang masih dengan mimik sendu menarik tangan Eunmi untuk menjauh dari L.Joe.
“Kau lebih menjijikkan dari yang kukira. Takkan kubiarkan kau jadikan Eunmi sebagai pelarian. Takkan kubiarkan!!” Chunji menarik Eunmi yang masih menangis tersedu-sedu menjauh dari L.Joe yang terlihat shock.
“Pelarian? Apa karena itu dia menangis seperti itu?” L.Joe duduk lunglai di lantai jalan yang hanya diri dan pikirannya yang berada di sana.
***
Pukul 3 pagi, Chunji yang menarik Eunmi berhenti di depan pintu apartement Teen Top.
“Lupakan” Chunji tertunduk sembari melepaskan pegangan tangan Eunmi
“Lupakan apa yang tadi kau dengar. Aku hanya emosi” Chunji menekan bel
Eunmi tak bergeming dengan wajah yang airmatanya telah mengering.
“Ya Chunji darimana saja kau seharian ini?! kau tidak tahu kami mengkhawatirkanmu, tunggu.. ada apa dengan wajahmu? Apa kau berkelahi?” CAP yang membuka pintu memutar wajah Chunji untuk mengetahui kondisinya
“Aku tidak apa hyung” Ujar Chunji lemah
“Apanya yang tidak apa-apa? Wajahmu bengkak. Ayo masuk” CAP menarik tangan Chunji
“Kenapa ribut-ribut?” Ujar Niel yang keluar kamar dengan wajah mengantuk
“HYUNG.. ADA APA DENGAN WAJAHMU!!!” Teriak Niel saat kesadarannya pulih
Mendengar teriakan Niel, Ricky dan Changjo membuka pintu kamar dan menuju ruang tamu. Dan sama dengan Niel, mereka berdua sama-sama terkejutnya melihat hyung-nya yang sangat menjaga ketampanan wajahnya menjadi babak belur seperti ini.
“Sudahlah, aku tidak apa-apa” Ujar Chunji menghentikan perhatian mereka
“Apanya yang tidak apa-apa?! Lihat wajahmu, butuh seminggu lebih menghilangkan memarnya” Ujar Changjo yang pernah mengalami memar-memar juga
“Stock obat P3K habis. Bagaimana ini?!” Teriak Ricky dari dalam
“Yoo Ra noona mungkin punya, cepat panggilkan Yoo Ra noona” Ucap CAP pada Changjo
“Ini air hangatnya hyung” Kata Niel membawa sebaskom air hangat dan melihat ke arah Eunmi
“Apa kau tahu apa yang telah terjadi?” tanya Niel yang bahkan belum tahu nama yeoja di hadapannya
“Mereka berkelahi” Ujar Eunmi pelan
“Mereka?” Tanya Ricky duduk di sebelah Eunmi
Eunmi mengangguk “Chunji dan ..."
“Ya! KAU MERASA JAGOAN LEE CHANHEE??!!” Teriak Yoo Ra yang membuat seluruh mata tertuju padanya
“Apa yang kau lakukan hah? Aigooo... lihatlah wajahmu, memar semua. Aku kira hanya Changjo yang begitu bodoh untuk berkelahi tapi ternyata hyungnya sama saja” Kata Yoo Ra membersihkan wajah Chunji
“L.Joe-ya kemana dia?” tanya Yoo Ra saat tak melihat sosok L.Joe dimanapun
Eunmi tersentak karena seharusnya diapun sudah pulang. Dengan luka separah itu mana mungkin dia tidak pulang.
“L.Joe dari pagi juga menghilang sudah berkali-kali aku menelponnya tapi tidak aktif. Kalian berdua membuatku cemas. Jangan bilang kalian berdua ......"
“Aku pamit” Eunmi berdiri dan membungkuk tanpa menunggu CAP menyelesaikan perkataannya
Mendengar perkataan Eunmi, Chunji hanya bisa bersandar dengan wajah tertunduk. Tapi disaat Eunmi melewati tubuhnya, ditarik tangan Eunmi sehingga membuatnya berhenti tepat disamping Chunji.
“Takkan kubiarkan dia mengambilmu” Ujar Chunji sembari melepaskan tangannya dari pergelangan tangan Eunmi
Eunmi tertunduk dan berlari keluar apartement sedangkan CAP, Niel, Ricky, Changjo dan Yoo Ra yang tidak tahu apa-apa melihat kepergian Eunmi dan tubuh Chunji yang tak berdaya hanya bisa ikut termenung.
***
“hh.. hh.. hh” Eunmi berlari dengan suara nafas tak teratur keluar dari mulutnya
Seperti orang kesetanan, Eunmi menoleh ke sekeliling mencari L.Joe yang belum pulang sejak tadi pagi. Masih dengan terus berlari dan nafas memburu Eunmi mencari L.Joe seperti orang gila. Di setiap sudut rumah, di taman, di setiap bar berharap L.Joe ada di salah satu tempat itu tapi hasilnya nihil. Masih dengan terus berlari dengan diiringi derasnya air sungai, Eunmi menuruni bantaran sungai yang berlapis rumput berwarna coklat akibat musim gugur.
Eunmi berhenti dengan dada naik turun dan berjalan mendekat ke arah seseorang yang tengah terbaring diatas rerumputan dengan wajah bengap. Merasakan seseorang tengah berdiri di samping tubuhnya, L.Joe membuka matanya dan melihat Eunmi dengan hembusan nafas berasap yang keluar dari mulutnya. L.Joe berdiri dan melihat Eunmi.
PLAAKKKK....
L.Joe memegang pipinya dan melihat Eunmi mencoba mencari penjelasan kenapa dia menamparnya. Tapi amarahnya redup seketika saat melihat wajah Eunmi yang begitu pucat dengan nafas yang masih memburu.
“Babo! Kenapa kau begitu bodoh membuat semua orang yang menyayangimu mengkhawatirkanmu? Gelisah menunggumu pulang? Apa tidak cukup mereka mendapat perlakuan acuhmu selama 2 tahun ini hah? Mereka.. mereka menunggu L.Joe yang dulu. L.Joe yang tidak kalah dengan keadaan, L.Joe yang bukan pecundang keadaan. Menunggu itu menyakitkan” Eunmi terisak
“Menunggu dengan harapan kebahagiaan yang berada di depan adalah hal yang paling membahagiakan tapi menunggu hanya untuk harapan sia-sia itu menyedihkan. Kumohon jangan biarkan mereka menunggu untuk hal yang sia-sia. Pulang.. Pulanglah L.Joe-ya.. Pulanglah” Lanjut Eunmi masih terisak
L.Joe terpaku melihat Eunmi menangis tersedu-sedu dihadapannya dan teringat kejadian beberapa jam lalu saat perkelahiannya dengan Chunji. Dikepalkan tangannya mencoba menahan emosi yang siap melumpuhkan pikiran sehatnya.
“Kenapa.... KENAPA KAU MENANGIS SEPERTI ITU? Apa.. apa aku begitu jahat........
*to be continued*
**************************
Tunggu Kelanjutannya yaaaa....... akan lebih menegangkan hahaha....
Chuuuu... chuuuuuu... chuuuuuuu.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Udah bacakan.. mari mari cipika cipiki sama yang punya :)